Sistem saraf rusak bisa berdampak pada terganggunya banyak fungsi tubuh, mulai dari bergerak, berbicara, hingga merasakan sensasi seperti sentuhan. Bila tidak segera ditangani, kondisi ini dapat memicu perburukan gejala, bahkan meningkatkan risiko terjadinya kelumpuhan.
Sistem saraf memiliki peran yang begitu penting, yaitu mengatur kinerja berbagai organ tubuh, seperti jantung dan paru-paru, serta sistem pencernaan. Tidak hanya itu, sistem ini juga memungkinkan terjadinya pergerakan tubuh.
Namun, apabila sistem saraf rusak, berbagai fungsi tubuh dapat terganggu. Bahkan, pada kondisi yang serius atau tidak ditangani dengan baik, kerusakan sistem saraf dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya secara signifikan.
Macam-Macam Sistem Saraf dan Kerusakannya
Tubuh memiliki banyak jaringan saraf yang tersebar di seluruh organ dan bagian tubuh. Secara umum, saraf-saraf tersebut dikelompokkan menjadi dua bagian utama, yaitu:
Sistem saraf pusat
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan saraf tulang belakang. Sistem saraf ini berperan untuk mengatur cara berpikir, bergerak, dan merasakan sensasi seperti sentuhan.
Sistem saraf tepi
Sistem saraf tepi terdiri dari berbagai jaringan saraf yang ada di seluruh tubuh. Sistem saraf ini berfungsi untuk menyampaikan informasi dari otak dan saraf tulang belakang ke seluruh bagian tubuh, seperti tangan dan kaki. Sistem saraf tepi juga terdiri dari dua bagian, yaitu:
- Sistem saraf somatik, yaitu saraf yang melakukan gerakan secara sadar, seperti berjalan, berbicara, dan menulis.
- Sistem saraf otonom, yaitu saraf yang mengatur gerakan yang tidak disadari, seperti detak jantung dan gerakan dinding usus.
Ketika sistem saraf di atas mengalami kerusakan atau gangguan, kinerja dan fungsinya tersebut akan terganggu. Sistem saraf yang rusak juga biasanya akan menimbulkan beberapa gejala atau keluhan berikut ini:
- Kesemutan dan mati rasa
- Mata kabur atau penglihatan ganda
- Sulit berbicara atau memahami pembicaraan
- Sulit mengontrol fungsi buang air kecil atau buang air besar
- Disfungsi seksual, misalnya kesulitan untuk ereksi
- Pusing dan sakit kepala, terutama yang makin parah dan sering kambuh
- Nyeri punggung yang menjalar ke kaki atau bagian tubuh lainnya
- Kelemahan anggota gerak tubuh atau bahkan kelumpuhan
- Tubuh gemetaran atau tremor
- Atrofi otot atau berkurangnya jaringan otot
- Kejang
Gejala sistem saraf rusak yang terjadi bisa berbeda pada setiap orang. Hal ini tergantung pada area sistem saraf yang rusak dan apa yang menyebabkan masalah tersebut. Gejala yang dialami pun bisa ringan atau berat, tergantung tingkat keparahan penyakitnya.
Beragam Penyebab Rusaknya Sistem Saraf
Rusaknya sistem saraf bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti:
1. Cedera
Cedera di bagian kepala dan otak, saraf tulang belakang, atau anggota gerak tubuh lain, seperti tangan atau kaki, bisa membuat sistem saraf rusak.
Beberapa contoh kerusakan saraf yang disebabkan oleh cedera meliputi carpal tunnel syndrome (CTS), hernia nukleus pulposus (HNP) atau saraf kejepit, dan cedera saraf tepi.
2. Paparan racun
Sistem saraf rusak juga bisa disebabkan oleh paparan racun yang berlebihan atau dalam jangka panjang. Berbagai zat beracun yang diketahui bisa merusak fungsi sistem saraf adalah karbon monoksida, arsenik, timbal, merkuri, dan pestisida.
3. Infeksi
Beberapa jenis penyakit infeksi bisa menyebabkan kerusakan pada sistem saraf. Penyakit infeksi tersebut meliputi penyakit Lyme, herpes, HIV, hepatitis C, dan rabies.
