Mesothelioma adalah kanker pada mesothelium, yaitu selaput yang melapisi berbagai organ dalam tubuh. Kondisi ini termasuk dalam jenis kanker yang berbahaya dan dapat berakibat fatal.
Mesothelioma tergolong jenis kanker yang agresif, tetapi cukup jarang terjadi. Kondisi ini umumnya tidak menimbulkan gejala sampai kanker mencapai stadium lanjut. Pada sebagian besar kasus, penderita yang terdiagnosis mesothelioma berusia 60–80 tahun.
Meski dapat ditangani, mesothelioma umumnya sudah berada pada stadium lanjut sehingga sulit diobati. Oleh sebab itu, penting untuk melakukan pencegahan dan pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mencegah kondisi ini.
Jenis Mesothelioma
Ada empat jenis kanker mesothelioma, yaitu:
- Mesothelioma pleura (pleural mesothelioma), yaitu kanker yang menyerang selaput paru-paru (pleura) dan merupakan tipe yang paling sering terjadi
- Mesothelioma peritoneum (peritoneal mesothelioma), yaitu kanker pada selaput rongga perut (peritoneum)
- Mesothelioma perikardium (pericardial mesothelioma), yaitu kanker di lapisan pelindung organ jantung
- Mesothelioma testis (testicular mesothelioma), yaitu kanker yang menyerang lapisan pelindung testis atau buah zakar
Selain jenis di atas, ada juga mesothelioma jinak di paru-paru dan rongga dada yang disebut dengan solitary fibrous tumor. Namun, kondisi ini tidak termasuk dalam jenis mesothelioma yang akan dibahas.
Penyebab Mesothelioma
Penyebab mesothelioma belum diketahui secara pasti. Namun, mesothelioma sering berkaitan dengan paparan asbes atau asbestos jangka panjang. Asbes adalah mineral yang banyak digunakan sebagai bahan konstruksi bangunan, seperti atap, karena sifatnya yang tahan panas dan tahan api.
Asbes yang hancur, baik pada proses penambangan maupun renovasi bangunan, akan menghasilkan serat atau debu halus. Serat tersebut sangat mudah terhirup, kemudian masuk dan mengendap di dalam organ tubuh, terutama paru-paru.
Jika sampai tertelan, serat asbes juga bisa menyebar melalui sistem limfatik, kemudian mengendap dan menyebabkan kanker di selaput rongga perut (peritoneum).
Faktor risiko mesothelioma
Mesothelioma dapat terjadi pada siapa saja, tetapi risikonya lebih tinggi pada orang dengan faktor berikut:
- Memiliki keluarga yang menderita mesothelioma atau kelainan genetik yang meningkatkan risiko munculnya kanker
- Bekerja di bidang yang rentan terpapar asbes, seperti tambang mineral, lokasi konstruksi, industri otomotif, pembangkit listrik, industri tekstil, dan pabrik baja
- Bertempat tinggal di bangunan tua atau lingkungan yang tanahnya mengandung asbes
- Memiliki anggota keluarga yang bekerja di lingkungan yang rentan terpapar asbes sehingga debu asbes menempel di kulit dan pakaian kemudian terbawa ke dalam rumah
- Terpapar mineral erionite atau radiasi dari torium dioksida, biasanya pada pekerja konstruksi jalanan atau penambang
- Terinfeksi simian virus, yaitu infeksi yang dapat menular dari monyet (jarang)
Gejala Mesothelioma
Gejala mesothelioma berkembang secara bertahap dan biasanya baru muncul 20–60 tahun setelah terpapar faktor risiko. Oleh sebab itu, pasien mungkin tidak merasakan gejala khusus ketika mesothelioma masih di stadium awal. Gejala baru muncul ketika kanker membesar dan menekan saraf atau organ lain.
Gejala mesothelioma tergantung pada organ yang terkena. Pada mesothelioma paru, gejala yang mungkin muncul antara lain:
- Demam dan berkeringat, terutama pada malam hari
- Tubuh terasa sangat lelah
- Batuk disertai nyeri yang tidak tertahankan
- Sesak napas akibat penumpukan cairan di paru-paru
- Berat badan menurun tanpa sebab yang jelas
- Nyeri dada
- Suara serak
- Sulit menelan
- Nyeri di pundak atau lengan bagian atas
- Pembengkakan atau perubahan bentuk pada ujung jari (jari tabuh)
- Muncul benjolan pada jaringan di bawah permukaan kulit dada
Mesothelioma perut (peritoneal) dapat menimbulkan gejala sebagai berikut:
- Demam atau berkeringat pada malam hari
- Hilang nafsu makan
- Penurunan berat badan
- Diare
- Sembelit
- Nyeri perut
- Mual dan muntah
- Benjolan atau bengkak di area perut
- Gangguan buang air besar dan buang air kecil
Mesothelioma perikardium dan testis merupakan jenis mesothelioma yang sangat jarang terjadi. Mesothelioma perikardium biasanya menimbulkan gejala berupa nyeri dada dan gangguan pernapasan, sedangkan mesothelioma testis ditandai dengan bengkak atau benjolan di area testis.
