Vagina berdarah merupakan hal yang normal dialami oleh setiap wanita ketika datang bulan. Namun, untuk beberapa kondisi tertentu, keluhan vagina berdarah bisa menjadi pertanda adanya suatu penyakit. Oleh karena itu, kondisi ini perlu diwaspadai, terlebih jika sudah berlangsung lama.
Vagina berdarah dianggap abnormal jika terjadi di luar siklus menstruasi atau terjadi selama siklus menstruasi tetapi darah yang keluar lebih sedikit atau lebih banyak daripada biasanya. Selain itu, vagina berdarah juga dianggap tidak normal jika terjadi sebelum pubertas, saat hamil, setelah menopause, atau setelah berhubungan seksual.
Penyebab Vagina Berdarah
Ada banyak hal yang dapat menyebabkan seorang wanita mengalami vagina, yaitu:
1. Ketidakseimbangan hormon
Siklus menstruasi wanita diatur oleh hormon estrogen dan progesteron. Ketika jumlah kedua hormon tersebut tidak seimbang atau terganggu, seorang wanita bisa mengalami pendarahan dari vagina di luar masa menstruasi.
Tak hanya itu, vagina berdarah karena gangguan pada hormon juga bisa disebabkan oleh kondisi lain, misalnya masalah pada kelenjar tiroid, efek samping alat kontrasepsi hormonal, atau penyakit tertentu seperti polycystic ovary syndrome (PCOS).
2. Komplikasi kehamilan
Vagina berdarah atau pendarahan dapat terjadi pada 1 dari 3 kehamilan. Pada trimester pertama, penyebab umum vagina berdarah adalah pendarahan implantasi, keguguran, dan kehamilan ektopik.
Sementara, pada trimester kedua dan ketiga, vagina berdarah mungkin disebabkan oleh plasenta previa, solusio plasenta, atau janin meninggal di dalam kandungan. Pendarahan vagina juga bisa terjadi sebelum atau saat persalinan.
Jika Anda sedang hamil dan mengalami pendarahan vagina, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter atau bidan terdekat.
3. Infeksi
Infeksi pada organ reproduksi wanita, misalnya vagina, leher rahim (serviks), dan rahim, juga bisa menyebabkan vagina berdarah. Beberapa penyakit infeksi yang dapat menyebabkan vagina berdarah, meliputi infeksi menular seksual, radang panggul, dan radang atau luka pada serviks.
4. Tumor jinak
Tumor atau benjolan yang tumbuh di dalam rahim atau leher rahim juga bisa menyebabkan vagina berdarah. Contoh tumor jinak yang dapat menyebabkan vagina berdarah adalah adenomiosis, polip serviks, miom, dan polip rahim.
5. Kanker
Pada kasus tertentu, vagina berdarah juga bisa disebabkan oleh kanker, misalnya kanker serviks, kanker vagina, kanker rahim, dan kanker ovarium. Penyakit kanker tersebut biasanya baru menimbulkan gejala vagina berdarah ketika sudah memasuki tahap lanjut.
6. Penyakit tertentu
Ada beberapa penyakit yang juga dapat menyebabkan vagina berdarah, misalnya diabetes, sirosis, lupus, penyakit Celiac, dan penyakit gangguan pembekuan darah.
Beberapa kondisi lain yang juga dapat menyebabkan terjadinya vagina berdarah adalah luka pada vagina atau serviks, menopause, stres, dan efek samping obat-obatan, misalnya obat pengencer darah, kemoterapi, atau terapi hormon progesteron dan estrogen.
Jika terjadi sesekali dan jumlahnya tidak banyak, pendarahan vagina mungkin bukanlah kondisi yang berbahaya. Namun, Anda perlu waspada dan segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami pendarahan vagina yang berat, sering terjadi, atau disertai keluhan lain seperti demam, sakit perut, pusing, dan kelelahan.
Vagina berdarah dengan gejala tersebut bisa jadi disebabkan oleh kondisi medis tertentu yang memerlukan penanganan dokter.