Transplantasi ginjal atau cangkok ginjal dilakukan untuk menangani kondisi gagal ginjal, yaitu kondisi di mana ginjal sudah tidak bisa berfungsi dengan baik. Dalam prosedur ini, dokter melakukan operasi untuk mengganti ginjal yang rusak dengan ginjal sehat dari pendonor.
Ginjal merupakan organ vital tubuh yang berfungsi menyaring zat limbah dari darah, yang kemudian dikeluarkan melalui urine. Bila fungsi ginjal mengalami gangguan, proses penyaringan tersebut akan terganggu sehingga zat limbah menumpuk di dalam tubuh. Jika dibiarkan, kondisi ini berpotensi mengancam nyawa.
Zat limbah pada penderita ginjal yang rusak sebenarnya bisa dikeluarkan dengan jalan cuci darah. Namun, bila kondisi ginjal sudah parah, transplantasi ginjal merupakan penanganan terbaik untuk gagal ginjal.
Cara Mendapatkan Donor Ginjal untuk Transplantasi Ginjal
Ada dua sumber untuk mendapatkan donor ginjal, yaitu melalui pendonor yang masih hidup atau yang baru meninggal dunia. Berikut ini adalah penjelasannya:
Pendonor yang masih hidup
Ginjal bisa didonorkan melalui pendonor yang masih hidup. Pendonor tersebut bisa dari keluarga, teman, atau siapa pun yang ingin memberikan ginjalnya dan siap hidup dengan satu ginjal saja di tubuhnya.
Pendonor yang telah meninggal dunia
Ginjal juga bisa didonorkan oleh seseorang yang telah meninggal dunia. Bahkan, pada kebanyakan kasus, ginjal diperoleh dari pendonor yang telah meninggal dunia. Meski demikian, ginjal sebaiknya berasal dari seseorang yang mengalami kematian fungsi otak atau disebut juga mati otak.
Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Transplantasi Ginjal
Setelah mendapatkan ginjal dari pendonor, penerima donor akan menjalani rangkaian tes untuk memastikan ginjal tersebut cocok dengan golongan darah dan jaringan tubuh. Hal ini penting dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya reaksi penolakan tubuh terhadap ginjal tersebut.
Sebelum menjalani transplantasi ginjal atau sebelum menemukan pendonor ginjal yang cocok, Anda disarankan untuk menjaga agar tubuh tetap sehat. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan:
- Mengonsumsi obat-obatan dan makanan yang telah dianjurkan oleh dokter
- Menghentikan kebiasaan merokok, jika Anda perokok aktif
- Membatasi konsumsi minuman beralkohol
- Berolahraga secara rutin
- Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala
Tidak semua orang bisa menjalani transplantasi ginjal. Ada beberapa kondisi yang menyebabkan seseorang tidak dapat menjalani transplantasi ginjal, yaitu:
- Berusia lanjut
- Menyalahgunakan minuman beralkohol atau obat-obatan
- Mengonsumsi obat atau menjalani perawatan tertentu
- Menderita kanker, penyakit jantung, atau gangguan mental
Prosedur Transplantasi Ginjal
Setelah mendapatkan ginjal yang cocok, Anda bisa langsung menjalani operasi transplantasi ginjal. Biasanya, operasi ini berlangsung selama 3–5 jam. Anda akan diberikan pembiusan total selama prosedur transplantasi ginjal berlangsung.
Berikut ini adalah tahapan prosedur tranplantasi ginjal:
- Dokter membuat sayatan di bagian bawah perut
- Dokter akan mengangkat ginjal yang rusak dan menggantinya dengan ginjal baru dari donor
- Pembuluh darah dari ginjal baru ke pembuluh darah di bagian bawah perut dihubungkan
- Ureter atau saluran yang menghubungkan ginjal ke kandung kemih disambungkan ke kandung kemih
- Dokter akan menutup luka sayatan dengan jahitan
Biasanya, ginjal baru sudah bisa langsung menjalankan fungsinya sesaat setelah darah mengalir ke organ tersebut. Namun, pada beberapa kasus, ginjal memerlukan waktu yang lebih lama untuk memproduksi urine.
Sambil menunggu ginjal baru bekerja dengan optimal, Anda dapat melakukan cuci darah. Anda juga harus mengonsumsi obat imunosupresan seumur hidup untuk mencegah tubuh menolak ginjal yang baru.