Kapan harus ke dokter
Gejala mesothelioma dapat menyerupai gejala dari kondisi lain. Oleh sebab itu, bila Anda memiliki faktor risiko mesothelioma dan mengalami gejala di atas, lakukan konsultasi online dengan dokter untuk mengetahui langkah selanjutnya yang bisa dilakukan.
Namun, jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter jika gejala yang terjadi mengkhawatirkan atau sudah mengganggu aktivitas Anda.
Diagnosis Mesothelioma
Guna menentukan diagnosis mesothelioma, dokter akan menanyakan gejala dan riwayat kesehatan pasien, terutama kemungkinan adanya paparan asbes. Pemeriksaan fisik juga akan dilakukan untuk mendeteksi benjolan atau gejala lain.
Selanjutnya, untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan pemindaian berikut:
- Rontgen, untuk mendeteksi penebalan di lapisan paru, cairan di rongga pleura, atau perubahan bentuk paru-paru
- CT scan, untuk memeriksa area dada dan perut, serta mendeteksi keberadaan kanker dan memeriksa apakah kanker telah menyebar ke organ tubuh lain
- MRI, untuk mendapatkan gambaran organ yang lebih detail dan menentukan lokasi tumor
- PET scan, untuk mendapatkan gambaran detail dari jaringan yang dicurigai terkena kanker
Berdasarkan hasil tes, dokter juga dapat menyarankan pemeriksaan lanjutan berupa:
Tes darah
Tes darah dilakukan untuk mendeteksi peningkatan kadar senyawa tertentu yang biasanya lebih tinggi pada penderita mesothelioma.
Pemeriksaan sampel cairan
Jika pasien mengalami penumpukan cairan dalam tubuh akibat mesothelioma, dokter akan mengambil sampel cairan tersebut dan menelitinya di laboratorium. Tujuannya adalah untuk mendeteksi keberadaan sel kanker.
Pemeriksaan sampel cairan yang bisa dilakukan adalah:
- Thoracentesis, yaitu pengambilan sampel cairan di rongga dada
- Paracentesis, yaitu pengambilan cairan di rongga perut
- Pericardiocentesis, yaitu pengambilan cairan di lapisan (membran) sekitar jantung
Biopsi
Biopsi dilakukan dengan mengambil sampel jaringan dari bagian tubuh tertentu untuk kemudian dianalisis di laboratorium. Ada beberapa jenis pemeriksaan biopsi, yaitu:
1. Biopsi jarum
Biopsi jarum dilakukan dengan menusukkan jarum panjang ke dalam rongga dada atau perut.
2. Torakoskopi, laparoskopi, dan mediastinoskopi
Biopsi ini dilakukan dengan memasukkan selang elastis berkamera dan alat bedah khusus melalui satu atau lebih sayatan kecil. Jenis biopsi yang dilakukan tergantung pada area tubuh yang diperiksa, yaitu:
- Torakoskopi, untuk memeriksa bagian dalam dada
- Laparoskopi, untuk memeriksa bagian dalam organ perut
- Mediastinoskopi, untuk memeriksa area sekitar jantung
3. Biopsi melalui operasi
Pada beberapa kondisi, dokter akan melakukan prosedur invasif untuk mengambil sampel jaringan yang lebih besar guna memastikan diagnosis. Dokter juga dapat sekaligus mengangkat seluruh tumor jika memungkinkan.
Ada dua jenis prosedur biopsi melalui operasi, yaitu:
- Torakotomi, yang dilakukan melalui bedah terbuka di dada
- Laparotomi, yang dilakukan melalui bedah terbuka di perut
4. Biopsi bronkoskopi
Biopsi bronkoskopi dilakukan dengan memasukkan tabung tipis melalui tenggorokan untuk mendeteksi tumor di saluran pernapasan. Jika ada, dokter akan mengambil sampel jaringan dari tumor tersebut untuk diteliti.
Stadium Mesothelioma
Berdasarkan ukuran dan tingkat penyebarannya, mesothelioma terbagi menjadi empat stadium. Pembagian stadium kanker akan membantu dokter untuk mengetahui perkembangan sel kanker dan menentukan metode pengobatan yang paling cocok.
Berikut adalah stadium mesothelioma:
-
Stadium 1
Tumor masih berada di satu area tubuh dan belum menyebar ke jaringan atau organ lain.
