Tes MMPI adalah salah satu tes psikologi yang paling banyak digunakan di dunia. Tes ini terbagi menjadi beberapa jenis dengan jumlah pertanyaan yang berbeda-beda. Tes MMPI dapat membantu profesional kesehatan mental untuk mendiagnosis berbagai masalah kesehatan mental hingga gangguan kejiwaan pada seseorang.
Tes MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory) dikembangkan oleh seorang psikolog klinis dan seorang neuropsikiatri dari University of Minnesota, Amerika Serikat, pada tahun 1937. Tes psikologi ini digunakan sebagai alat penilaian klinis untuk menilai, mendiagnosis, dan mengevaluasi kondisi kejiwaan seseorang.
Tes MMPI berisi berbagai pertanyaan benar/salah yang dinilai pada skala tertentu untuk menggambarkan kondisi mental seseorang dan bagaimana ia merespons stres. Tes MMPI juga umum digunakan dalam proses rekrutmen pekerjaan profesional guna menilai kestabilan emosional dan kepribadian kandidat, serta dalam ranah forensik dan hukum.
Jenis-Jenis Tes MMPI
Sejak dikembangkan di tahun 1930-an, tes MMPI telah direvisi dan diperbarui beberapa kali untuk meningkatkan akurasi dan validitas. Berikut ini adalah jenis-jenis tes MMPI:
- MMPI-2, telah diperbarui mulai pada tahun 1989, 2001, 2003, dan 2009. Ini menjadi tes penilaian klinis standar dan paling sering digunakan untuk orang dewasa. MMPI-2 berisi 567 butir soal dan memerlukan waktu pengerjaan sekitar 60–90 menit.
- MMPI-2-RF, edisi revisi diterbitkan pada tahun 2008 dan dianggap sebagai alternatif MMPI-2 versi lebih pendek. Versi ini ditujukan untuk orang dewasa dan berisi 338 soal benar/salah yang memerlukan waktu sekitar 35–50 menit untuk menyelesaikannya.
- MMPI-A, diterbitkan pada tahun 1992 yang ditujukan untuk remaja usia 14–18 tahun. Tes ini memiliki 478 pertanyaan dan membutuhkan waktu sekitar 60 menit untuk menyelesaikannya.
- MMPI-A-RF, dipublikasikan pada tahun 2016 berisi 241 pertanyaan yang membutuhkan waktu 25–45 menit untuk menjawabnya.
- MMPI-3, edisi terbaru dirilis pada tahun 2020. Tes ini berisi 335 soal yang memerlukan waktu pengerjaan 25–35 menit.
Berbagai Skala dalam Tes MMPI
Tes MMPI memiliki 10 skala klinis yang digunakan untuk menggambarkan proses psikologis seseorang dan bagaimana ia merespons stres. Setiap skala terdiri dari sekelompok pertanyaan yang akan menunjukkan kondisi psikologis tertentu.
Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai 10 skala klinis dalam tes MMPI yang paling banyak digunakan:
Skala 1: Hypochondriasis
Skala ini ditujukan untuk menilai kekhawatiran yang berlebihan seseorang terhadap kesehatan dirinya sendiri hingga mengganggu interaksi sehari-harinya bersama orang lain. Kekhawatiran tersebut biasanya tidak beralasan dan terus berlanjut meskipun tidak ada bukti medis yang bisa mendukungnya.
Skala 2: Depression
Skala ini berisi seputar pertanyaan-pertanyaan terkait dengan depresi klinis, seperti ketidakpuasan secara keseluruhan dalam hidup atau tidak memiliki harapan untuk masa depan.
Skala 3: Hysteria
Skala histeria bertujuan untuk mengevaluasi respons seseorang terhadap stres, termasuk gejala fisik dan emosional saat berada di bawah tekanan yang berat. Ada 5 aspek yang dinilai dari skala ini, yaitu kesehatan fisik yang buruk, rasa malu, sinisme, sakit kepala, dan neurotisme (kepribadian kecenderungan mengalami emosi negatif).
Skala 4: Psychopathic deviate
Berbagai soal yang ada dalam skala ini diberikan untuk menilai perilaku dan sikap antisosial, serta kepatuhan atau perlawanan seseorang terhadap aturan atau norma sosial. Skala ini juga dapat mengukur perasaan terisolasi atau “asing” dari diri sendiri dan lingkungan sekitar.
