Methylphenidate adalah obat untuk mengendalikan gejala dari attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Methylphenidate juga digunakan dalam pengobatan narkolepsi, yaitu gangguan tidur yang menyebabkan penderitanya tertidur secara tiba-tiba.
Methylphenidate bekerja dengan menyeimbangkan kadar dopamin dan norepinephrine di otak. Senyawa alami tersebut berperan dalam memperbaiki suasana hati, kemampuan berkonsentrasi, daya ingat, siklus tidur, serta pola pikir dan perilaku.
Dengan cara kerjanya, methylphenidate dapat meningkatkan konsentrasi dan fokus penderita ADHD, serta mengurangi perilaku impulsif dan hiperaktif akibat kondisi tersebut. Alhasil, penderita ADHD dapat belajar, bekerja, dan berinteraksi dengan orang lain secara lebih baik.
Selain itu, methylphenidate akan membantu penderita narkolepsi terjaga pada siang hari. Hal ini dapat memperbaiki waktu tidur pada malam hari dan siklus tidur penderita narkolepsi.
Merek dagang methylphenidate: Concerta, Methylphenidate HCl, Prohiper
Apa Itu Methylphenidate
Golongan | Obat resep |
Kategori | Stimulan sistem saraf |
Manfaat | Mengontrol gejala dari attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) |
Mengurangi munculnya gejala narkolepsi | |
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak usia ≥6 tahun |
Methylphenidate untuk ibu hamil | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
Methylphenidate hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
Methylphenidate untuk ibu menyusui | Methylphenidate dapat digunakan oleh ibu menyusui, tetapi harus sesuai dengan anjuran dokter. |
Awasi bayi dari gejala rewel, sulit tidur, atau tidak mau makan saat Anda menggunakan methylphenidate. Segera laporkan ke dokter jika gejala ini terjadi. | |
Bentuk obat | Tablet, tablet lepas lambat |
Peringatan sebelum Mengonsumsi Methylphenidate
Penggunaan methylphenidate secara sembarangan bisa menyebabkan kecanduan dan overdosis yang berujung pada kematian. Oleh sebab itu, methylphenidate hanya boleh digunakan di bawah pengawasan dokter.
Sebelum menggunakan obat ini untuk diri sendiri atau memberikannya kepada anak, penting bagi Anda untuk memperhatikan hal-hal berikut:
- Informasikan kepada dokter tentang riwayat alergi yang dimiliki. Methylphenidate tidak boleh diminum oleh orang yang alergi terhadap obat ini.
- Beri tahu dokter jika memiliki glaukoma, gangguan cemas yang berat, sindrom Tourette, hipertensi, gagal jantung, aritmia, hipertiroidisme, atau baru saja mengalami serangan jantung. Methylphenidate tidak boleh digunakan pada kondisi tersebut.
- Beri tahu dokter jika sedang atau pernah menderita penyakit jantung, stroke, psikosis, depresi, gangguan bipolar, pheochromocytoma, vaskulitis, sindrom Raynaud, kecanduan alkohol, kejang atau epilepsi, penyalahgunaan NAPZA, atau pernah melakukan percobaan bunuh diri.
- Pastikan untuk memberi tahu dokter jika sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui.
- Informasikan kepada dokter mengenai semua obat lain yang sedang digunakan, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi terjadinya interaksi antarobat.
- Hindari konsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan methylphenidate.
- Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan methylphenidate jika direncanakan untuk menjalani operasi, MRI, CT scan, atau tindakan medis lainnya. Penggunaan methylphenidate mungkin perlu dihentikan sebelum prosedur medis tersebut.
- Pastikan untuk melakukan pemeriksaan tumbuh kembang anak secara berkala selama ia menggunakan methylphenidate. Penggunaan methylphenidate dalam jangka panjang dapat menghambat laju pertumbuhan anak.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah minum methylphenidate. Obat ini dapat menyebabkan pusing.
- Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang serius setelah minum methylphenidate.
Dosis dan Aturan Pakai Methylphenidate
Methylphenidate tersedia dalam bentuk tablet 10 mg, dan tablet lepas lambat 18 mg dan 36 mg. Dosis methylphenidate yang diberikan dokter dapat berbeda pada tiap pasien, tergantung pada kondisi yang ditangani dan sediaan obat yang digunakan. Berikut adalah penjelasannya:
Methylphenidate tablet
Kondisi: ADHD atau narkolepsi
- Dewasa: 10 mg, 2–3 kali sehari. Dosis dapat diturunkan atau ditingkatkan, tergantung pada respons pasien.
