Metatarsalgia adalah kondisi ketika telapak kaki bagian depan, tepatnya tulang metatarsal, meradang dan terasa nyeri. Metatarsalgia umumnya tidak berbahaya. Namun, jika tidak ditangani, kondisi ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Tulang metatarsal adalah tulang panjang yang terletak di bagian depan kaki, tepatnya di bawah jari-jari kaki, dan terdiri dari lima tulang. Ketika terdapat gangguan yang memengaruhi salah satu atau beberapa tulang metatarsal, hal itu bisa menyebabkan terjadinya metatarsalgia.
Kondisi ini biasanya dirasakan sebagai nyeri tumpul, tajam, atau terbakar yang makin parah ketika berjalan, berdiri, berlari, atau menekuk kaki. Selain itu, metatarsalgia juga bisa ditandai dengan mati rasa atau kesemutan di bagian jari-jari kaki, dan timbulnya perasaan seperti terdapat kerikil di dalam sepatu.
Penyebab Metatarsalgia
Berdasarkan penyebabnya, metatarsalgia dapat dibagi menjadi tiga jenis. Berikut ini jenis metatarsalgia dan penyebabnya:
1. Metatarsalgia primer
Metatarsalgia primer dapat terjadi jika terdapat gangguan atau kelainan pada tulang metatarsal atau area di sekitar metatarsal. Berikut ini beberapa contoh gangguan atau kelainan yang dapat menyebabkan terjadinya metatarsalgia primer:
- Tulang metatarsal kedua terlalu panjang
- Jari kaki melengkung seperti cakar (hammer toe)
- Kelainan bentuk sendi di pangkal ibu jari kaki (bunion)
- Telapak kaki terlalu melengkung
2. Metatarsalgia sekunder
Pada sebagian besar kasus, metatarsalgia sekunder disebabkan oleh kebiasaan memakai sepatu yang terlalu sempit atau berhak tinggi dan melakukan aktivitas yang memberikan tekanan berlebih pada area metatarsal, seperti berlari atau melompat.
Selain itu, metatarsalgia sekunder juga bisa terjadi karena efek dari kondisi medis atau penyakit lain yang diderita oleh pasien. Penyakit tersebut antara lain:
- Penyakit peradangan, seperti rheumatoid arthritis, psoriasis arthritis, asam urat, sesamoiditis, atau Morton’s neuroma
- Gangguan neurologis, seperti penyakit Charcot-Marie-Tooth dan penyakit Freiberg
- Penyakit metabolik, seperti obesitas dan diabetes
- Ligamen robek
- Kutil di telapak kaki (plantar warts)
3. Metatarsalgia iatrogenik
Berbeda dengan kedua jenis metatarsalgia di atas, metatarsalgia iatrogenik biasanya terjadi akibat komplikasi operasi pada kaki bagian depan. Misalnya, operasi bunion yang dapat menyebabkan bentuk atau posisi jempol kaki berubah, sehingga memicu timbulnya metatarsalgia.
Meski jarang terjadi, metatarsalgia iatrogenik juga bisa terjadi akibat komplikasi dari kondisi patah tulang yang tidak ditangani dengan baik dan avascular necrosis.
Penanganan Metatarsalgia
Penanganan metatarsalgia bisa berbeda-beda pada tiap orang, tergantung pada tingkat keparahannya. Secara umum, penanganan metatarsalgia dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini:
1. Metode RICE
Metode RICE (rest, ice, compression, dan elevation) dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri ringan akibat metatarsalgia. Caranya, kompres area metatarsal yang nyeri dengan es batu yang telah dibungkus oleh handuk atau kain bersih selama 20 menit. Lalu, balut telapak kaki yang mengalami metatarsalgia dengan perban elastis.
Setelah itu, istirahatkan kaki dan posisikanlah kaki lebih tinggi dari dada dengan menggunakan bantal sebagai penyangganya.
Untuk meminimalkan tekanan dan nyeri pada telapak kaki, penderita juga disarankan untuk menggunakan sepatu dengan ukuran yang pas di kaki, tidak menggunakan sepatu berhak tinggi, dan menggunakan bantalan atau sol tambahan di dalam sepatu.
2. Obat pereda nyeri
Obat pereda nyeri, seperti paracetamol atau ibuprofen, biasanya akan diresepkan oleh dokter untuk meredakan keluhan nyeri tidak tertahankan yang timbul akibat metatarsalgia. Obat ini bekerja dengan cara menekan produksi zat kimia tertentu di tubuh yang menyebabkan peradangan dan memicu munculnya rasa nyeri.
3. Terapi fisik
Selain meresepkan obat-obatan, dokter juga mungkin akan merekomendasikan terapi fisik atau fisioterapi untuk mengatasi nyeri yang tidak tertahankan akibat metatarsalgia.
Tujuan terapi ini untuk meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas kaki, sehingga mengurangi tekanan pada tulang metatarsal dan mengurangi nyeri. Selain itu, terapi fisik yang akan diberikan oleh dokter atau fisioterapis biasanya meliputi peregangan atau latihan pergelangan kaki dan kaki.
4. Suntik kortikosteroid
Jika nyeri akibat metatarsalgia terasa sangat berat yang tidak tertahankan meski telah diobati dengan beberapa penanganan di atas, dokter akan memberikan suntikan kortikosteroid.
Saat disuntikan ke area metatarsal, obat kortikosteroid akan bekerja dengan cara menghambat respon sistem kekebalan tubuh yang memicu peradangan pada area tersebut. Dengan begitu, nyeri pun dapat berkurang.
5. Operasi
Operasi biasanya menjadi pilihan terakhir ketika semua perawatan di atas sudah dijalani tetapi metatarsalgia tidak kunjung membaik atau bahkan makin parah. Tergantung dengan penyebabnya, pembedahan bisa dilakukan untuk memperbaiki atau mengangkat tulang, saraf, atau jaringan di sekitar metatarsal.
Sebelum memberikan penanganan dan memastikan apakah pasien menderita metatarsalgia atau tidak, dokter akan melakukan sesi tanya jawab seputar gejala yang dialami pasien terlebih dahulu, lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik pada telapak kaki pasien.
Bila diperlukan, dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti rontgen, USG, MRI, atau tes darah, untuk membantu memastikan penyebab dari metatarsalgia.
Jika dari pemeriksaan tersebut telah diketahui penyebab dari metatarsalgia, dokter akan memberikan penanganan yang sesuai dengan penyakit yang mendasarinya. Dokter yang akan memberikan penanganan khusus untuk seseorang yang mengalami metatarsalgia adalah dokter ortopedi.