4. Penyakit degeneratif
Seiring bertambahnya usia, kinerja dan jumlah jaringan saraf di dalam tubuh akan mengalami penurunan. Namun, ada sebagian orang yang bisa mengalami gangguan penuaan dini pada sistem saraf akibat penyakit degeneratif.
Kondisi ini bisa menimbulkan berbagai penyakit pada sistem saraf dan otak, seperti penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, dan penyakit Huntington.
5. Kekurangan nutrisi
Salah satu penyebab kerusakan pada sistem saraf adalah kekurangan nutrisi tertentu, seperti vitamin B, vitamin E, folat, dan tembaga. Saat kekurangan asupan nutrisi tersebut, Anda akan lebih sering merasakan keluhan kesemutan atau mati rasa, tubuh terasa lemah, dan sulit konsentrasi.
6. Penyakit bawaan lahir
Kerusakan sistem saraf juga bisa terjadi akibat kelainan kongenital atau penyakit bawaan lahir, misalnya anensefali dan spina bifida. Kelainan ini bisa terjadi pada janin yang kekurangan nutrisi, terpapar infeksi di dalam kandungan, atau efek samping obat-obatan.
7. Penyakit autoimun
Penyakit autoimun merupakan penyakit yang terjadi ketika sistem imunitas tubuh menyerang sel dan jaringan yang sehat, termasuk saraf.
Ada berbagai macam gangguan dan kerusakan saraf yang dapat terjadi akibat penyakit autoimun, yaitu multiple sclerosis, neuropati perifer, myasthenia gravis, sindrom Guillain-Barré, lupus, dan penyakit radang usus.
8. Gangguan pembuluh darah
Rusaknya sistem saraf juga dapat diakibatkan oleh adanya gangguan pembuluh darah, misalnya stroke. Selain itu, perdarahan di otak seperti perdarahan subarachnoid atau pecahnya pembuluh darah otak akibat malformasi arteri vena juga bisa menyebabkan rusaknya sistem saraf.
9. Kanker
Munculnya tumor atau kanker saraf maupun otak juga dapat memicu terjadinya gangguan sistem saraf. Jenis tumor yang dimaksud dapat berupa meningioma, glioblastoma, atau oligodendroglioma. Tumor ini bisa menyerang anak-anak dan juga orang dewasa.
10. Kondisi medis lainnya
Kerusakan pada sistem saraf juga bisa terjadi akibat kondisi lainnya, seperti gangguan elektrolit atau diabetes. Tidak hanya itu, efek samping obat-obatan, seperti narkoba dan obat kemoterapi, serta dampak konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan juga bisa menyebabkan sistem saraf rusak.
Langkah Penanganan Sistem Saraf Rusak
Jika terdeteksi dan diobati sejak dini, kerusakan saraf masih bisa ditangani. Namun, jika sudah terjadi dalam waktu yang lama atau sudah parah, kerusakan saraf akan sulit diperbaiki. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk segera memeriksakan diri ke dokter bila mengalami gejala gangguan saraf tertentu.
Setelah melakukan pemeriksaan dan mengetahui penyebabnya, dokter akan memberikan beberapa penanganan, seperti:
- Memberikan obat-obatan, misalnya suplemen vitamin untuk memperbaiki jaringan saraf, antibiotik untuk mengobati infeksi bakteri pada otak atau meningitis, dan obat antidiabetes untuk mengontrol kadar gula darah guna mengatasi kerusakan saraf akibat penyakit diabetes
- Memperbaiki pola hidup penderita, misalnya dengan menyarankan penderita untuk rutin olahraga, memperbaiki pola makan, berhenti merokok, serta membatasi konsumsi minuman beralkohol
- Melakukan fisioterapi dan terapi okupasi agar penderita kerusakan sistem saraf bisa beraktivitas dengan lebih nyaman
- Melakukan tindakan operasi, misalnya pada kasus cedera otak atau cedera saraf tulang belakang, tumor atau kanker otak, dan perdarahan otak
Sistem saraf rusak bisa disebabkan oleh banyak faktor. Jadi, jika Anda merasakan gejala-gejala yang berkaitan dengan kerusakan sistem saraf. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter secara online melalui Chat Bersama Dokter. Nantinya, dokter dapat memberikan saran penanganan yang tepat sesuai dengan penyebab dan kondisi kesehatan Anda.