Agoraphobia adalah ketakutan yang muncul saat seseorang merasa sulit melarikan diri atau mendapatkan bantuan. Ketakutan ini umumnya terjadi di ruang publik atau situasi yang ramai dan membuat penderitanya kerap merasa terjebak serta tidak berdaya.
Seseorang dengan agoraphobia cenderung memilih berada di rumah daripada bepergian ke tempat yang bisa menimbulkan rasa takutnya, seperti pasar atau transportasi umum. Selain merasa takut saat berada di ruang publik, penderita fobia ini juga merasa ketakutan saat berada di luar rumah sendirian.
Apabila harus meninggalkan rumah, penderita agoraphobia merasa perlu ditemani oleh orang terdekat yang dipercaya bisa “menyelamatkan” mereka dari situasi yang berbahaya.
Hingga saat ini, penyebab agoraphobia masih belum diketahui secara pasti. Namun, fobia ini lebih rentan terjadi pada orang dengan riwayat serangan panik berulang. Meski jarang, agoraphobia juga bisa terjadi pada orang yang tidak memiliki riwayat serangan panik.
Gejala Agoraphobia
Saat berada di tempat yang membuatnya merasa ketakutan dan tidak aman, penderita agoraphobia biasanya akan menunjukkan serangan panik dengan gejala fisik, seperti:
- Jantung berdetak cepat
- Tubuh berkeringat dan gemetar
- Sulit bernapas
- Tubuh terasa panas atau dingin
- Mual
- Diare
- Telinga berdenging
- Nyeri dada
- Sulit menelan
- Pusing
Gejala fisik tersebut sering kali disertai dengan berbagai pemikiran berikut ini:
- Takut kehilangan nyawa akibat serangan panik
- Takut tidak mampu melarikan diri dari situasi yang membuatnya panik
- Takut akan pandangan buruk dari orang lain
- Takut sendiri dan selalu butuh orang lain yang dipercaya untuk menemani dirinya
Pengobatan Agoraphobia
Jika Anda atau orang di sekitar Anda ada yang mengalami gejala agoraphobia, segera konsultasikan ke psikolog atau psikiater guna mendapatkan pemeriksaan kondisi fisik dan mental secara menyeluruh untuk menentukan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Bila hasil pemeriksaaan menyatakan Anda atau kerabat Anda mengalami agoraphobia, ada beberapa metode pengobatan yang umumnya dilakukan:
Psikoterapi
Psikoterapi dilakukan untuk membantu penderita mengendalikan diri agar dapat menghadapi situasi yang biasanya menimbulkan ketakutan pada dirinya. Salah satu terapi yang umum dilakukan adalah terapi perilaku kognitif.
Terapi ini bertujuan untuk mengajak penderita agoraphobia menyadari apa saja hal-hal yang bisa memicu atau memperparah rasa takut dan serangan panik. Setelah itu, penderita juga dilatih untuk mengubah pola pikirnya terhadap sumber ketakutannya..
Pemberian obat-obatan
Psikiater umumnya akan memberikan obat antidepresan untuk mengontrol timbulnya rasa takut dan mencegah serangan panik. Obat antidepresan yang biasanya diresepkan adalah fluoxetine atau sertaline.
Obat penenang seperti benzodiazepine juga bisa diberikan untuk meredakan gangguan cemas yang sedang terjadi. Namun, obat ini tidak untuk dikonsumsi secara rutin.
Konsumsi kedua jenis obat tersebut bisa menimbulkan efek samping berupa keluhan fisik atau bahkan berupa serangan panik tambahan. Jadi, pastikan Anda hanya mengonsumsi ini sesuai anjuran dokter.
Selain psikoterapi dan pemberian obat, penderita agoraphobia juga perlu melakukan perubahan pola hidup. Rutin melakukan meditasi untuk menenangkan pikiran ketika rasa takut dan serangan panik muncul.
Berolahraga secara rutin, mengonsumsi makanan sehat, serta menghindari minuman berkafein dan beralkohol juga dapat meningkatkan mood positif dan meredakan stres.
Agoraphobia bisa membuat Anda terlihat ingin menjauhkan diri dari orang lain atau bahkan keluarga Anda. Padahal, Anda justru memerlukan dukungan orang terdekat untuk menghadapi agoraphobia. Jadi, jika Anda merasa memiliki kondisi ini, jangan ragu untuk mengungkapkannya dan meminta pertolongan dari mereka.
Ditemani orang terdekat bisa membuat Anda merasa lebih aman. Namun, alangkah baiknya bila Anda juga meminta mereka untuk menemani saat berkonsultasi dengan psikiater. Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat untuk menghadapi agoraphobia.