Skor yang tinggi pada skala psychopathic deviate bisa mengindikasikan gangguan kepribadian.
Skala 5: Masculinity/femininity
Skala ini dibuat untuk mengevaluasi seberapa konsisten seseorang mematuhi nilai dan peran maskulin dan feminin. Nantinya, pertanyaan yang akan muncul akan bersifat lebih pribadi, seperti menyangkut hobi, minat, serta selera seni, musik, dan desain.
Skala 6: Paranoia
Skala paranoia akan mengevaluasi berbagai gejala yang terkait dengan psikosis, seperti kecurigaan yang berlebihan terhadap orang lain, perasaan teraniaya, dan kepekaan yang berlebihan. Skor yang tinggi pada skala ini menunjukkan kemungkinan adanya gangguan kepribadian paranoid atau gangguan psikosis.
Skala 7: Psychasthenia
Skala ini mengukur kemampuan seseorang untuk menahan pikiran atau perilaku tertentu dan perasaan mengganggu yang ditimbulkannya. Psychasthenia bisa mencerminkan kecemasan, depresi, dan gangguan obsesif kompulsif.
Skala 8: Schizophrenia
Skala ini bertujuan untuk menunjukkan kemungkinan adanya gangguan skizofrenia. Pertanyaan yang muncul adalah seputar halusinasi, delusi, dan perasaan yang terisolasi dari lingkungan sekitar.
Skala 9: Hypomania
Skala hipomania digunakan untuk menilai gejala terkait dengan hipomania, seperti energi yang berlebihan, suasana hati yang meningkat tetapi tidak stabil, halusinasi, delusi, aktivitas motorik yang cepat, mudah tersinggung, dan periode depresi yang singkat. Skor skala 9 yang tinggi menunjukkan kemungkinan adanya gangguan bipolar.
Skala 10: Social introversion
Skala ini bertujuan untuk menilai kecenderungan seseorang untuk menghindari interaksi sosial atau menarik dirinya dari lingkungan sosial. Pertanyaan dalam skala ini juga dirancang untuk menilai rasa malu dan kurangnya keterampilan sosial.
Hasil tes MMPI yang akurat harus dinilai oleh psikolog klinis atau psikiater yang telah menerima pelatihan khusus dalam penggunaan MMPI. Pasalnya, salah menafsirkan hasil tes MMPI bisa memberikan dampak yang berbahaya, terutama bagi orang yang menjalaninya.
Meski bisa digunakan untuk menilai kondisi mental seseorang, tes MMPI bukan satu-satunya patokan utama dan harus digunakan bersama dengan alat penilaian psikologis lainnya yang dibutuhkan.
Persiapan Tes MMPI
MMPI adalah tes psikologis yang memiliki hak cipta sehingga materi tesnya tidak tersedia secara bebas untuk umum. Jadi, hanya profesional yang bisa membeli dan mendapatkan tes MMPI. Tes MMPI bisa diberikan secara individu atau kelompok yang tersedia baik dalam bentuk tertulis maupun melalui komputer.
Inilah beberapa tips yang bisa diterapkan agar Anda bisa lebih tenang dalam menjawab semua pertanyaan tes sehingga hasilnya akurat:
- Istirahat yang cukup sebelum tes.
- Pastikan tidak sedang dalam kondisi emosional yang parah, misalnya sangat marah, terlalu cemas, atau terlalu sedih.
- Jangan lupa untuk makan terlebih dahulu agar bisa fokus saat mengisi tes.
- Baca dengan teliti setiap pertanyaan dalam tes dan jawablah dengan jujur sesuai dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan.
Penting dipahami, tes MMPI bukanlah tes yang mengharuskan Anda lulus atau gagal, melainkan bagian dari evaluasi psikologis yang dilakukan oleh profesional kesehatan mental. Berdasarkan hasil tes MMPI, seorang psikiater akan memiliki gambaran mengenai kondisi mental yang Anda alami.
Dengan hasil tes MMPI, psikiater juga bisa menentukan rencana tindak lanjut terhadap kondisi mental yang ditemukan. Oleh karena itu, jika Anda ingin melanjutkan studi atau pekerjaan secara profesional, atau mengalami gejala tertentu terkait dengan mental, misalnya kecemasan berlebih, sebaiknya berkonsultasi ke psikolog atau psikiater melalui Chat Bersama Dokter untuk mendapatkan saran atau tindak lanjut yang tepat.