Kemunculan kista saat hamil dapat membuat ibu hamil merasa khawatir, apalagi jika ini merupakan kehamilan pertama dan terdeteksi pada trimester pertama kehamilan. Kista saat hamil bisa diatasi dengan beberapa pengobatan, namun harus disesuaikan dengan kondisi ibu hamil dan besarnya kista.
Kista saat hamil mungkin untuk muncul, dan yang paling sering ditemukan adalah kista ovarium. Umumnya, kista sudah terbentuk sebelum terjadinya pembuahan dengan ukuran yang beragam, tapi sering kali kista baru diketahui ketika ibu hamil melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG).
Kista yang muncul pada awal kehamilan biasanya akan menyusut sekitar minggu ke-14 dan hilang pada minggu ke-16 masa kehamilan.
Gejala Kista saat Hamil
Bila kista timbul pada salah satu indung telur (ovarium), gejala-gejalanya tidak khas, bahkan kadang bisa tanpa gejala. Namun, apabila kista semakin membesar, akan muncul gejala berupa:
- Siklus menstruasi yang tidak teratur
- Sakit perut di atas kemaluan atau nyeri panggul
- Cepat merasa kenyang
- Perut kembung
- Sering buang air kecil
- Pendarahan vagina
- Mual atau muntah
- Nyeri ketika melakukan hubungan seksual
Gejala-gejala tersebut bisa sangat mirip dengan gejala kehamilan di luar kandungan (kehamilan ektopik). Oleh karena itu, segera periksakan diri ke dokter kandungan jika Anda merasa ada perubahan yang tidak wajar selama kehamilan.
Pengaruh Kista pada Kehamilan
Setelah mendeteksi adanya kista di ovarium ibu hamil, biasanya dokter akan memantau terlebih dahulu perkembangan kista tersebut untuk menentukan tindakan yang diperlukan. Alasannya, kista saat hamil belum tentu menyebabkan masalah selama kehamilan.
Jika ukuran kista pada ibu hamil kecil dan tidak berbahaya, dokter hanya akan menganjurkan pemeriksaan rutin dan USG ke dokter kandungan. Hal ini dilakukan untuk memantau perkembangan kista, apakah sudah mengecil, hilang seluruhnya, atau justru membesar.
Selain mengecil lalu menghilang dengan sendirinya, kista di ovarium juga dapat hilang akibat pecah. Biasanya pecahnya kista yang berukuran kecil tidak akan menunjukkan gejala atau tanda apa pun pada ibu hamil. Namun, jika kista yang pecah berukuran besar atau di atas 5 cm, ibu hamil akan merasakan nyeri yang cukup parah.
Pada beberapa kasus, pecahnya kista dapat menyebabkan perdarahan di dalam perut yang berpotensi mengganggu kehamilan.
Penanganan Kista saat Hamil
Kista umumnya tidak memengaruhi kehamilan maupun janin. Meski demikian, Anda harus tetap rutin memeriksakan diri ke dokter apabila ditemukan kista saat hamil. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan memberikan penanganan sesuai dengan penyebab, ukuran, usia ibu hamil, dan penampakan kista pada pemeriksaan USG.
Metode penanganan kista saat hamil terbagi menjadi 2, yaitu:
Pemantauan rutin
Pemantauan rutin biasa dilakukan jika ada kista tanpa gejala yang terdeteksi. Kista ini tidak membutuhkan penanganan khusus dan dapat hilang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia kehamilan. Untuk memastikannya, Anda dapat menjalani pemeriksaan USG secara rutin.
Prosedur operasi
Jika kista berukuran besar dan berpotensi menghalangi jalan lahir bayi pada saat persalinan, dokter spesialis kandungan dapat melakukan operasi pengangkatan kista.
Operasi pengangkatan kista sebaiknya dilakukan ketika usia kehamilan memasuki awal trimester kedua kehamilan. Meski begitu, operasi ini harus dilakukan dengan hati-hati karena berisiko mengganggu kehamilan dan janin.
Kista saat hamil cenderung jinak dan akan hilang seiring bertambahnya usia kehamilan. Meski demikian, Anda tetap perlu melakukan pemeriksaan secara rutin ke dokter kandungan untuk memantau pertumbuhan kista, terutama jika kista menimbulkan keluhan.