Membantu dan menolong orang lain memang perbuatan yang terpuji. Namun, ketika Anda memiliki perilaku savior complex, bantuan yang Anda lakukan justru membuat orang lain merasa terganggu dan tidak nyaman.
Savior complex adalah perilaku yang membuat seseorang cenderung untuk selalu membantu atau menolong orang lain secara berlebihan. Mereka yang memiliki perilaku savior complex bahkan sampai rela mengorbankan dirinya sendiri untuk membantu orang lain, terlepas apakah orang tersebut memerlukan bantuannya atau tidak.
Kenali Tanda-Tanda Savior Complex
Berikut adalah beberapa tanda yang menunjukkan seseorang menderita savior complex:
1. Rela membuat pengorbanan berlebihan
Tanda paling melekat pada pelaku savior complex adalah sering membuat pengorbanan secara berlebihan demi menolong orang lain, terlepas apakah orang itu memerlukan bantuannya atau tidak. Tidak hanya tenaga, yang dikorbankan juga bisa berupa waktu atau uang.
2. Cenderung memiliki rasa empati berlebihan
Berlawanan dengan psikopat, orang dengan perilaku savior complex biasanya memiliki rasa empati berlebihan. Hal inilah yang membuat mereka mudah merasa iba atau kasihan pada orang yang sedang kesusahan, sehingga akan berusaha membantu semaksimal mungkin.
3. Suka memengaruhi kepada orang lain
Tidak hanya suka membantu, orang yang menderita savior complex juga suka memengaruhi atau memaksa mengubah kehidupan orang lain agar menjadi lebih baik sesuai anggapannya. Kondisi yang diubah bisa meliputi banyak hal, mulai dari perilaku, hobi, bahkan karir.
4. Merasa memiliki solusi dari setiap masalah
Setiap masalah tidak selalu memiliki solusi secara langsung, terutama masalah besar seperti penyakit, trauma, atau kesedihan.
Namun, penderita savior complex selalu merasa memiliki solusi dari setiap masalah yang dialami orang lain, meskipun orang tersebut belum tentu mau menerima atau menjalankan solusi yang diberikan.
Dampak Buruk Savior Complex pada Kehidupan
Membantu orang lain seharusnya memberi dampak positif dalam menjaga hubungan baik. Namun, bagi pelaku savior complex, tindakan baik yang dilakukan justru membawa dampak negatif pada kehidupannya, baik secara fisik, mental, maupun sosial.
Dampak buruk yang mungkin dialami oleh pelaku savior complex antara lain:
- Menguras banyak energi, menjadi lebih mudah lelah, bahkan mengalami burnout
- Merusak hubungan yang telah terjalin
- Merasa bersalah jika usahanya dalam membantu orang lain gagal membuahkan hasil yang baik
- Mengalami beragam masalah mental, seperti penurunan rasa percaya diri, frustasi dan emosi tidak terkendali, bahkan depresi jika selalu gagal dalam membantu orang lain
Cara Mengatasi Perilaku Savior Complex
Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi sekaligus mencegah perilaku saviora complex:
Belajar menjadi pendengar yang baik
Cobalah belajar menjadi pendengar yang baik ketika teman, kerabat, atau pasangan menceritakan masalah yang sedang dihadapi. Selain itu, hindari kebiasasan memotong pembicaraan, apalagi untuk memberikan saran atau solusi.
Menawarkan bantuan semampunya
Menawarkan bantuan kepada orang lain yang sedang kesusahan sebenarnya boleh-boleh saja dilakukan, asal sesuai dengan kemampuan. Pastikan bantuan yang dilakukan bersifat sukarela dan tidak memaksa, apalagi sampai mengharapkan pamrih atau imbalan.
Menghormati keputusan orang lain
Setiap orang pasti pernah menghadapi masalah. Meski bisa memberikan masukan atau bantuan kepada orang lain, hormati keputusan orang tersebut yang mungkin dirasa paling baik dan solutif.
Perilaku savior complex memang tampak biasa saja, namun jika berlanjut, dampaknya dapat mengganggu atau bahkan merusak hubungan baik yang selama ini telah terjalin.
Jika Anda merasa mempunyai perilaku savior complex dan merasa kesulitan untuk mengatasinya, jangan segan untuk berkonsultasi dengan psikolog agar mendapatkan saran dan penanganan yang tepat.