Antibiotik untuk radang tenggorokan hanya dapat digunakan jika penyebab peradangan sudah dipastikan karena bakteri. Selain itu, penggunaan antibiotik untuk mengatasi radang tenggorokan juga harus sesuai resep dan anjuran dokter.
Antibiotik adalah obat untuk mengatasi infeksi bakteri di dalam tubuh. Antibiotik bekerja dengan cara membunuh bakteri penyebab peradangan, termasuk radang tenggorokan. Jika radang tenggorokan disebabkan oleh infeksi virus atau paparan polusi, seperti asap rokok, maka pemberian obat jenis antibiotik tidak akan memberikan efek apa pun.
Penggunaan Antibiotik untuk Radang Tenggorokan
Radang tenggorokan umumnya ditandai dengan gejala suara serak, batuk ringan, sakit kepala, tidak enak badan, dan nyeri saat menelan. Selain itu, kondisi ini juga dapat menimbulkan gejala lain, seperti demam, lelah, dan pembengkakan kelenjar getah bening di leher.
Radang tenggorokan yang disebabkan oleh virus biasanya akan membaik dalam waktu 1 minggu tanpa pengobatan. Namun, sakit tenggorokan yang berlangsung lebih dari 1 minggu atau nyeri tenggorokan sangat parah, mungkin disebabkan oleh infeksi bakteri. Kondisi ini membutuhkan pengobatan antibiotik sesuai resep dari dokter.
Antibiotik juga akan diberikan pada penderita radang tenggorokan yang memiliki kondisi khusus, misalnya sedang menjalani kemoterapi, pernah menjalani operasi pengangkatan limpa, atau memiliki riwayat penyakit tertentu seperti demam rematik atau gangguan katup jantung.
Untuk memastikan sakit tenggorokan disebabkan oleh bakteri, dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan dengan metode usap (swab) di sekitar tenggorokan, jika diperlukan.
Tak hanya untuk mendeteksi bakteri penyebab radang tenggorokan, pemeriksaan swab atau usap tenggorokan juga bisa dilakukan untuk mendiagnosis infeksi virus Corona.
Pilihan Antibiotik untuk Radang Tenggorokan
Beberapa pilihan obat antibiotik yang dapat diresepkan oleh dokter untuk mengatasi radang tenggorokan akibat infeksi bakteri adalah amoxicillin, azithromycin, erythromycin, clarithromycin, serta antibiotik golongan cephaplosporin, misalnya cefadroxil dan cefixime.
Pemakaian antibiotik perlu disesuaikan dengan pola penyebaran kuman yang menjadi penyebab radang tenggorokan. Oleh karena itu, pilihan obat antibiotik untuk radang tenggorokan perlu mengikuti rekomendasi dokter.
Selain membunuh bakteri, antibiotik untuk radang tenggorokan juga memiliki manfaat lain seperti:
- Meredakan gejala yang ditimbulkan dari radang tenggorokan
- Mencegah penyebaran bakteri ke bagian tubuh lain
- Mencegah komplikasi yang mungkin ditimbulkan akibat radang tenggorokan terkait infeksi bakteri, seperti sinusitis, radang amandel, demam rematik, pneumonia, dan bronkitis.
Lama penggunaan antibiotik untuk radang tenggorokan berbeda-beda, tergantung penyebab infeksi dan kondisi penderita. Dokter umumnya akan meresepkan antibiotik untuk digunakan selama sekitar 10 hari. Meski merasa sudah mulai membaik, Anda diharuskan untuk tetap menghabiskan antibiotik sesuai resep dokter.
Jika penggunaan antibiotik untuk radang tenggorokan dihentikan lebih cepat daripada anjuran dokter dalam resep, dikhawatirkan sebagian bakteri yang menjadi penyebab radang di tenggorokan masih hidup dan membuat radang tenggorokan muncul lagi.
Efek Samping Penggunaan Antibiotik untuk Radang Tenggorokan
Meski dapat mengatasi radang tenggorokan akibat infeksi bakteri, antibiotik juga dapat menimbulkan beberapa efek samping, misalnya sakit perut, mual, muntah, tidak nafsu makan, atau diare.
Akan tetapi, efek samping antibiotik tersebut biasanya hanya sementara dan akan menghilang setelah penggunaan obat antibiotik selesai atau dihentikan.
Pada sebagian orang, penggunaan antibiotik jenis tertentu dapat menimbulkan reaksi alergi seperti muncul ruam di kulit, pusing, mengi, sesak napas, atau jantung berdebar. Jika Anda mengalami reaksi alergi setelah mengonsumsi antibiotik, segera periksakan diri ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Bahaya lain yang dapat terjadi jika menggunakan antibiotik tidak sesuai petunjuk dokter adalah munculnya kekebalan bakteri. Kondisi ini bisa berbahaya karena jika bakteri kebal terhadap pengobatan, antibiotik akan menjadi kurang efektif di kemudian hari. Oleh karena itu, sebaiknya hindari mengonsumsi antibiotik secara bebas.
Jangan ragu untuk pergi ke dokter jika radang tenggorokan yang Anda derita semakin parah atau menyebabkan gejala yang berat, seperti sulit bernapas atau menelan, demam tinggi, atau leher kaku.