Risiko Transplantasi Ginjal
Tiap tindakan medis pasti memiliki risiko, begitu pula dengan transplantasi ginjal. Ada beberapa risiko jangka pendek dan jangka panjang yang dapat terjadi, yaitu:
Risiko jangka pendek
Dalam jangka pendek, transplantasi ginjal dapat menimbulkan beberapa risiko, seperti:
- Infeksi
- Perdarahan
- Lonjakan kadar gula darah yang sulit dikendalikan, khususnya bagi penderita diabetes
- Penggumpalan darah
- Kebocoran urine
- Kelemahan saraf dan otot di sekitar lutut
- Penyempitan pembuluh darah ke jantung yang menyebabkan serangan jantung
- Deep vein thrombosis
- Reaksi penolakan tubuh terhadap ginjal baru
- Stroke
Risiko jangka panjang
Selain komplikasi jangka pendek, transplantasi ginjal juga dapat menimbulkan komplikasi jangka panjang. Komplikasi ini dapat muncul setelah 6 bulan atau bertahun-tahun pascaoperasi dan biasanya disebabkan oleh kebiasaan atau pola hidup yang dijalani.
Selain itu, komplikasi ini juga dapat disebabkan oleh obat imunosupresan yang perlu dikonsumsi rutin dalam jangka panjang.
Berikut adalah beberapa komplikasi jangka panjang transplantasi ginjal:
- Infeksi virus, seperti influenza, infeksi saluran pernapasan, mononukleosis, cacar air, dan herpes zoster
- Infeksi bakteri, seperti diare dan ISK
- Infeksi jamur, seperti aspergilloma
- Hernia
- Penyempitan pembuluh darah ginjal
- Penyempitan ureter
- Stroke
- Penyakit ginjal berulang
- Peningkatan tekanan darah dan nafsu makan akibat obat imunosupresan
- Serangan jantung
- Kanker, seperti kanker kulit atau kanker limfoma
Panduan Menjalani Hidup setelah Transplantasi Ginjal
Setelah transplantasi ginjal, Anda diharuskan menjalani gaya hidup sehat. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda lakukan:
1. Memeriksakan diri ke dokter secara rutin
Selama minggu-minggu pertama setelah operasi, Anda harus kontrol ke dokter sebanyak 2–3 kali dalam seminggu. Setelahnya, jadwal kontrol bisa dikurangi menjadi 2–3 bulan sekali bila Anda tidak memiliki gangguan kesehatan yang serius usai transplantasi.
2. Memeriksakan kesehatan kulit
Risiko terkena kanker, khususnya kanker kulit, meningkat usai transplantasi ginjal. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk mengecek kondisi kulit dan bagian tubuh lainnya secara berkala guna mendeteksi tanda-tanda kanker kulit atau kanker jenis lainnya.
3. Mengubah pola makan
Kebanyakan orang masih bisa mengonsumsi beragam jenis makanan usai menjalani transplantasi ginjal. Namun, selama mengonsumsi obat imunosupresan dengan dosis tinggi, Anda disarankan untuk menghindari makanan berikut ini:
- Makanan yang mengandung telur mentah, termasuk mayones
- Daging atau makanan laut yang tidak matang
- Produk olahan susu yang belum dipasteurisasi
Setelah dokter menentukan dosis obat imunosupresan dan fungsi ginjal baru telah membaik, Anda disarankan untuk menjalani pola makan sehat dengan mengonsumsi buah, sayuran, produk olahan susu, biji-bijian utuh, serta protein yang berasal dari daging, telur, ikan, dan kacang.
Selain itu, hindari makanan yang mengandung tinggi garam dan gula guna menghindari risiko tekanan darah tinggi dan diabetes.
4. Berhenti merokok
Jika Anda menjalani transplantasi ginjal, sangat disarankan untuk tidak merokok. Ini karena merokok bisa mengurangi daya tahan ginjal baru. Selain itu, merokok juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker.
5. Berolahraga secara rutin
Setelah kondisi fisik dinyatakan pulih, Anda disarankan untuk rutin berolahraga selama 30 menit, sebanyak 3–5 kali seminggu atau sekitar 2,5 jam setiap minggunya. Olahraga yang bisa Anda lakukan, misalnya jalan cepat, berenang, bersepeda, atau bermain tenis.
Prosedur transplantasi ginjal di rumah sakit merupakan usaha untuk memperpanjang usia penderita gagal ginjal. Rata-rata ginjal baru, dapat bertahan selama sekitar 10–12 tahun.
Tingkat ketahanan ginjal yang baru di transplantasi ini akan bergantung pada seberapa cocoknya ginjal dengan tubuh, sumber ginjal, serta usia dan kondisi kesehatan Anda secara menyeluruh.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter melalui Chat Bersama Dokter, bila Anda mengalami keluhan setelah menjalani transplantasi ginjal. Dengan begitu, dokter dapat memberikan saran penanganan yang tepat, sesuai keluhan yang Anda alami.