Minyak nabati atau minyak sayur dituding mengandung kadar kolesterol yang tinggi dan dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung dan stroke. Namun, apakah klaim tersebut benar?
Bagi masyarakat Indonesia, minyak merupakan bahan yang penting dalam memasak. Beragam jenis makanan, mulai dari telur dadar, sosis, sampai nasi goreng, dimasak menggunakan minyak goreng. Dari bermacam-macam jenis minyak goreng yang tersedia di pasaran, minyak nabati adalah minyak yang paling sering dipilih.
Minyak nabati merupakan minyak yang terbuat dari ekstrak tumbuhan atau sayuran, seperti kelapa, kelapa sawit, jagung, kacang, hingga buah zaitun.
Meski ada beberapa jenis minyak nabati yang dianggap sehat, tidak sedikit orang yang menganggap bahwa penggunaan minyak nabati, seperti minyak kelapa sawit, dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.
Fakta di Balik Minyak Nabati
Banyak yang percaya bahwa minyak nabati, khususnya minyak kelapa sawit, mengandung kolesterol dalam jumlah tinggi. Sering menggunakan minyak ini untuk memasak dipercaya dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke, tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit jantung. Padahal, ini salah.
Memang benar bahwa mengonsumsi terlalu banyak kolesterol akan meningkatkan risiko munculnya sejumlah penyakit di atas. Akan tetapi, kolesterol bukanlah zat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau produk olahannya. Kolesterol hanya terkandung dalam makanan yang berasal dari hewan, seperti daging berlemak, jeroan, telur, dan keju.
Jadi, ketika Anda mengonsumsi daging yang dimasak dengan minyak nabati, kolesterol yang Anda peroleh sebagian besar tidak berasal dari minyak nabati yang digunakan, melainkan dari lemak daging.
Minyak nabati yang diklaim tidak sehat, khususnya minyak kelapa sawit, memang mengandung lemak jenuh yang cukup tinggi, sehingga diklaim dapat meningkatkan produksi kolesterol jahat (LDL) di organ hati. Namun, peningkatan kolesterol tersebut tidak akan signifikan jika tidak dibarengi dengan konsumsi makanan hewani berkolesterol tinggi.
Berbagai penelitian yang dilakukan sejauh ini pun belum dapat memastikan kaitan langsung antara konsumsi minyak kelapa sawit semata dengan peningkatan kadar kolesterol jahat (LDL) di dalam darah.
Pilihan Jenis Minyak Nabati yang Lebih Sehat
Tidak semua minyak nabati perlu dijauhi. Beberapa jenis minyak nabati justru mengandung lemak tak jenuh yang sehat bagi tubuh. Asupan lemak tak jenuh dalam jumlah yang cukup dapat membantu pertumbuhan sel-sel tubuh, menjaga berat badan tetap ideal, meningkatkan sensitivitas insulin, hingga mengurangi risiko stroke dan penyakit jantung.
Berikut ini adalah jenis-jenis minyak nabati yang baik bagi kesehatan:
Minyak zaitun
Minyak zaitun memiliki kandungan lemak tak jenuh dan antioksidan yang cukup tinggi. Sekitar 70% lemak dalam minyak zaitun merupakan lemak tak jenuh. Salah satu jenis lemak sehat yang terdapat pada minyak zaitun adalah asam lemak omega-3. Bukan hanya itu, minyak zaitun juga mengandung vitamin E dan vitamin K, sehingga bisa dipakai untuk mengolah makanan.
Minyak kanola
Minyak kanola bisa dibilang merupakan jenis minyak nabati yang paling sedikit mengandung lemak jenuh. Hanya dengan menggunakan 1 sendok makan minyak kanola untuk memasak, Anda sudah mendapatkan 125 kalori dan sekitar 12% vitamin E dan vitamin K yang dibutuhkan sehari-hari.
Bahkan, sebuah penelitian menyebutkan bahwa konsumsi minyak kanola dapat menurunkan risiko terkena penyakit diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.
Minyak jagung
Minyak nabati lainnya yang baik digunakan adalah minyak jagung. Sama seperti minyak zaitun, minyak jagung juga diperkaya cukup banyak lemak tidak jenuh dan vitamin E. Dalam satu sendok makan minyak jagung terkandung sekitar 120 kalori.
Berdasarkan suatu studi, konsumsi minyak jagung diketahui memilik efek baik, di mana minyak nabati jenis ini terlihat dapat mengurangi risiko kolesterol tinggi, diabetes, dan penyakit jantung.
Meski minyak-minyak nabati di atas lebih bersahabat bagi kesehatan, bukan berarti penggunaannya bisa sembarangan. Sebaiknya konsultasikan lebih lanjut dengan dokter gizi untuk menentukan jenis dan jumlah aman menggunakan minyak nabati tersebut.
Selain itu, sertakan juga dengan menerapkan gaya hidup sehat yang meliputi konsumsi makanan bergizi seimbang, rutin berolahraga, dan tidak merokok.