Ciri-ciri anak autis umumnya mulai terlihat jelas saat ia menginjak usia 1–2 tahun. Ciri-ciri yang terlihat tersebut antara lain adalah anak jarang melakukan kontak mata atau tidak tanggap sama sekali ketika namanya dipanggil.
Autisme atau autism spectrum disorder (ASD) merupakan gangguan perkembangan pada anak yang menyebabkan kemampuan komunikasi dan sosialisasi anak terganggu.
Hingga kini, penyebab autisme masih belum diketahui secara pasti. Namun, risiko terjadinya gangguan autisme dapat meningkat jika terdapat faktor genetik dan lingkungan, misalnya paparan racun, efek samping obat-obatan, infeksi virus, serta gaya hidup tidak sehat selama hamil.
Ciri-Ciri Anak dengan Autisme
Gejala autisme cukup beragam dan tiap anak yang menderita kondisi ini dapat menunjukkan gejala yang berbeda-beda. Gejalanya pun hampir serupa dengan sindrom Pitt-Hopkins. Namun, secara umum, ciri-ciri anak autis terdiri dari tiga karakteristik utama, yaitu:
Gangguan berkomunikasi
Gangguan komunikasi yang kerap dialami anak penderita autisme adalah sulit bicara, menulis, membaca, dan memahami bahasa isyarat, seperti menunjuk dan melambai.
Hal ini kemudian membuat ia sulit untuk memulai percakapan dan memahami maksud dari suatu perkataan atau petunjuk yang diberikan orang lain.
Tak jarang anak dengan autisme mengucapkan satu kata secara berulang atau yang beberapa waktu lalu didengarnya (ekolalia) menyerupai latah. Ia juga suka mengucapkan sesuatu dengan nada tertentu atau seperti sedang bersenandung.
Gangguan dalam berhubungan sosial
Salah satu ciri-ciri anak autis adalah sulit bersosialisasi. Anak dengan autisme sering kali terlihat asyik dengan dunianya sendiri, sehingga sulit terhubung dengan orang-orang di sekitarnya.
Terkadang anak dengan autisme juga terlihat kurang responsif atau sensitif terhadap perasaannya sendiri atau pun orang lain.
Oleh karena itu, anak dengan autisme biasanya tidak mudah berteman, bermain, dan berbagi mainan dengan teman. Ia juga akan fokus terhadap suatu objek atau mata pelajaran di sekolah.
Gangguan berperilaku
Berikut ini adalah beberapa pola perilaku khas yang biasanya ditunjukkan oleh anak dengan autisme:
- Marah, menangis, atau tertawa tanpa alasan yang jelas
- Hanya menyukai atau mengonsumsi makanan tertentu
- Melakukan tindakan atau gerakan tertentu secara berulang, seperti mengayun tangan atau memutar-mutarkan badan
- Hanya menyukai objek atau topik tertentu
- Melakukan aktivitas yang membahayakan dirinya sendiri, seperti menggigit tangan dengan kencang atau membenturkan kepala ke dinding
Kendati demikian, gejala autisme tidak selamanya buruk. Beberapa anak dengan autisme ada yang memiliki kelebihan atau bakat di bidang tertentu, seperti mampu belajar secara rinci lalu mengingatnya untuk waktu yang lama atau tertarik mempelajari seni musik dan menggambar.
Diagnosa Anak dengan Autisme
Ciri-ciri anak autis terkadang juga bisa menyerupai gangguan lain, seperti gangguan cemas, atau sindrom Asperger, serta sering dikaitkan dengan sindrom savant. Oleh karena itu, anak yang dicurigai menderita autisme perlu diperiksakan ke dokter anak.
Dalam mendiagnosis autisme pada anak, dokter akan mengevaluasi tumbuh kembang anak, seperti menilai kemampuan berbicara, berperilaku, belajar, hingga pergerakannya.
Jika ditemukan beberapa masalah pada hasil evaluasi di atas, dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan lain berupa tes pendengaran, tes genetik, dan konsultasi psikologi anak.
Tips Berkomunikasi dengan Anak Autisme
Memang tidak mudah berkomunikasi dengan anak yang mengalami autisme. Dukungan dari orang tua dan orang-orang di lingkungan sekitarnya sangat berarti baginya.
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan dalam menjalin komunikasi yang baik dengan anak autisme:
- Biasakan berbicara dengan kalimat singkat dan jelas, atau berbicara secara perlahan dengan jeda di antara kata.
- Berikan waktu kepada anak untuk memahami perkataan Anda.
- Jika perlu, iringi kata yang Anda ucapkan dengan gerakan tubuh yang sederhana.
- Panggil anak selalu dengan namanya.
Hingga saat ini, belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan autisme. Namun, ada beberapa metode terapi yang dapat dilakukan untuk membantu anak dengan autisme meningkatkan kemampuannya. Dengan demikian, ia dapat beraktivitas seperti teman sebayanya.
Penting untuk mengenali ciri-ciri anak autis agar diagnosis dan penanganan yang tepat dapat dilakukan sedini mungkin. Jika Anda menemukan tanda atau gejala pada anak yang mengarah ke kondisi autisme, sebaiknya bawalah ia ke dokter untuk memastikan kondisinya.