Ada banyak mitos insomnia yang masih beredar hingga saat ini. Padahal, mitos tersebut belum tentu benar dan justru bisa menyesatkan. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengetahui lebih jauh informasi seputar insomnia, termasuk mitos dan fakta terkait kondisi ini.
Insomnia adalah gangguan yang menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan untuk tidur. Jika sudah terjadi dalam waktu lama, insomnia bisa membuat penderitanya merasa mudah lelah, sering mengantuk saat beraktivitas, dan sulit konsentrasi.
Tak hanya itu, insomnia yang tidak diobati dengan tepat juga dapat menimbulkan masalah kesehatan lain, misalnya penurunan daya ingat dan gairah seks, melemahnya daya tahan tubuh, serta gangguan mental seperti gangguan cemas dan depresi.
Berbagai Mitos Seputar Insomnia
Berikut ini adalah beberapa mitos insomnia dan fakta yang ada di baliknya:
1. Tidur lebih cepat bila menonton tayangan di televisi
Siklus tidur dan bangun diatur oleh hormon melatonin yang diproduksi di otak. Berkat adanya hormon ini, Anda dapat mengantuk pada malam hari dan terbangun esoknya di pagi hari.
Ada mitos insomnia yang menyebutkan bahwa menonton tayangan di televisi, laptop, atau smartphone dapat membuat seseorang lebih cepat tertidur sehingga bisa mengatasi insomnia. Padahal, hal ini tidaklah benar.
Kebiasaan sering menonton TV atau layar elektronik di malam hari justru bisa menyebabkan terganggunya produksi hormon melatonin. Akibatnya, Anda akan lebih sulit mendapatkan tidur yang berkualitas.
Jika merasa susah tidur di malam hari, coba terapkan sleep hygiene dan dengarkan musik berirama pelan yang dapat membuat Anda merasa lebih rileks dan mudah tertidur.
2. Tubuh dapat terbiasa dengan jam tidur yang sedikit
Mitos insomnia ini tidaklah benar dan malah sebaliknya. Kebiasaan kurang tidur justru tidak baik bagi kesehatan tubuh karena dapat membuat tubuh kelelahan.
Dalam jangka panjang, kebiasaan buruk ini bisa meningkatkan risiko terjadinya berbagai masalah kesehatan, misalnya gangguan koordinasi tubuh dan masalah psikologis, seperti suasana hati mudah berubah, rasa cemas berlebih, depresi, halusinasi, dan paranoid.
Bukan hanya gangguan mental, jam tidur yang kurang juga bisa meningkatkan risiko terjadinya berbagai penyakit, seperti gangguan irama jantung (aritmia), gagal jantung, serangan jantung, stroke, dan tekanan darah tinggi.
3. Jam tidur yang terlewat dapat diganti di kemudian waktu
Banyak orang yang sering memotong jam tidurnya saat hari kerja dengan alasan sibuk. Sebagai gantinya, mereka akan menebus jam tidur yang terlewatkan dengan tidur berlebihan di akhir pekan.
Padahal, kebiasaan ini justru bisa membuat jadwal tidur alami tubuh menjadi terganggu, sehingga insomnia akan semakin parah.
Salah satu cara efektif untuk mengganti jam tidur yang hilang adalah dengan mengatur kembali jadwal aktivitas dan memastikan jam tidur tercukupi setiap harinya. Jumlah jam tidur yang ideal bagi orang dewasa adalah 7–9 jam setiap malam.
4. Obat tidur aman dikonsumsi dan tidak berbahaya
Obat tidur memang dapat membantu Anda untuk tidur lebih nyenyak di malam hari, tetapi obat ini hanya bisa digunakan di bawah pengawasan dokter. Penggunaan obat tidur juga umumnya hanya untuk pengobatan insomnia dalam jangka pendek.
Jika digunakan secara tidak tepat, obat tidur berisiko menyebabkan kecanduan atau ketergantungan. Selain itu, obat tidur juga dapat menimbulkan berbagai efek samping, mulai dari diare, sakit kepala, mulut dan tenggorokan kering, nyeri ulu hati, dada terasa perih, hingga penurunan daya ingat.
5. Tidur siang dapat mengatasi insomnia
Tidur siang memiliki efek berbeda pada setiap orang. Sebagian orang mungkin merasakan bahwa tidur sekitar 15 menit di siang hari akan menyegarkan tubuh dan membuat mereka mudah terlelap setelahnya. Namun, perlu diingat kalau tidur siang tidak bisa melunasi hutang tidur akibat insomnia yang sudah terlalu lama terjadi, ya.
Namun, di sisi lain, tidur siang juga bisa membuat seseorang menjadi lebih sulit tidur di malam hari, khususnya pada penderita insomnia.
Jika Anda kelelahan dan ingin tidur siang sejenak untuk menambah energi, usahakan untuk tidur selama 10–20 menit saja sebelum jam 3 sore. Hal ini dapat mencegah Anda susah tidur di malam harinya.
6. Gangguan tidur dapat mereda dengan sendirinya
Ada banyak hal yang bisa menyebabkan seseorang mengalami gangguan tidur, mulai dari yang ringan seperti kebiasaan sering begadang atau menatap layar elektronik di malam hari hingga penyebab yang lebih serius, misalnya penyakit atau kondisi medis tertentu, termasuk menderita stockholm syndrome.
Oleh karena itu, untuk mengatasi gangguan tidur dengan tepat, Anda harus terlebih dahulu mengetahui penyebabnya. Caranya adalah dengan berkonsultasi ke dokter untuk menjalani pemeriksaan dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Agar tidak salah informasi, Anda sebaiknya tidak langsung memercayai berbagai mitos seputar insomnia dan gangguan tidur yang banyak beredar. Cobalah untuk mencari informasi yang tepat tentang insomnia dengan berkonsultasi ke dokter atau membaca informasi di situs kesehatan yang terpercaya.
Insomnia yang terjadi sesekali adalah hal yang wajar dan tidak perlu dikhawatirkan. Insomnia baru perlu diwaspadai apabila sudah terjadi dalam waktu lama atau menimbulkan masalah kesehatan tertentu, seperti kelelahan dan kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Oleh karena itu, jika merasa terganggu dengan kondisi ini atau insomnia yang dialami tidak kunjung sembuh, Anda sebaiknya berkonsultasi dengan psikiater untuk mendapatkan penanganan yang tepat.