Virus Langya pertama kali ditemukan di Tiongkok Timur dan diduga dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Sejauh ini, puluhan orang di Cina telah terinfeksi virus Langya dengan beragam gejala, mulai dari demam, kelelahan, batuk, hingga nyeri otot.
Sebagian besar infeksi virus Langya terjadi pada petani. Virus ini diduga kuat ditularkan dari hewan ke manusia setelah ditemukannya materi genetik (RNA) virus Langya pada hewan pengerat, seperti tikus, serta antibodi virus Langya pada beberapa kambing dan anjing.
Para petani yang terinfeksi virus Langya umumnya melakukan kontak dengan hewan-hewan tersebut dalam kurun waktu sebulan sebelum timbulnya gejala. Namun, sejauh ini belum ada laporan kasus kematian akibat infeksi Langya henipavirus (LayV) ini.
Keberadaan virus Langya belum terdeteksi di Indonesia hingga saat ini. Meski demikian, Indonesia termasuk negara yang berisiko terkena wabah virus Langya karena memiliki bentang alam yang luas dan banyak hewan liar, serta tidak sedikit orang yang mungkin sering melakukan kontak langsung dengan tikus dan hewan liar.
Gejala Infeksi Virus Langya
Virus Langya mirip dengan henipavirus lainnya, yaitu virus Hendra dan virus Nipah, yang dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan. Infeksi virus ini umumnya menimbulkan gejala seperti flu dan disertai keluhan lainnya, yaitu:
- Demam
- Batuk
- Kelelahan
- Nyeri otot
- Sakit kepala
- Mual
- Muntah
Infeksi Langya henipavirus juga diketahui dapat menurunkan jumlah trombosit darah dan sel darah putih, serta menyebabkan gangguan fungsi hati dan ginjal.
Penularan Virus Langya
Infeksi virus Langya termasuk penyakit zoonosis, yaitu penyakit infeksi yang ditularkan dari hewan, dalam hal ini tikus, ke manusia. Namun, sejauh ini, belum jelas bagaimana virus ini bisa menginfeksi manusia, apakah ditularkan langsung oleh tikus atau lewat hewan perantara.
Sementara itu, penularan virus Langya dari manusia ke manusia masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. Hal ini dikarenakan dari puluhan infeksi virus Langya di Tiongkok, tidak ada satu kasus pun yang saling terkait.
Berdasarkan penelitian, belum tampak adanya kemungkinan infeksi virus Langya merebak menjadi pandemi. Namun, para ahli masih melakukan uji pada sampel manusia dan hewan secara terus-menerus untuk memastikan virus ini tetap terkendali.
Meskipun kemungkinan infeksi virus Langya menjadi pandemi belum tampak, langkah pencegahan tetap harus dilakukan. Berikut ini adalah cara mencegah infeksi Langya henipavirus:
- Cucilah tangan dengan sabun dan air mengalir secara teratur.
- Hindari kontak langsung dengan tikus atau hewan liar maupun hewan ternak yang sakit.
- Hindari mengonsumsi bahan makanan atau minuman yang telah atau mungkin terkontaminasi oleh tikus dan hewan liar, seperti buah yang belum dibersihkan maupun buah yang jatuh.
- Jauhi area dengan populasi tikus dan hewan liar tinggi.
- Bersihkan selalu lingkungan tempat tinggal Anda, terutama jika sering menemukan kotoran tikus di halaman rumah.
Selain melakukan langkah pencegahan, Anda juga dianjurkan untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang, mencukupi asupan cairan, rutin berolahraga, mengelola stres dengan baik, dan beristirahat yang cukup agar tubuh selalu sehat.
Jika Anda merasakan keluhan yang mengarah ke gejala infeksi virus Langya seperti yang telah disebutkan di atas, terlebih jika Anda baru melakukan kontak langsung dengan tikus atau hewan liar, sebaiknya periksakan diri Anda ke dokter agar penyebabnya bisa diketahui dan diberikan penanganan yang tepat.