Mati suri sering dikaitkan dengan pengalaman spiritual yang penuh misteri dan tidak masuk akal. Padahal, faktanya tidak selalu demikian. Ada beberapa alasan secara medis dan ilmiah di balik terjadinya mati suri.
Mati suri adalah sebuah fenomena ketika pasien hidup kembali setelah dinyatakan meninggal dunia dalam rentang waktu tertentu. Meski tergolong sangat jarang terjadi, fenomena ini bukanlah suatu hal yang asing di dalam dunia medis.
Fenomena Mati Suri dari Tinjauan Medis
Dalam istilah medis, kejadian mati suri kerap kali disamakan dengan Lazarus syndrome atau the Lazarus phenomenon, yaitu kondisi kembalinya fungsi jantung dan pernapasan yang sempat terhenti (return of spontaneous circulation) setelah resusitasi jantung paru atau CPR dihentikan.
Tindakan CPR ini biasanya dilakukan pada pasien yang mengalami henti jantung, koma, atau tidak bisa bernapas spontan.
Pasien yang mengalami mati suri biasanya akan kembali ”hidup” setelah dinyatakan meninggal dalam waktu 10–30 menit. Namun, pada kasus yang sangat jarang terjadi, ada juga pasien yang bisa kembali hidup dalam waktu beberapa jam setelah dinyatakan meninggal.
Selain karena Lazarus syndrome, mati suri juga kerap dikaitkan dengan pengalaman mendekati kematian alias near death experience (NDE). Kondisi kritis ini akan membuat pasien berada dalam kondisi koma, sulit bernapas, atau bahkan sangat lemas sehingga sekilas seperti sudah meninggal.
Namun, ketika kondisinya membaik, ia akan kembali bisa bernapas, bergerak, tersadar dari koma, dan detak jantungnya kembali kuat. Inilah yang kerap dianggap sebagai pengalaman mati suri.
Penyebab Seseorang Bisa Mengalami Mati Suri
Secara medis, dokter bisa menyatakan bahwa pasien telah meninggal jika muncul beberapa tanda kematian berikut ini:
- Napas terhenti
- Tidak ada pergerakan tubuh dan otot tampak kaku atau lemas
- Tidak ada denyut nadi dan detak jantung
- Kelopak mata tertutup sebagian atau sepenuhnya
- Pupil mata melebar dan tidak reaktif terhadap cahaya atau sentuhan
- Tidak ada respons terhadap rasa sakit, misalnya ketika dicubit
Seseorang yang mengalami mati suri akan menunjukkan beberapa tanda kematian di atas kemudian sewaktu-waktu hidup kembali. Meski penyebabnya tidak diketahui secara jelas, ada beberapa faktor yang diduga dapat memicu terjadinya fenomena mati suri, yaitu:
1. Udara terperangkap dalam paru-paru
Ketika mengalami henti jantung, koma, atau gagal napas, pasien perlu segera mendapatkan pertolongan berupa CPR.
Meski berperan penting dalam membantu jantung dan paru-paru agar bisa kembali bekerja, sejumlah penelitian menyebutkan bahwa tindakan ini terkadang bisa menyebabkan penumpukan udara di dalam rongga dada dan paru-paru. Hal ini membuat sirkulasi dan aliran darah seolah-olah terhenti.
Namun, setelah CPR dihentikan selama beberapa waktu singkat, penumpukan udara bisa perlahan menurun sehingga aliran darah dan pernapasan kembali lancar.
Kondisi ini biasanya terlihat ketika pasien yang mendapatkan CPR kembali menunjukkan respons tubuh, seperti tersadar, bernapas spontan, batuk, dan kembali bergerak.
2. Hipotermia
Hipotermia bisa menyebabkan gangguan pada fungsi organ dan aktivitas saraf tubuh, sehingga menyebabkan penderitanya mengalami penurunan detak jantung, denyut nadi, dan pernapasan. Kondisi ini terjadi karena tubuh terpapar suhu yang terlalu dingin dalam periode waktu tertentu.
Pada beberapa kasus, hipotermia bisa membuat kondisi pasien menjadi sangat lemah, sehingga tanda-tanda vitalnya, seperti detak jantung, denyut nadi, dan pernapasan tidak terdeteksi. Hal ini seolah-olah menunjukkan bahwa ia telah meninggal.
Namun, ketika ia mendapatkan pertolongan medis secepatnya dan suhu tubuhnya bisa kembali normal, aliran darah dan fungsi berbagai organ tubuhnya akan kembali bekerja sehingga kembali “hidup”. Fenomena ini kerap dianggap sebagai mati suri.
3. Hiperkalemia
Hiperkalemia adalah kondisi ketika jumlah elektrolit kalium meningkat terlalu tinggi. Kondisi ini bisa membuat fungsi jantung, paru-paru, serta saraf dan otak terganggu. Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa membuat pasien mengalami henti jantung dan koma, sehingga seolah-olah meninggal dunia.
Kejadian mati suri dalam dunia medis memang bisa terjadi. Oleh karena itu, sebelum menyatakan pasien meninggal, dokter dan petugas medis akan menunggu dan mengawasinya sampai sekitar 10–15 menit setelah menghentikan tindakan CPR.
Jika memang tidak ada perubahan dan pasien tetap menunjukkan tanda-tanda kematian, dokter baru akan menyatakan bahwa pasien telah meninggal.
Jadi, fenomena mati suri bukanlah disebabkan oleh hal-hal yang berbau paranormal atau mistis, ya. Jika masih memiliki pertanyaan seputar mati suri, Anda bisa berkonsultasi ke dokter dengan mudah melalui Chat Bersama Dokter untuk mendapatkan penjelasan dan informasi yang lebih lengkap.