- Anak usia 6–17 tahun: 5 mg 2 kali sehari, sebelum sarapan dan makan siang. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap dengan tambahan dosis 5–10 mg tiap minggu. Dosis maksimal 60 mg per hari yang dibagi menjadi 2–3 kali jadwal konsumsi.
Methylphenidate tablet lepas lambat
Kondisi: ADHD
- Dewasa: 18–36 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan 18 mg setiap minggu. Dosis perawatan mulai dari 18–72 mg per hari.
- Anak usia 6–17 tahun: Dosis awal 18 mg, dapat ditingkatkan 18 mg tiap minggu. Dosis maksimal 54 mg per hari untuk anak usia 6–12 tahun, dan 72 mg per hari untuk anak usia 13–17 tahun.
Cara Mengonsumsi Methylphenidate dengan Benar
Gunakanlah methylphenidate sesuai anjuran dokter dan petunjuk yang tertera pada label kemasannya. Jangan mengurangi atau menambah dosis tanpa sepengetahuan dokter.
Pastikan untuk mengikuti cara penggunaan methylphenidate yang benar berikut ini:
- Konsumsilah methylphenidate saat perut kosong, idealnya 30–45 menit sebelum makan.
- Telan tablet methylphenidate dengan air putih. Jika Anda kesulitan menelan tablet methylphenidate, geruslah obat dan campurkan ke dalam satu sendok yoghurt atau madu, kemudian segera ditelan.
- Untuk methylphenidate sediaan tablet lepas lambat, telan obat ini tanpa dibelah atau digerus terlebih dahulu.
- Jangan mengonsumsi methylphenidate pada malam hari karena dapat menyebabkan insomnia.
- Konsumsilah methylphenidate secara teratur agar efek pengobatan maksimal. Jika Anda lupa, segera konsumsi obat ini begitu teringat. Namun, bila waktu minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis.
- Jangan menghentikan pengobatan secara tiba-tiba tanpa persetujuan dokter. Hal ini untuk mencegah terjadinya gejala putus obat, seperti perubahan suasana hati, depresi, hingga pikiran untuk bunuh diri. Dokter akan mengurangi dosis methylphenidate secara bertahap jika pengobatan perlu dihentikan.
- Bila memungkinkan, periksakan tekanan darah Anda setiap hari secara mandiri dengan menggunakan tensimeter. Laporkan kepada dokter jika tekanan darah terlalu tinggi. Penggunaan methylphenidate dapat meningkatkan tekanan darah dan memperburuk hipertensi.
- Simpan methylphenidate di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
- Jangan mengonsumsi methylphenidate yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa.
Interaksi Methylphenidate dengan Obat Lain
Efek interaksi obat yang dapat terjadi jika methylphenidate digunakan dengan obat lain adalah:
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari obat clonidine
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari obat phenytoin dan obat antidepresan trisiklik, seperti amitryptilin
- Penurunan efektivitas obat antihipertensi dalam menurunkan tekanan darah tinggi
Agar terhindar dari efek interaksi yang tidak diinginkan, selalu beri tahu dokter jika hendak menggunakan obat lain bersama methylphenidate.
Efek Samping dan Bahaya Methylphenidate
Efek samping yang muncul setelah minum methylphenidate bisa berupa:
- Mulut kering
- Mual atau muntah
- Sakit maag, nyeri lambung
- Sakit kepala atau pusing
- Insomnia atau sulit tidur
- Gelisah
- Tidak selera makan
Untuk memastikan kondisi Anda dan mendapatkan penanganan awal yang cepat, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter melalui chat. Jika efek samping tidak membaik atau malah memberat, segeralah periksakan diri ke dokter agar penyebabnya bisa dipastikan dan diberikan penanganan yang sesuai.
Carilah pertolongan medis jika setelah minum methylphenidate Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius berikut ini:
- Pusing berat seperti akan pingsan
- Nyeri di dada yang menjalar hingga ke area bahu dan rahang, sesak napas
- Gangguan mental dan perilaku, seperti agitasi, depresi, atau muncul halusinasi maupun keinginan untuk bunuh diri
- Lumpuh sebelah badan, bicara cadel, linglung
- Ereksi berkepanjangan dan terasa sakit (priapismus)
- Gangguan sirkulasi darah terutama ke jari dan kaki, yang ditandai dengan mati rasa, kedinginan, luka tanpa sebab yang jelas, jari tangan dan kaki tampak pucat, merah atau kebiruan
- Jantung berdebar, denyut jantung tidak beraturan
- Otot sering kedutan, serta gerakan yang tidak terkendali, misalnya tremor
- Gangguan penglihatan, seperti penglihatan kabur
- Gangguan tumbuh kembang pada anak, seperti berat badan yang tidak meningkat secara konsisten, atau tinggi badannya lebih pendek daripada tinggi badan anak seusianya