Tabung oksigen adalah wadah berisi gas oksigen yang digunakan untuk kebutuhan medis. Terlepas dari perannya yang begitu penting bagi penderita gangguan pernapasan, tabung ini juga memiliki risiko, terlebih bila tidak disimpan dengan cara yang tepat.
Tabung oksigen, khususnya yang portabel, bisa dijadikan alat bantu napas bagi penderita penyakit tertentu yang menjalani perawatan di rumah. Selain lebih praktis digunakan daripada konsentrator oksigen yang berupa mesin, ukurannya yang kecil membuat tabung oksigen bisa dibawa saat pasien keluar rumah.
Kondisi yang Memerlukan Tabung Oksigen
Ada beberapa kondisi yang mengharuskan seseorang mendapatkan terapi oksigen dari tabung oksigen. Contohnya adalah orang yang terpapar COVID-19 dengan gejala berat atau pasien COVID-19 yang mengalami happy hypoxia.
Selain penyakit COVID-19, ada juga beberapa kondisi medis lain yang memerlukan tersedianya tabung oksigen di rumah, seperti:
- Asma yang sering kambuh dan bergejala berat
- Sleep apnea
- Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
- Gagal jantung
- Fibrosis kistik
- Koma
- Stroke
- Gagal napas
Meski bisa dilakukan di rumah, pemakaian tabung oksigen sendiri tetap harus mendapat petunjuk dan evaluasi dari tenaga medis. Hal ini penting diperhatikan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya ledakan tabung oksigen.
Keamanan dan Keselamatan Memakai Tabung Oksigen
Meski keberadaan tabung oksigen di rumah bisa menyelamatkan jiwa, bukan berarti alat ini tidak memiliki risiko. Potensi terjadinya ledakan hingga kebakaran masih menjadi salah satu risiko yang umum terjadi akibat kurangnya perhatian saat menyimpan tabung oksigen.
Oleh karena itu, agar keberadaan alat ini tidak menimbulkan dampak berbahaya dan bisa digunakan dengan aman dan tepat, ada beberapa tips yang bisa dilakukan saat Anda menyimpan tabung oksigen di rumah, yaitu:
- Jauhkan tabung oksigen dari tempat-tempat yang mengeluarkan api dan bersuhu panas. Jarak aman untuk menempatkan tabung oksigen dari sumber api adalah sekitar 1,5–3 meter.
- Jaga jarak dan jauhkan tabung oksigen dari kabel atau alat yang bermuatan listrik, khususnya alat listrik yang dapat memercikkan api.
- Jauhkan cairan dan benda lain yang mudah terbakar dari tabung oksigen, misalnya bahan bakar dan alkohol.
- Jangan membersihkan tabung oksigen dengan cairan yang mudah terbakar, seperti alkohol, tetapi gunakan air bersih.
- Pastikan semua orang di dalam rumah mengetahui dan mematuhi aturan untuk tidak menyalakan api, misalnya merokok atau menggunakan aromaterapi yang dibakar, di tempat Anda menyimpan tabung oksigen.
- Usahakan tabung oksigen tidak tergeletak begitu saja agar alat ini tidak terlontar saat terjadi kebocoran.
- Jangan mencoba memperbaiki sendiri kerusakan pada tabung oksigen. Lebih aman jika Anda memanggil teknisi dari perusahaan tempat Anda membeli tabung oksigen.
Saat hendak memakai tabung oksigen, Anda harus memastikan bahwa koneksi antara selang dan tabung tidak mengalami kebocoran. Setelah itu, Anda juga harus memastikan bahwa oksigen dalam tabung berfungsi dengan baik.
Jika tabung oksigen digunakan untuk anak-anak, segera konsultasikan ke dokter apabila selama pemakaian tabung oksigen menimbulkan beberapa gejala, seperti sesak napas, napas berbunyi, terlihat lemas, susah tidur dan makan, serta bibir, gusi, atau kelopak mata tampak kebiruan.
Meski sudah menjalani terapi oksigen melalui tabung oksigen di rumah, bukan berarti Anda tidak membutuhkan bantuan tenaga medis, ya. Anda tetap perlu rutin berobat dan memeriksakan diri ke dokter sesuai dengan jadwal yang ditentukan agar penyakit yang Anda derita bisa ditangani dengan baik.
Jika Anda mengalami kesulitan saat menggunakan tabung oksigen, Anda bisa bertanya langsung kepada dokter melalui Chat Bersama Dokter. Jangan ragu untuk mengajukan pertanyaan mengenai cara penggunaan, penyimpanan, atau masalah lain yang berkaitan dengan tabung oksigen.