Water fasting atau diet air putih adalah metode diet yang dilakukan dengan hanya mengonsumsi air putih tanpa mengonsumsi makanan atau minuman lain. Namun, Anda perlu berhati-hati, karena diet ini bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan jika tidak dilakukan dengan benar.
Water fasting merupakan salah satu metode diet yang banyak diterapkan untuk mengurangi berat badan, menghilangkan racun dalam tubuh, hingga sebagai persiapan sebelum operasi. Selama menjalani diet ini, Anda tidak boleh mengonsumsi makanan atau minuman apa pun kecuali air putih, sehingga tidak ada kalori yang masuk ke dalam tubuh. Mengapa air putih? Karena selain tidak mengandung kalori, air putih juga terbukti sangat baik untuk kesehatan.
Apa Saja Manfaat Diet Water Fasting?
Berikut ini adalah beragam manfaat yang dapat diperoleh dengan menjalani diet water fasting:
1. Menurunkan berat badan
Ketika Anda tidak memperoleh asupan kalori selama 24 jam atau lebih, maka berat badan dapat turun 0,9 kg per hari. Selain itu, asupan air putih sebanyak 2 liter juga bisa membakar hingga 100 kalori per hari.
Namun, Anda tidak perlu khawatir tubuh Anda akan terasa lemas akibat tidak mendapatkan energi dari kalori, karena awalnya energi masih dapat diperoleh dari pemecahan glikogen yang berperan sebagai cadangan karbohidrat.
2. Menurunkan risiko penyakit jantung dan kanker
Beberapa penelitian menyatakan bahwa water fasting dapat menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida yang merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung. Tak hanya itu, menjalani diet water fasting juga diyakini dapat mencegah pertumbuhan sel kanker.
3. Menurunkan risiko diabetes
Diet water fasting dapat menurunkan risiko Anda terkena diabetes, karena tubuh tidak mendapat asupan gula dari makanan maupun minuman.
Selain itu, metode diet ini juga berperan dalam meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap hormon insulin. Insulin merupakan hormon yang berperan untuk mengatur kadar gula darah. Meningkatnya sensitivitas tubuh terhadap insulin bisa mencegah kenaikan kadar gula darah secara berlebihan.
4. Menurunkan tekanan darah
Water fasting yang dilakukan di bawah pengawasan dokter dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Sebuah studi menyatakan bahwa 82-90% orang mengalami penurunan tekanan darah setelah melakukan water fasting selama 10-14 hari.
Apa Saja Bahaya Diet Water Fasting?
Selain manfaat yang beragam, water fasting ternyata juga berbahaya jika tidak dilakukan dengan cara yang tepat. Berikut ini adalah beberapa dampak buruk dari diet water fasting:
1. Kekurangan Gizi
Karena tidak ada asupan makanan atau minuman lain selain air putih, maka tubuh berisiko mengalami malnutrisi akibat tidak ada nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Padahal, nutrisi yang mencakup protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat berfungsi dengan baik.
Oleh sebab itu, metode diet ini tidak dianjurkan untuk dilakukan dalam jangka waktu yang lama.
2. Dehidrasi
Walau terdengar aneh, water fasting dapat menyebabkan Anda mengalami dehidrasi. Hal ini terjadi karena 20-30% asupan cairan tubuh sebenarnya berasal dari makanan. Oleh sebab itu, meskipun Anda mengonsumsi jumlah air yang sama, tubuh Anda tetap akan kekurangan cairan.
Gejala yang dapat muncul adalah pusing, mual, nyeri kepala, dan sembelit. Untuk menghindari dehidrasi, Anda disarankan untuk minum lebih banyak daripada biasanya.
3. Hipotensi ortostatik
Hipotensi ortostatik merupakan kondisi yang sering dialami oleh orang yang menjalani water fasting. Hipotensi ortostatik adalah penurunan tekanan darah mendadak yang terjadi saat seseorang tiba-tiba berdiri dari posisi duduk atau berbaring, sehingga menimbulkan rasa pusing dan seperti mau pingsan.
Bagaimana Cara Melakukan Diet Water Fasting?
Meski belum ada aturan yang pasti mengenai cara melakukan diet water fasting yang benar, namun agar diet ini tidak malah membahayakan kesehatan Anda, ikutilah beberapa fase berikut ini:
Fase pradiet
Apabila Anda belum pernah melakukan water fasting sebelumnya, persiapkan diri Anda 3-4 hari sebelumnya dengan makan dalam porsi kecil atau melakukan puasa beberapa jam dalam sehari.
Fase diet (24-72 jam)
Selama diet berlangsung, Anda dianjurkan untuk minum 2-3 liter air putih per hari. Diet ini dapat dilakukan selama 24-72 jam dan sebaiknya tidak dilakukan lebih dari jangka waktu tersebut tanpa pengawasan dokter, karena dapat berbahaya bagi kesehatan.
Sebaiknya, hindari aktivitas yang membutuhkan fokus penuh, seperti mengendarai kendaraan atau mengemudikan alat berat, untuk mencegah terjadinya kecelakaan atau cedera.
Fase pascadiet
Saat mengakhiri diet, Anda disarankan untuk mengonsumsi makanan kecil atau jus. Setelah itu, Anda dapat meningkatkan asupan makanan secara perlahan. Hal ini dilakukan untuk mencegah refeeding syndrome yang merupakan kondisi fatal saat tubuh mengalami perubahan cairan dan elektrolit secara cepat.
Fase ini normalnya berlangsung dalam sehari. Namun, semakin lama durasi diet yang Anda jalani, semakin lama juga waktu yang dibutuhkan oleh tubuh untuk beradaptasi sebelum dapat mengonsumsi makanan dalam jumlah besar.
Water fasting termasuk diet yang tergolong berat, sehingga tidak semua orang boleh melakukan metode diet ini. Diet water fasting tidak dianjurkan untuk ibu hamil, ibu menyusui, lansia, serta orang yang menderita penyakit tertentu, misalnya gagal ginjal, asam urat, maag, atau gangguan makan.
Konsultasikan kembali dengan dokter spesialis gizi mengenai diet sehat yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda. Dokter juga akan menyarankan Anda untuk menjalani pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bernutrisi, rutin berolahraga, dan menghentikan kebiasaan merokok atau minum minuman beralkohol.
Ditulis oleh:
dr. Andi Marsa Nadhira