Stiff person syndrome (SPS) adalah penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat, meliputi otak dan sumsum tulang belakang. Kondisi ini membuat otot-otot tubuh menjadi kaku, sehingga penderitanya sulit bergerak dan beraktivitas.
Stiff person syndrome atau sindrom orang kaku tergolong jarang terjadi dan lebih berisiko dialami oleh wanita daripada pria. Penyebab kondisi ini belum dapat dipastikan. Namun, para ahli menduga bahwa SPS terjadi saat sistem kekebalan tubuh menyerang protein dalam sel-sel saraf.
Selain itu, SPS juga diketahui lebih sering terjadi pada penderita diabetes tipe 1, vitiligo, anemia pernisiosa, atau kanker tertentu, seperti kanker ginjal, kanker payudara, kanker paru-paru, dan limfoma.
Gejala Stiff Person Syndrome
Gejala utama stiff person syndrome adalah otot-otot tubuh menjadi kaku. Mulanya, kekakuan otot akan terasa hilang timbul dan terjadi pada area tertentu, seperti pada bagian perut, dada, panggul, atau punggung, dan terjadi secara hilang timbul. Lambat laun, kekakuan otot akan semakin terasa dan menyebar ke beberapa bagian tubuh, termasuk tungkai, lengan, dan wajah.
Saat kekakuan otot sudah terasa berat, beberapa penderitanya bisa mengalami kelainan lengkungan tulang belakang, seperti kifosis atau hiperlordosis. Bahkan, bila kondisi ini sudah parah, penderitanya bisa sulit bergerak bahkan tidak mampu berjalan.
Otot tubuh yang kaku sering kali terjadi bersamaan dengan kejang otot sama seperti yang dialami oleh penderita Isaac syndrome. Biasanya, munculnya keluhan ini dipicu oleh suara keras, sentuhan, paparan suhu dingin, atau stres. Kejang yang disertai dengan kekakuan otot bisa berlangsung selama beberapa detik, menit, hingga berjam-jam.
Kalau sudah parah, kejang otot bisa membuat penderita SPS kehilangan kendali atas gerakan tubuhnya. Selain itu, penderita SPS juga lebih rentan mengalami gejala kecemasan dan depresi.
Pengobatan Stiff Person Syndrome
Belum ada obat yang benar-benar efektif untuk mengatasi stiff person syndrome. Pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk meredakan gejala sehingga penderita bisa tetap produktif dan melakukan aktivitasnya sehari-hari dengan normal. Beberapa penanganan yang akan diberikan oleh dokter untuk mengatasi SPS antara lain:
- Obat-obatan, seperti obat penenang, obat pelemas otot (baclofen atau gabapentin), obat kejang (levetiracetam atau pregabalin), obat kortikosteroid, atau obat antiinflamasi nonsteroid
- Terapi khusus, seperti IVIG, plasmapheresis, atau fisioterapi
- Transplantasi sumsum tulang
Selain itu, beberapa pilihan pengobatan lain yang mungkin bisa dilakukan oleh penderita SPS untuk meringankan gejala kekakuan otot adalah pijat, terapi air, terapi panas, atau akupuntur.
Hingga saat ini, cara mencegah stiff person syndrome belum diketahui secara pasti. Namun, kalau kamu mengalami kekakuan dan kejang otot di batang tubuh, lengan, dan kaki, sebaiknya periksakan diri ke dokter agar bisa diberikan penanganan yang tepat.