Misophonia adalah kondisi ketika seseorang merasa sangat terganggu dengan suara tertentu, seperti suara orang lain mengunyah atau bernapas. Kondisi ini bisa menyebabkan reaksi emosional yang berlebihan, misalnya marah atau ingin menghindari sumber suara.

Misophonia terjadi karena otak menjadi sangat peka terhadap suara yang berulang, seperti mengunyah atau mengetik. Pada penderita misophonia, bagian otak yang mengatur respons terhadap suara tidak bisa menyaring suara tersebut dengan baik. Akibatnya, misophonia bisa membuat penderitanya merasa jijik hingga mengalami serangan panik.

Misophonia - Alodokter

Penyebab Misophonia

Belum diketahui secara pasti apa penyebab misophonia. Namun, kondisi ini diduga terkait dengan cara otak memproses suara. 

Faktor yang dapat meningkatkan risiko misophonia antara lain:

  • Gangguan mental lain, seperti obsessive compulsive disorder (OCD), sindrom Tourette, dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD)
  • Telinga berdenging (tinnitus)
  • Riwayat misophonia dalam keluarga

Perlu diketahui bahwa tiap penderita misophonia bisa terpicu oleh suara yang berbeda-beda. Awalnya, penderita dapat terpicu oleh satu jenis suara. Namun, seiring waktu, penderita juga dapat tersulut oleh lebih banyak jenis suara lain.

Penderita dapat bereaksi akibat suara yang dihasilkan orang lain ketika melakukan hal berikut:

  • Mengunyah
  • Menyeruput
  • Menarik atau mengembuskan napas
  • Menelan
  • Mengecap bibir
  • Mengetik
  • Memainkan pena

Gejala Misophonia

Gejala utama misophonia adalah respons emosional yang berlebihan terhadap suara tertentu. Berikut ini adalah beberapa respons yang biasanya muncul pada penderita misophonia:

  • Marah dan kesal sehingga dapat melakukan kekerasan secara verbal atau fisik
  • Keinginan yang kuat untuk menghindari sumber suara
  • Rasa sangat terganggu
  • Cemas, panik, jijik, atau takut
  • Reaksi fisik, seperti tubuh terasa kaku, otot tegang, detak jantung lebih cepat, sakit perut, rasa tertekan di dada

Kapan harus ke dokter

Jika Anda merasa sangat terganggu dengan suara tertentu hingga aktivitas atau hubungan sosial Anda terhambat, sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter. Anda bisa bertanya lewat Chat Bersama Dokter agar mendapatkan jawaban yang tepat dengan lebih cepat.

Diagnosis Misophonia

Pada sesi konsultasi, dokter akan bertanya kepada pasien beberapa hal terkait:

  • Gejala yang dialami 
  • Penyakit yang pernah atau sedang diderita 
  • Jenis suara yang memicu timbulnya gejala

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk memeriksa tekanan darah pasien. Dokter dapat memastikan diagnosis misophonia jika gejala yang dialami pasien tidak disebabkan oleh gangguan mental lain, seperti sindrom Asperger atau gangguan spektrum autisme.

Pasien yang menderita misophonia biasanya juga memiliki kriteria berikut:

  • Menyadari bahwa terdapat suara pemicu yang membuat pasien merasa terganggu, marah, atau jijik
  • Merasakan amarah yang tidak terkontrol ketika mendengar suara pemicu
  • Menjauhkan diri dari sumber yang menghasilkan suara pemicu
  • Merasa kehidupan sehari-hari telah terganggu akibat kondisi tersebut

Pengobatan Misophonia

Pengobatan misophonia bertujuan untuk meredakan gejala yang dialami pasien. Metode pengobatan yang dapat dilakukan dapat berupa pengobatan medis dan perawatan mandiri, seperti yang dijelaskan berikut ini:

Pengobatan medis

Beberapa tindakan medis yang dapat diberikan oleh dokter adalah:

  • Terapi perilaku kognitif, untuk membantu pasien mengelola pikiran negatif menjadi lebih positif
  • Tinnitus retraining therapy (TRT), untuk mengajarkan latihan relaksasi guna meredakan stres dan tidak menghiraukan suara pemicu
  • Obat-obatan tertentu, untuk mengobati misophonia yang disertai dengan gangguan mental lain, seperti depresi atau gangguan kecemasan

Perawatan mandiri

Selain terapi medis, ada beberapa cara mandiri yang dapat dilakukan pasien untuk meredakan gejala misophonia, yaitu:

  • Memakai penutup telinga jika berada di keramaian, seperti di kantin
  • Mendengarkan lagu atau suara yang menenangkan jika mulai merasa terganggu
  • Mengelola stres dengan baik
  • Menggunakan alat penghasil bunyi yang menenangkan (white noise), seperti suara hujan atau suara ombak
  • Melakukan teknik pernapasan ketika perasaan negatif mulai muncul setelah mendengar suara pemicu

Komplikasi Misophonia

Misophonia bisa mengganggu hubungan sosial dan aktivitas harian karena penderita mungkin menghindari orang lain yang bisa menjadi sumber suara pemicu. Selain itu, kondisi ini dapat menyebabkan penderitanya mengalami komplikasi lain, seperti:

Pencegahan Misophonia

Belum ada cara pasti untuk mencegah misophonia, tetapi menjaga kesehatan mental secara umum dapat membantu Anda terhindar dari kondisi ini. Jika Anda memiliki gangguan kecemasan atau OCD, berkonsultasi dengan dokter dan menjalani perawatan rutin dapat membantu mengurangi risiko.