Sindrom geriatri merupakan berbagai gejala dari masalah kesehatan yang sering terjadi pada orang lanjut usia atau lansia akibat proses penuaan. Bila tidak ditangani dengan baik, sindrom ini bisa menyebabkan kualitas hidup lansia menurun.
Sindrom adalah kumpulan gejala yang muncul bersamaan dan biasanya disebabkan oleh penyakit atau kondisi medis tertentu. Sementara itu, geriatri adalah sebutan bagi kaum lansia, yaitu orang berusia di atas 60 tahun.
Sindrom geriatri umumnya bersifat menahun dan tidak memiliki gejala yang khas atau spesifik. Selain itu, lansia yang mengalami sindrom geriatri juga biasanya akan mengalami penurunan fungsi organ akibat proses penuaan.
Hal ini menyebabkan lansia kurang mampu atau kesulitan dalam melakukan aktivitas harian, seperti mandi atau berpakaian, sehingga perlu dibantu oleh orang-orang di sekitarnya.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seorang lansia bisa mengalami sindrom geriatri, di antaranya faktor genetik, kondisi fisik maupun psikologis, kondisi lingkungan, dan status sosial.
Macam-Macam Sindrom Geriatri pada Lansia dan Penanganannya
Berikut ini adalah beberapa macam gangguan kesehatan pada lansia yang tergolong ke dalam sindrom geriatri:
1. Inkontinensia urine dan tinja
Lansia dengan sindrom geriatri biasanya mengalami inkontinensia urine. Selain itu, penderita sindrom geriatri juga bisa mengalami inkontinensia tinja atau tidak bisa menahan buang air besar.
Lansia dengan inkontinensia urine disarankan mengurangi konsumsi minuman berkafein dan beralkohol, serta menghentikan kebiasaan merokok. Inkontinensia urine umumnya dapat ditangani dengan pemberian obat-obatan, alat bantu medis, senam Kegel, atau fisioterapi termasuk terapi listrik pada saraf yang mengatur fungsi berkemih.
Sementara itu, penanganan inkontinensia tinja pada lansia bisa meliputi pemberian obat-obatan, rekomendasi pola makan dan olahraga khusus, fisioterapi, serta operasi untuk memperbaiki otot di sekitar anus.
Para lansia yang mengalami inkontinensia urine atau tinja juga biasanya perlu menggunakan popok dewasa.
2. Gangguan tidur
Keluhan gangguan tidur yang sering dialami oleh lansia adalah sulit tidur, tidur tidak nyenyak dan mudah terbangun, atau sering terbangun saat tidur dan sulit untuk tidur kembali. Lansia yang mengalami gangguan tidur juga biasanya merasa lesu setelah bangun di pagi hari.
Kondisi ini dapat memengaruhi kualitas hidup dan memengaruhi kondisi kesehatan lansia. Gangguan tidur bisa ditangani dengan pemberian obat-obatan dari dokter dan psikoterapi bila disebabkan oleh gangguan psikologis.
Selain itu, lansia yang mengalami gangguan tidur disarankan untuk membatasi waktu tidur siang, serta tidak berolahraga atau mengonsumsi minuman berkafein saat sore hari.
3. Demensia
Demensia adalah penyakit yang mengakibatkan penurunan daya ingat dan cara berpikir. Kondisi ini dapat membuat lansia sulit bersosialisasi dan sulit menjalani aktivitas sehari-hari dengan baik. Demensia juga erat kaitannya dengan gangguan mental lain, seperti depresi.
Lansia dengan demensia perlu mendapatkan penanganan yang komprehensif, seperti pemberian obat-obatan untuk meringankan gejala demensia, misalnya obat golongan acetylcholinesterase inhibitors, memantine, antipsikotik, dan antidepresan.
Lansia yang mengalami demensia juga perlu menjalani pola makan bergizi seimbang. Untuk meringankan gejala demensia, dokter mungkin akan meresepkan suplemen vitamin E, asam folat, dan omega-3, untuk mendukung fungsi otak.
Selain obat-obatan, demensia juga perlu ditangani dengan psikoterapi, terapi okupasi, dan terapi stimulasi kognitif atau senam otak.
4. Delirium
Delirium merupakan kondisi darurat medis berupa rasa bingung yang parah dan terjadi secara tiba-tiba. Ketika mengalami delirium, lansia juga akan merasa gelisah dan cemas.
Lansia dengan sindrom geriatri yang mengalami delirium perlu mendapat pemantauan langsung di rumah sakit. Hal ini penting dilakukan agar mereka tidak melukai diri sendiri atau orang lain dan dokter dapat secara langsung memberikan pengobatan untuk mengatasi kondisi delirium.
5. Gangguan keseimbangan dan terjatuh
Seiring memasuki usia tua, kekuatan fisik pun semakin melemah. Hal ini bisa membuat lansia sulit mempertahankan posisi dan keseimbangan tubuh. Selain itu, lansia juga kerap mengalami penurunan kualitas penglihatan. Hal ini bisa membuat para lansia dengan sindrom geriatri mudah terjatuh dan mengalami cedera atau terluka.
Risiko cedera pada lansia juga bisa meningkat apabila mereka berjalan di jalan yang tidak rata atau saat penerangan jalan kurang memadai. Cedera akibat terjatuh bahkan dapat menyebabkan lansia mengalami patah tulang.
Penanganan untuk lansia dengan sindrom geriatri yang kerap terjatuh adalah dengan memastikan lingkungan tempat tinggal atau rumah bagi lansia aman dan memiliki fasilitas yang baik agar tidak berpotensi menyebabkan cedera.
6. Osteoporosis
Osteoporosis ditandai dengan pengeroposan tulang yang umum terjadi pada lansia, khususnya wanita usia lanjut. Kondisi ini terjadi ketika kemampuan tubuh untuk memperbaiki dan memperkuat jaringan tulang semakin menurun karena faktor penuaan.
Oleh karena itu, para lansia perlu menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin, termasuk pemeriksaan tulang. Osteoporosis pada lansia bisa diatasi dengan meningkatkan asupan kalsium dan vitamin D, serta pengobatan dari dokter.
Aktivitas fisik seperti latihan kekuatan, senam lansia, dan senam osteoporosis juga penting untuk menjaga kesehatan tulang. Keluarga atau orang yang merawat lansia penderita osteoporosis juga perlu menjaga dan memantau saat lansia beraktivitas untuk meminimalkan risiko terjatuh atau cedera.
7. Kondisi lainnya
Selain kelima kondisi di atas, ada beberapa kondisi lain yang termasuk dalam kategori sindrom geriatri, yaitu:
- Gangguan pendengaran
- Gangguan penglihatan, misalnya akibat katarak atau degenerasi makula
- Gangguan seksual, seperti impotensi dan vagina kering
- Daya tahan tubuh yang melemah
- Malnutrisi dan gangguan makan
- Sulit atau tidak bisa bergerak
- Kelainan fungsi organ, seperti ginjal dan hati
Karena kondisi tubuhnya yang sudah melemah akibat penuaan atau adanya penyakit penyerta, lansia rentan terkena sindrom geriatri yang terdiri dari berbagai masalah kesehatan di atas. Sindrom geriatri pada lansia perlu diperiksakan dan ditangani oleh dokter geriatri.
Oleh karena itu, jika Anda memiliki anggota keluarga atau kerabat yang sudah berusia lanjut dan mengalami tanda serta gejala sindrom geriatri, sebaiknya ajak mereka untuk berkonsultasi dengan dokter agar pemeriksaan dan penanganan yang tepat dapat dilakukan.