-
Stadium 2
Sel kanker membesar dan mulai menyebar ke area terdekat, seperti kelenjar getah bening.
-
Stadium 3
Sel kanker telah menyebar ke organ yang terletak di sekitar kanker.
-
Stadium 4
Sel kanker telah menyebar bagian tubuh yang jauh dari lokasi awal kanker melalui aliran darah.
Pengobatan Mesothelioma
Mesothelioma adalah salah satu jenis kanker ganas dan sulit untuk disembuhkan. Pengobatan biasanya dilakukan untuk meredakan gejala yang dialami dan memperpanjang harapan hidup pasien. Metode pengobatannya akan ditentukan berdasarkan beberapa faktor berikut:
- Usia dan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan
- Jenis dan lokasi kanker
- Ukuran dan tingkat penyebaran kanker
Berdasarkan pertimbangan di atas, beberapa langkah pengobatan yang dapat direkomendasikan oleh dokter adalah:
Kemoterapi
Kemoterapi adalah pemberian obat-obatan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Terapi ini bisa dilakukan sebelum operasi untuk mengecilkan sel-sel kanker agar mudah diangkat, atau setelah operasi untuk mengurangi risiko kanker muncul kembali.
Radioterapi
Radioterapi atau terapi radiasi dilakukan dengan menembakkan sinar X atau sinar proton pada area tubuh yang terserang mesothelioma. Terapi ini biasanya dilakukan setelah operasi untuk menghilangkan sisa sel-sel kanker.
Radioterapi juga dapat dilakukan untuk meredakan gejala kanker tahap lanjut pada pasien yang tidak bisa menjalani operasi.
Operasi
Operasi dapat dilakukan pada mesothelioma stadium awal. Ada beberapa pilihan operasi yang dapat dilakukan dokter, yaitu:
- Operasi pengangkatan sel-sel kanker sebanyak mungkin, yang dapat ditunjang dengan radioterapi untuk meredakan nyeri dan menghambat pertumbuhan kanker
- Operasi penyedotan cairan di dada yang mengganggu pernapasan, yang bisa disertai penyuntikkan obat ke dada (pleurodesis) untuk mencegah cairan menumpuk kembali
- Operasi pengangkatan jaringan di sekitar rongga perut, tulang rusuk, atau paru-paru yang terkena sel-sel kanker
- Operasi pengangkatan bagian paru-paru yang terdampak dan jaringan di sekitarnya, yang umumnya perlu dilanjutkan dengan radioterapi
Multimodality therapy
Terapi ini merupakan gabungan dari tiga metode pengobatan atau lebih, misalnya bedah, kemoterapi pascaoperasi, dan terapi radiasi. Multimodality therapy dilakukan untuk memperbesar tingkat keberhasilan pengobatan.
Untuk membantu proses pengobatan, dokter akan menyarankan pasien melakukan beberapa hal berikut:
- Latihan pernapasan, untuk mengendalikan pernapasan ketika mengalami gejala sulit bernapas
- Latihan relaksasi tubuh, untuk mengurangi tegang di otot saluran pernapasan, sehingga dapat lebih mudah bernapas
Komplikasi Mesothelioma
Mesothelioma yang telah membesar atau menyebar dapat menekan organ atau jaringan di sekitarnya. Hal ini dapat menimbulkan beragam komplikasi.
Pada mesothelioma pleura, komplikasi yang dapat terjadi berupa:
- Kesulitan bernapas
- Nyeri dada
- Kesulitan menelan
- Nyeri akibat tekanan pada saraf dan sumsum tulang belakang
- Efusi pleura
Sementara itu, komplikasi akibat mesothelioma peritoneum adalah obstruksi usus, yang dapat ditandai dengan mual, muntah, sembelit, dan hilang nafsu makan atau merasa cepat kenyang.
Pencegahan Mesothelioma
Cara utama untuk mencegah mesothelioma adalah dengan menghindari paparan asbes. Jika Anda bekerja di lingkungan yang berisiko tinggi terpapar asbes, ikutilah peraturan keselamatan kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan, misalnya:
- Menggunakan alat pelindung diri selama berada di area kerja yang rentan terpapar asbes, seperti rumah tua
- Membuang sisa materi asbes di tempat yang aman dan tidak membahayakan lingkungan sekitar
- Mengikuti petunjuk mengenai cara menangani asbes dengan aman
- Tidak membawa pulang pakaian dan sepatu yang digunakan selama bekerja
Di samping itu, ada beberapa hal lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko mesothelioma, yaitu:
- Menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mendeteksi gejala atau tanda-tanda penyakit yang terkait dengan paparan asbes
- Berhenti merokok, karena rokok dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai jenis kanker, termasuk mesothelioma
- Meminta bantuan tenaga ahli saat akan memproses peralatan atau bagian rumah yang mengandung asbes