Kabar yang beredar seputar bahaya piring melamin memang cukup meresahkan. Pasalnya, peralatan makan dari bahan melamin banyak digunakan karena tidak mudah pecah, awet, dan harganya murah. Namun, benarkah piring melamin berbahaya dan kurang baik bagi kesehatan?
Melamin adalah senyawa kimia berbasis nitrogen yang digunakan oleh banyak produsen untuk membuat sejumlah produk, terutama peralatan makan plastik. Selain peralatan makan, melamin juga kerap dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan papan tulis (whiteboard), lem, dan perkakas rumah tangga.
Apakah Piring Melamin Aman?
Sebenarnya, piring melamin aman digunakan, asalkan Anda tidak menggunakannya untuk menyajikan makanan panas atau yang bersuhu lebih dari 700 Celsius. Perlengkapan makan dan minum dari melamin juga sebaiknya tidak dipanaskan di dalam microwave.
Hal ini karena saat terpapar suhu panas, zat kimia dalam piring melamin dapat memuai dan terserap ke dalam makanan. Bahan kimia ini juga dapat berpindah ketika piring melamin dipakai untuk menyajikan makanan yang rasanya asam, seperti jeruk, tomat, atau makanan yang mengandung cuka.
Makin lama piring melamin terpapar suhu panas atau zat asam, makin banyak pula zat kimia melamin yang bisa terserap ke dalam makanan. Oleh karena itu, Anda perlu menghindari penggunaan piring melamin untuk menyajikan makanan asam atau panas.
Risiko Penggunaan Peralatan Makan Melamin bagi Kesehatan
Salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi akibat paparan melamin berlebihan adalah penyakit ginjal, seperti batu ginjal dan gagal ginjal.
Selain itu, beberapa riset skala kecil juga menunjukkan bahwa paparan melamin dalam kadar yang berlebihan dapat menimbulkan keracunan. Berikut ini adalah beberapa gejala keracunan zat melamin yang perlu diwaspadai:
- Kencing berdarah
- Nyeri di area panggul
- Mual dan muntah
- Buang air kecil sedikit atau tidak buang air kecil sama sekali
Paparan melamin secara berlebihan juga dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan kesuburan pada wanita, hipertensi atau tekanan darah tinggi, dan kanker.
Temuan ini diperkuat dengan kasus keracunan melamin yang terjadi di Tiongkok pada 2008, meski yang ditemukan bukanlah melamin dari peralatan makan. Pada saat itu, pemerintah Tiongkok menemukan bahwa sejumlah bayi dan balita jatuh sakit karena paparan melamin yang ditambahkan secara ilegal ke dalam susu formula.
Produsen susu formula tersebut menambahkan melamin untuk meningkatkan kandungan protein dalam susu secara sintetis. Bayi dan balita yang menjadi korban, kemudian mendapat perawatan di rumah sakit karena mengalami gangguan saluran kemih.
Selain itu, temuan lain juga mengungkapkan bahwa kebanyakan kasus batu ginjal yang terjadi pada balita di Tiongkok diduga disebabkan oleh konsumsi produk susu dan makanan yang mengandung melamin.
Sebelumnya, pada tahun 2007, keracunan melamin menyebabkan kematian lebih dari 1.000 hewan peliharaan rumah tangga di Amerika Utara. Penyebabnya adalah pakan hewan yang diimpor dari Tiongkok ditemukan memiliki kadar melamin dalam jumlah tinggi.
Perlukah Berhenti Menggunakan Piring Melamin?
Meski berbahaya, tetapi Anda tidak perlu membuang semua peralatan makan berbahan melamin di rumah. Secara umum, bahaya piring melamin tidak perlu dikhawatirkan asalkan penggunaannya benar.
Untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan akibat pemakaian piring melamin, pastikan peralatan makan melamin terbuat dari bahan berkualitas, berlabel food grade, dan kondisinya baik, seperti tidak tergores atau retak.
Namun, jika Anda masih ragu untuk menggunakan piring melamin, Anda bisa memilih untuk menggunakan piring, mangkuk, atau gelas berbahan lain yang lebih aman, misalnya dari bahan keramik atau kaca.
Apabila masih memiliki pertanyaan seputar bahaya piring melamin, wadah plastik, atau bahan tertentu yang biasa digunakan dalam peralatan makan, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter.