Menstruasi adalah keluarnya darah dari vagina karena siklus alami bulanan. Siklus ini merupakan bagian dari proses normal organ reproduksi wanita untuk mempersiapkan kehamilan.

Setiap bulannya, organ reproduksi wanita akan mempersiapkan kehamilan, yang ditandai dengan lepasnya sel telur dari indung telur dan penebalan dinding rahim. Jika tidak terjadi kehamilan, dinding rahim akan luruh dan keluar bersama darah melalui vagina. Keluarnya darah ini disebut sebagai menstruasi atau haid.

Menstruasi - Alodokter

Menstruasi merupakan salah satu tanda wanita memasuki masa pubertas. Haid pertama bisa datang lebih cepat atau lambat. Namun, rata-rata siklus menstruasi pertama dimulai pada usia 12 tahun, atau 2–3 tahun setelah payudara tumbuh. Siklus ini akan terus berlangsung sampai masuk masa menopause.

Fase Menstruasi

Siklus menstruasi pada wanita terbagi menjadi empat fase, yaitu:

Fase menstruasi

Fase menstruasi ditandai dengan luruhnya dinding rahim yang berisi pembuluh darah dan cairan lendir. Proses ini dimulai sejak hari pertama haid dan berlangsung selama 3–7 hari.

Fase folikular

Pada fase folikular, indung telur (ovarium) akan membentuk folikel yang isinya adalah sel telur belum matang. Folikel dan sel telur ini akan berkembang dan merangsang penebalan pada dinding rahim.

Fase folikular umumnya dimulai sejak hari pertama menstruasi dan berlangsung selama 11–27 hari, tergantung pada siklus masing-masing wanita.

Fase ovulasi

Fase ovulasi, atau disebut juga sebagai masa subur, terjadi ketika ovarium melepaskan sel telur yang sudah matang. Sel telur ini siap dibuahi oleh sperma di saluran indung telur. Namun, jika tidak dibuahi oleh sperma, sel telur akan melebur dalam 24 jam setelah terjadinya fase ovulasi.

Fase ovulasi umumnya terjadi pada hari ke-12 hingga 14 siklus menstruasi. Pada masa ini, akan ada tanda vagina basah karena vagina mengeluarkan lendir serviks.

Fase luteal

Fase luteal ditandai dengan berubahnya sel telur menjadi korpus luteum. Korpus ini akan melepaskan hormon yang mempertebal dinding rahim. Namun, jika tidak dibuahi oleh sperma, korpus luteum akan menyusut dan kembali diserap. Dengan begitu, lapisan rahim akan luruh selama menstruasi.

Fase luteal berlangsung selama 11–17 hari. Pada fase ini, gejala-gejala premenstrual syndrome (PMS) bisa terjadi.

Penyebab Menstruasi Tidak Normal

Normalnya, haid datang setiap 21–35 hari dengan lama menstruasi selama 3–7 hari. Pada fase menstruasi, wanita rata-rata mengeluarkan darah kurang dari 80 mililiter, atau sekitar 8−10 sendok makan.

Rentang waktu siklus haid pada setiap wanita bisa berbeda-beda. Namun, ada wanita yang mengalami kelainan siklus menstruasi, misalnya jadwal haid tidak teratur, dan volume darah yang keluar terlalu banyak (menorrhagia) atau justru terlalu sedikit (hipomenorea).

Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan siklus menstruasi wanita tidak normal, yaitu:

  • Menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk KB spiral (IUD)
  • Mengonsumsi obat, seperti pil KB atau obat antidepresan
  • Menderita penyakit seperti hipertiroidisme, hipotiroidisme, radang panggul, atau polycystic ovarian syndrome (PCOS)
  • Menderita gangguan rahim, seperti miom
  • Mengalami gangguan pola makan, misalnya bulimia, anoreksia nervosa, atau binge eating disorder
  • Berolahraga terlalu berat dan diet terlalu ketat
  • Sedang menyusui
  • Mengalami stres berat
  • Merokok

Gejala Menstruasi

Wanita yang sedang menstruasi dapat merasakan gejala tertentu pada dua fase, yaitu menjelang dan saat haid berlangsung. Berikut adalah penjelasannya:

Gejala pramenstruasi (PMS)

Pada siklus menstruasi, kadar hormon dalam tubuh akan berubah. Hal ini dapat memengaruhi fisik dan emosi sejak beberapa hari sebelum menstruasi. Gejala ini disebut sindrom pramenstruasi atau premenstrual syndrome (PMS).

Beberapa gejala yang dapat muncul saat pramenstruasi adalah:

  • Sakit kepala
  • Nyeri di payudara
  • Timbul jerawat
  • Perut kembung
  • Perubahan suasana hati (mood swing)
  • Perubahan gairah seks

Gejala di atas bisa berlangsung selama 6–7 hari, yaitu 4 hari sebelum menstruasi dan 2–3 hari sesudah haid.

Gejala saat menstruasi

Pada saat haid berlangsung, kontraksi rahim dan perubahan hormon bisa menimbulkan gejala menstruasi yang biasanya terjadi selama 1–3 hari.

Gejala yang dirasakan pada saat menstruasi meliputi:

  • Sakit perut bagian bawah (dismenore)
  • Nyeri di bagian pinggul, punggung bagian bawah dan paha bagian dalam
  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Mual
  • Diare
  • Lemas

Gejala haid akan berkurang seiring bertambahnya usia, atau bahkan hilang ketika sudah melahirkan.

Kapan harus ke dokter

Lama serta volume perdarahan pada siklus haid bisa berbeda-beda. Oleh sebab itu, sebaiknya catat siklus menstruasi agar dapat segera menyadari jika ada gangguan haid.

Perubahan pada siklus haid bisa menandakan adanya masalah kesehatan. Segera ke dokter jika mengalami tanda-tanda kelainan menstruasi, seperti:

  • Jadwal haid yang tidak teratur, seperti tidak menstruasi lebih dari 3 bulan, atau haid lebih cepat dari 21 hari
  • Darah yang keluar saat menstruasi sangat banyak
  • Perdarahan lebih dari 7 hari
  • Perdarahan di luar siklus menstruasi
  • Gejala haid lebih berat daripada biasanya
  • Menstruasi disertai pucat, sangat lemas, keringat dingin, dan linglung

Segera bawa anak perempuan Anda ke dokter jika ia belum juga mengalami haid setelah berusia 16 tahun atau lebih.

Diagnosis Gangguan Menstruasi

Untuk mendiagnosis gangguan menstruasi, dokter akan menanyakan seputar siklus menstruasi dan penyakit yang pernah dialami pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan tes fisik, termasuk pemeriksaan panggul, guna mendeteksi tumor atau radang.

Dokter juga akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk menegakkan diagnosis, antara lain:

  • Tes darah, untuk mendeteksi anemia, gangguan tiroid, atau penyakit lain
  • Pap smear, untuk mendiagnosis kanker serviks
  • Pemeriksaan cairan vagina, untuk mendeteksi kemungkinan penyakit infeksi menular seksual
  • USG rahim, untuk memeriksa kemungkinan miom atau kista ovarium
  • Biopsi (pengambilan sampel jaringan dari dinding rahim), untuk mendiagnosis ketidakseimbangan hormon, endometriosis, atau sel kanker

Pengobatan Gangguan Menstruasi

Penanganan untuk mengatasi gangguan menstruasi tergantung pada gejala yang dialami. Berikut ini adalah penjelasannya:

Nyeri

Untuk meredakan nyeri ketika menjelang atau saat menstruasi, penderita bisa mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti paracetamol, asam mefenamat, atau ibuprofen.

Jadwal haid tidak teratur

Untuk memperlancar haid, pasien bisa membeli obat pelancar haid atau berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan meresepkan obat yang mengandung hormon estrogen dan progesteron, seperti pil KB.

Perdarahan menstruasi yang berlebihan

Untuk mencegah anemia akibat perdarahan berlebihan saat menstruasi, dokter akan menganjurkan pasien untuk membeli suplemen penambah darah yang dijual bebas di apotek. Selain itu, dokter juga dapat memberikan suntik progestin atau obat penunda haid.

Pada beberapa kasus, dokter akan melakukan operasi untuk mengatasi kelainan menstruasi akibat penyakit tertentu, seperti endometriosis dan miom.

Komplikasi Gangguan Menstruasi

Gangguan menstruasi yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan kurang darah (anemia). Hal ini terjadi akibat perdarahan menstruasi yang berlebihan dan berlangsung lama. Penderita juga berisiko mengalami gangguan kesuburan.

Pencegahan Gangguan Menstruasi

Gjala yang muncul pada siklus menstruasi memang sulit dihindari. Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meredakan sakit saat haid, yaitu:

  • Konsumsilah makanan bergizi lengkap dan seimbang.
  • Perbanyak konsumsi makanan dan minuman berkalsium tinggi seperti, yoghurt dan sayuran hijau.
  • Kurangi konsumsi gula, garam, dan makanan
  • Hindari minuman yang mengandung kafein, soda, atau
  • Kompres hangat di area perut.
  • Jangan merokok.
  • Lakukan olahraga dan istirahat yang cukup.
  • Kelola stres dengan baik, misalnya lewat teknik relaksasi.
  • Mandi dengan air hangat.