Water birth menjadi metode melahirkan yang populer karena dipercaya hanya menyebabkan sedikit rasa sakit. Tak hanya itu, masih banyak keuntungan water birth yang bisa didapatkan oleh ibu hamil. Namun, di balik berbagai keuntungannya, ada pula risiko water birth yang perlu diketahui.
Dalam proses melahirkan secara water birth atau melahirkan dalam air, ibu akan diminta duduk, jongkok, atau berada pada posisi lain yang nyaman untuk mengejan di dalam air hangat.
Metode water birth bisa dibilang sangat berbeda dengan metode konvensional di mana ibu menjalani proses melahirkan dengan berbaring di tempat bersalin.
Keuntungan Melahirkan secara Water Birth
Berada di dalam air hangat saat menjalani water birth membuat tubuh menjadi lebih rileks dan terasa lebih ringan. Tak hanya itu, posisi water birth juga memudahkan Anda untuk mengejan sehingga Anda bisa mendapat berbagai keuntungan berikut ini:
1. Minim rasa sakit
Salah satu keuntungan water birth adalah membantu mengurangi rasa sakit saat persalinan. Selayaknya mandi air hangat, melahirkan di dalam air hangat juga dapat membuat tubuh menjadi lebih rileks. Oleh karen itu, Anda dapat bernapas dengan lebih teratur sehingga nyeri kontraksi dapat mereda.
2. Lebih nyaman
Proses melahirkan dengan metode water birth membuat Anda mengapung di dalam air. Dengan demikian, tubuh terasa lebih ringan sehingga Anda lebih mudah untuk bergerak mencari posisi yang nyaman. Aturan yang perlu diingat saat menjalani water birth adalah tetap menjaga lutut pada posisi lebih rendah dari pinggul.
3. Proses persalinan lebih mudah
Dibandingkan dengan melahirkan secara konvensional, melahirkan di dalam air membuat Anda lebih mudah mengejan, sehingga bayi akan lebih cepat terdorong ke luar. Sisi kolam tempat melakukan water birth juga bisa menjadi penopang ekstra yang membantu memudahkan bayi ke luar.
4. Privasi lebih terjaga
Melahirkan dengan metode water birth memberikan lebih banyak ruang pribadi, sehingga Anda lebih leluasa untuk bergerak. Efek ini bisa makin terasa dengan menyalakan lampu redup dan menjaga agar ruangan tidak terlalu berisik.
Memahami Risiko dari Water Birth
Selain berbagai keuntungan di atas, water birth juga memiliki beberapa risiko untuk bayi. Kebanyakan risiko terjadi apabila air di dalam kolam terkontaminasi. Berikut ini adalah beberapa risiko water birth yang perlu diketahui untuk dijadikan pertimbangan:
1. Tenggelam
Saat melahirkan di dalam air, selalu ada risiko tenggelam bagi bayi yang baru lahir. Akibatnya, bayi akan terlalu lama berada di dalam air dan paru-parunya bisa terisi air.
2. Infeksi
Saat mengejan, Anda akan menggunakan otot yang dipakai untuk mengeluarkan tinja ketika BAB, sehingga Anda bisa saja mengeluarkan tinja saat persalinan. Hal tak terduga saat persalinan ini normal terjadi dan bidan biasanya akan segera membersihkannya.
Apabila Anda melahirkan dengan metode water birth dan hal ini terjadi, tinja mungkin mengotaminasi air yang digunakan untuk persalinan. Bayi baru lahir bisa saja menelan air tersebut, sehingga mungkin untuk terkena infeksi.
3. Radang paru-paru (pneumonia)
Meski belum didukung oleh hasil penelitian yang signifikan, bayi berisiko terkena radang paru atau pneumonia jika dilahirkan dengan metode water birth. Untuk mencegahnya, suhu air harus tetap terjaga pada kisaran 36−37 derajat Celsius dan bayi harus segera diangkat setelah lahir.
Pneumonia pada bayi yang terlahir dengan metode water birth biasanya terjadi pada 24−48 jam pertama. Salah satu penyebabnya adalah bayi menelan air yang telah terkontaminasi tinja.
4. Sindrom aspirasi mekonium
Risiko dari water birth berikutnya adalah bayi berisiko untuk terkena sindrom aspirasi mekonium. Kondisi ini terjadi ketika bayi sudah buang air besar sebelum lahir, dan cairan ketuban yang terkontaminasi kotoran dihirup oleh bayi sehingga menyebabkan masalah pernapasan.
Dokter dan bidan dapat mengenali hal ini ketika air ketuban pecah dan bercampur dengan mekonium yang umumnya berwarna hijau, kental, dan lengket.
Sangat penting untuk segera menghisap keluar cairan mekonium dari saluran pernapasan bayi begitu bayi keluar. Posisi ibu saat water birth harus disesuaikan agar tindakan ini dapat dilakukan segera.
5. Kerusakan tali pusat
Saat menjalani persalinan water birth, biasanya bayi akan segera diangkat ke permukaan. Namun, gerakan membawa bayi ke atas dengan cepat menimbulkan risiko robeknya tali pusat dan perdarahan, yang merupakan penyebab paling umum anemia pada bayi.
Water Birth Dilarang untuk Kondisi Tertentu
Sayangnya, tidak semua ibu hamil dapat menjalani proses persalinan secara water birth. Beberapa kondisi yang tidak dianjurkan untuk melahirkan dengan metode ini adalah:
- Berusia kurang dari 17 tahun atau lebih dari 35 tahun
- Sedang mengalami infeksi
- Mengalami komplikasi kehamilan, seperti pra-eklampsia atau diabetes
- Akan melahirkan anak kembar dua atau lebih
- Usia bayi prematur
- Posisi bayi sungsang
- Diperkirakan melahirkan bayi yang berbobot besar
- Memiliki kondisi yang mengharuskan proses melahirkan untuk dimonitor secara teratur dan tidak dapat dilakukan di kolam
Hal yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Water Birth
Jika Anda mempertimbangkan untuk melahirkan dengan metode water birth, sebaiknya konsultasikan dengan dokter kandungan terlebih dahulu. Anda juga sebaiknya mencari tahu rumah sakit mana yang dapat memberikan layanan tersebut.
Sebelum memutuskan untuk melahirkan dengan metode water birth, ada baiknya Anda mengetahui apa saja persiapan yang harus dilakukan. Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan.
- Pastikan Anda ditemani dan diawasi oleh seorang bidan, dokter kandungan, atau tenaga kesehatan profesional selama proses persalinan.
- Segera keluar dari kolam apabila bidan, dokter kandungan, atau tenaga kesehatan profesional sudah menginstruksikannya.
- Minum air selama proses persalinan untuk menghindari dehidrasi.
Agar melahirkan dengan metode water birth berjalan lancar, upayakan untuk memilih tempat dan tenaga medis yang telah memiliki sertifikat untuk melayani persalinan water birth.
Melahirkan dengan metode water birth maupun metode lainnya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Yang paling penting adalah mengutamakan keselamatan. Oleh karena itu, berkonsultasilah dengan dokter mengenai metode persalinan yang sesuai dengan kondisi Anda.