Keringat berlebih sering kali membuat orang yang mengalaminya merasa tidak nyaman, apalagi jika tidak jelas pemicunya. Meskipun umumnya tidak berbahaya, kondisi ini sebaiknya tidak diabaikan karena bisa saja menjadi tanda adanya suatu penyakit.
Berkeringat adalah salah satu proses alami tubuh untuk menyesuaikan suhu tubuh dengan lingkungan luar. Proses ini bekerja dengan cara mengeluarkan cairan yang mengandung garam melalui kelenjar keringat.
Normalnya, tubuh akan mengeluarkan keringat ketika melakukan aktivitas berat, mengosumsi makanan pedas, atau saat merasakan emosi tertentu seperti marah, malu, takut, atau panik. Selain itu, beberapa kondisi medis seperti hipertiroid dan demam juga dapat memicu tubuh mengeluarkan keringat berlebih.
Lain halnya dengan keringat berlebih yang terjadi tanpa adanya pemicu. Kondisi yang disebut dengan hiperhidrosis ini biasanya terjadi karena adanya penyakit tertentu.
Jenis-Jenis Kondisi Keringat Berlebih
Ada dua jenis keringat berlebih atau hiperhidrosis, yaitu hyperhidrosis focal primer dan secondary general hyperhidrosis. Berikut ini adalah penjelasannya:
Hyperhidrosis focal primer
Penderita hyperhidrosis focal primer akan mengalami keringat berlebih di bagian tubuh tertentu, seperti telapak tangan, telapak kaki, lipat paha, ketiak, atau hanya kepala dan wajah.
Area tubuh yang terkena biasanya bersifat simetris, misalnya bila telapak tangan kanan banyak berkeringat, telapak tangan kiri juga akan mengalami hal yang sama. Jenis keringat berlebih ini dapat disebabkan oleh masalah pada fungsi sistem saraf.
Hyperhidrosis focal primer umumnya mulai terjadi pada usia remaja dan dewasa. Namun, jika Anda berusia paruh baya atau lebih dan mengalami keringat berlebih di salah satu bagian tubuh, sebaiknya lakukan pemeriksaan ke dokter.
Secondary general hyperhidrosis
Keringat berlebih jenis ini terjadi pada seluruh bagian tubuh dan biasanya terjadi pada malam hari. Kondisi ini dapat disebabkan oleh adanya penyakit tertentu, seperti:
- Gangguan tiroid
- Tuberkulosis
- Menopause
- Gagal jantung
- Stroke
- Kanker, seperti limfoma dan leukemia
- Penyakit Parkinson
- Diabetes
- Cedera tulang belakang
- Penyakit paru-paru
- Gangguan kecemasan
- Kecanduan alkohol
Kehamilan juga bisa membuat Anda memiliki kondisi keringat berlebih. Selain itu, pengobatan dan konsumsi suplemen tertentu juga bisa mengakibatkan tubuh memproduksi keringat berlebih, seperti obat antibiotik, obat untuk tekanan darah, obat untuk mulut kering, dan obat yang digunakan untuk menangani masalah kesehatan mental.
Hal yang Perlu Diperhatikan dari Kondisi Keringat Berlebih
Anda disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter jika mengalami keringat berlebih dan disertai beberapa hal berikut ini:
- Sulit untuk tidur atau terbangun dengan kondisi kasur sangat basah akibat keringat dingin yang keluar dari tubuh
- Terjadi pada satu sisi tubuh, misalnya hanya pada lipat paha kanan
- Seluruh bagian tubuh mengalami keringat berlebih dan bukan hanya di bagian tertentu
- Diserta gejala insomnia, rasa haus yang terus meningkat, kelelahan, batuk, atau sering buang air kecil
- Muncul tanpa pemicu yang jelas dan berlangsung selama 6 bulan atau lebih
- Mulai mengganggu aktivitas sehari-hari
- Disertai dengan penurunan berat badan, nyeri dada, demam, detak jantung cepat, dada terasa tertekan, atau sesak napas
Dokter biasanya akan melakukan beberapa tes untuk mengetahui penyebab keringat berlebihan yang Anda alami. Beberapa jenis tes yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan fisik, tes urine, tes darah, dan tes thermoregulatory.
Cara Mengatasi Keringat Berlebih
Pada dasarnya, penanganan keringat berlebih dilakukan sesuai penyebabnya. Jadi, bila keringat berlebih terjadi pada penderita diabetes, penanganan dilakukan dengan cara mengontrol gula darah. Selain itu, cara paling mudah untuk mengatasi keringat berlebih adalah dengan menggunakan produk antiperspiran.
Antiperspiran dijual bebas dalam berbagai bentuk, seperti losion, roll-on, dan spray, serta umumnya mengandung alumunium klorida yang dapat menyumbat kelenjar keringat, sehingga produksi keringat berkurang.
Di samping penanganan tersebut, ada pula beberapa cara mengatasi keringat berlebih lain yang bisa dilakukan sesuai dengan penyebabnya, antara lain:
1. Mengonsumsi obat tertentu
Pemberian obat antikolinergik bisa mengatasi keringat berlebih yang terjadi secara menyeluruh. Namun, karena dapat menyebabkan efek samping berupa konstipasi dan pusing bila digunakan jangka panjang, sebaiknya penggunaan obat ini harus di bawah pengawasan dokter.
2. Melakukan sutik botox
Jika keringat berlebih hanya terjadi pada satu bagian tubuh tertentu saja, dokter akan menyarankan untuk melakukan prosedur suntik botox yang bertujuan untuk menghentikan aktivitas saraf yang memicu produksi keringat berlebih.
3. Melakukan terapi iontophoresis
Iontophoresis merupakan salah satu terapi yang bisa membantu mengatasi keringat berlebih. Pengobatan ini memanfaatkan rangsangan listrik bertegangan rendah untuk menghentikan sementara fungsi kelenjar keringat.
4. Menjalani operasi
Bila berbagai pengobatan keringat berlebih sudah dilakukan tetapi tidak ada perubahan yang dirasakan, kemungkinan dokter akan merekomendasikan operasi, seperti operasi pengangkatan kelenjar keringat. Operasi ini dapat dilakukan dengan metode laser, kuretase, atau sedot lemak.
Tidak semua keringat merupakan tanda suatu penyakit. Namun, jika keringat yang keluar sangat banyak dan disertai gejala lain, Anda perlu waspada. Segera periksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebab dari keringat berlebih yang dialami agar bisa mendapatkan penanganan yang sesuai.