Bikini waxing adalah metode pencabutan bulu di sepanjang garis pakaian dalam atau pakaian renang. Banyak wanita melakukannya karena alasan kesehatan personal, kebersihan, atau sekadar ingin mengikuti tren mode terkini. Sebelum menjalani metode ini, ketahui dulu risiko yang dapat terjadi.
Bikini waxing menjadi salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan rasa percaya diri, terlebih saat liburan di pantai menggunakan bikini. Selain waxing, ada beberapa cara lain yang bisa dilakukan untuk menghilangkan rambut kemaluan, mulai dari digunting, dicukur, atau menggunakan metode laser di klinik kecantikan.
Prosedur bikini waxing umumnya tidak jauh berbeda dengan waxing lainnya, yakni mengoleskan lilin atau cairan karamel dan menempelkan strip kertas untuk mencabut bulu kemaluan. Namun, sebelum Anda memutuskan untuk melakukan prosedur tersebut, ketahui jenis dan risiko yang mungkin dapat terjadi.
Jenis Bikini Waxing
Bikini waxing umumnya dapat dilakukan di salon atau spa oleh pakar kecantikan yang terlatih. Bikini waxing pun memiliki beberapa pilihan, tergantung luas area yang akan ditangani. Berikut adalah dua jenis bikini waxing:
Bikini line
Pada waxing jenis bikini line, rambut atau bulu yang dihilangkan adalah rambut di sepanjang garis bikini yang bisa terlihat jika mengenakan pakaian dalam atau pakaian renang.
Bikini full
Pada waxing jenis bikini full, rambut atau bulu yang dihilangkan adalah yang berada di tulang kemaluan dan labia. Bulu atau rambut di area belahan bokong atau area di sekitar anus tidak dicabut.
Prosedur Bikini Waxing
Jika Anda belum pernah menjalani bikini waxing, berikut ini adalah bayangan tahapan prosedur yang akan dijalani:
- Membuka semua pakaian bagian bawah dan mengenakan celana dalam sekali pakai
- Merapikan rambut kemaluan dengan gunting, jika rambut kemaluan panjang
- Lilin hangat dioleskan pada rambut kemaluan menggunakan spatula, kemudian lilin tersebut ditutup dengan plester
- Setelah lilin cukup mengeras, plester ditarik dengan cepat sehingga rambut kemaluan tercabut hingga ke akarnya
Proses ini terasa menyakitkan karena area kemaluan memang adalah area yang sensitif. Anda dapat mengompres area intim dengan es yang dibungkus kain sesampainya di rumah. Makin teratur Anda melakukan bikini waxing, makin Anda akan terbiasa sehingga tidak merasakan sakit.
Risiko Bikini Waxing
Selain rasa sakit, ada risiko lain yang mungkin terjadi di setelah Anda menjalani bikini waxing untuk menghilangkan bulu kemaluan, di antaranya:
1. Folikulitis
Folikulitis merupakan salah satu kondisi yang sering menimpa wanita setelah melakukan waxing, termasuk bikini waxing. Hal ini karena rambut kemaluan tumbuh ke dalam kulit sehingga menyebabkan peradangan dan infeksi di folikel rambut.
Pada sebagian kasus, infeksi dapat berkembang menjadi lebih serius dan membutuhkan pengobatan antibiotik.
2. Bengkak
Jika Anda memiliki kulit sensitif atau pertama kali menjalani bikini waxing, kulit Anda mungkin akan mengalami bengkak. Hal ini merupakan reaksi normal dan biasanya berlangsung selama 1 atau 2 hari.
3. Luka
Menarik paksa rambut kemaluan sering kali membuat kulit menjadi lecet atau terluka. Selain itu, bila suhu lilin yang digunakan terlalu panas akan memicu terjadinya luka bakar ringan.
4. Hiperpigmentasi
Risiko bikini waxing lainnya adalah hiperpigmentasi alias warna kulit tidak merata. Kondisi ini berkaitan dengan efek samping infeksi dan luka setelah menjalani bikini waxing.
Meski tergolong tidak mudah dan lebih berisiko, sebagian orang melakukan bikini waxing sendiri di rumah. Namun, jika Anda ingin melakukan bikini waxing di rumah, pastikan alat-alat yang digunakan steril dan produk yang digunakan sudah teruji aman dari BPOM untuk menghindari risiko terjadinya infeksi.
Selain itu, bila Anda merasa demam atau muncul kemerahan pada area kulit setelah menjalani bikini waxing, termasuk kemunculan nanah, pembengkakan, dan terasa perih saat disentuh, jangan tunda pergi ke dokter guna mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan yang tepat.