Pandemi COVID-19 belum juga usai. Beberapa varian baru virus COVID-19 bahkan sudah ditemukan di Indonesia, yaitu Omicron BA.4 dan BA.5. Yuk, cari tahu bagaimana karakteristik dan tingkat penularan versi baru beberapa virus tersebut pada artikel ini.
Virus Corona penyebab COVID-19 masih terus bermutasi dan menghasilkan varian-varia baru. Setelah varian Alpha, Beta, Delta, dan Omicron, kini muncul varian baru yang merupakan subvarian dari Omicron, yaitu subvarian BA.4 dan BA.5.
Sebelumnya, Omicron juga telah memiliki beberapa subvarian, yaitu subvarian BA.1, BA.2, dan BA.3. Namun, subvarian tersebut diketahui belum tersebar sampai ke Indonesia.
Beberapa Varian Baru COVID-19 di Indonesia
Omicron subvarian BA.4, BA.5, dan XBB pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan dan dinyatakan terkonfirmasi di Indonesia pada pertengahan tahun 2022. Kedua subvarian ini juga telah terdeteksi setidaknya di 58–63 negara lainnya.
Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut perihal Omicron varian-varian baru tersebut dan perbedaan dengan varian sebelumnya:
Omicron subvarian BA.4
Di awal kemunculannya, subvarian ini diketahui memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat daripada BA.1 dan BA.2.
Gejalanya serupa dengan gejala COVID-19, terutama varian Omicron pada umumnya, yaitu batuk, lelah dan lemas yang berlebihan (fatigue), hidung tersumbat, dan meler atau hidung berair. Adapun gejala tambahan yang bisa muncul adalah demam, mual atau muntah, sesak napas, diare, dan anosmia.
Kendati demikian, dari data yang ada, sebagian pasien terkonfirmasi positif subvarian Omicron BA.4 justru tidak bergejala sama sekali atau hanya mengalami gejala ringan.
Selain itu, beberapa hal yang juga menjadi karakteristik dari Omicron subvariant BA.4, yaitu:
- Tingkat keparahan penyakit dan angka kematian tidak lebih tinggi dibandingkan dengan subvarian Omicron sebelumnya.
- Tingkat penularan lebih cepat daripada subvarian sebelumnya.
- Bisa menginfeksi orang yang sudah mendapatkan dua kali vaksin COVID-19.
Omicron subvarian BA.5
Menurut data yang ada, kasus Omicron subvarian BA.5 menjadi versi subvarian Omicron yang paling banyak tercatat di Indonesia. Gejalanya mirip dengan gejala infeksi virus Corona, khususnya varian Omicron pada umumnya.
Gejala yang paling signifikan adalah demam, sakit tenggorokan, badan pegal-pegal, batuk, pilek, sakit kepala, mual, sesak napas, dan anosmia. Namun, sebagian pasien yang terinfeksi subvarian Omicron BA.5 ada juga yang tidak merasakan gejala atau hanya bergejala ringan.
Karakteristik lain subvarian ini tidak jauh berbeda dengan subvarian Omicron BA.4, yaitu:
- Tingkat keparahan penyakit dan angka kematian tidak lebih tinggi dibandingkan dengan subvarian Omicron sebelumnya.
- Lebih cepat menular daripada subvarian sebelumnya.
- Dapat menginfeksi orang yang sudah menjalani vaksin booster dosis 3 bahkan dosis 4.
Penelitian terhadap kedua subvarian virus ini sebenarnya masih sangat terbatas dan perlu dikaji lebih lanjut. Vaksin COVID-19 yang dikhususkan untuk memberikan perlindungan terhadap subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 pun masih terus dikembangkan.
Terlebih, adanya kemungkinan terjadi immune escape, yaitu kondisi lolosnya virus Omicron subvarian BA.4 dan BA.5 dari pertahanan sistem kekebalan tubuh yang dapat menyebabkan reinfeksi COVID-19.
Oleh karena itu, kamu disarankan tetap menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penularan virus ini. Pastikan selalu menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah, biasakan cuci tangan secara teratur, tetap tinggal di rumah jika merasakan gejala, konsumsi makanan sehat, dan rutin berolahraga.
Apabila kamu masih memiliki pertanyaan terkait varian baru COVID-19 atau mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan di atas, berkonsultasilah dengan dokter.