Sudah sejak lama mitos dan fakta seputar haid beredar di kalangan wanita. Mitos ini pun diturunkan dari generasi ke generasi. Mungkin Anda pernah mendengar mitos tentang larangan keramas, olahraga, hingga berenang selama haid. Namun, apakah benar demikian?
Mitos dan fakta seputar haid memang sudah tidak asing lagi didengar di telinga hampir setiap wanita. Informasi ini kerap disampaikan secara turun-temurun dari orang tua, atau dari mulut ke mulut di antara kerabat dan teman. Tidak sedikit juga wanita yang mempercayai mitos tersebut. Padahal, tak semua mitos seputar haid yang beredar benar adanya.
Mitos dan Fakta Seputar Haid
Berikut ini adalah beberapa mitos seputar haid dan faktanya:
1. Tidak boleh keramas
Mitos pertama seputar haid adalah wanita dilarang keramas saat menstruasi karena bisa menyumbat pembuluh darah dan berbahaya untuk kesehatan. Mitos ini tidaklah benar. Faktanya, tidak ada penelitian yang membuktikan bahwa keramas selama haid berbahaya bagi kesehatan.
Justru keramas dengan air hangat dapat melemaskan otot tubuh dan meringankan sakit kepala yang kerap dialami sebagian wanita saat haid. Sakit kepala saat haid ini biasanya muncul di hari-hari pertama haid setiap bulannya akibat penurunan hormon estrogen atau pelepasan hormon prostaglandin.
2. Larangan berenang saat haid
Mitos selanjutnya adalah larangan berenang bagi wanita yang sedang haid karena dikhawatirkan darah haid akan mencemari air kolam.
Faktanya, wanita tetap bisa berenang dengan aman dan nyaman tanpa harus mencemari air kolam ketika haid. Penggunaan pembalut biasa memang tidak dianjurkan karena tidak mampu menyerap darah dari vagina saat terkena air. Namun, Anda bisa menggunakan tampon dan menstrual cup saat akan berenang.
3. Jangan berolahraga
Larangan olahraga saat haid juga merupakan mitos yang umum didengar oleh para wanita. Hal ini ternyata hanyalah mitos belaka. Faktanya, olahraga ringan dapat meringankan nyeri atau kram perut yang biasanya dialami wanita saat haid.
Saat haid, ada baiknya jika Anda memvariasikan olahraga ringan. Ada beberapa olahraga ringan yang bisa menjadi pilihan saat Anda haid, di antaranya adalah yoga, pilates, dan jalan santai di rumah.
4. Tidak boleh minum air dingin ketika haid
Mitos seputar haid selanjutnya adalah larangan minum air dingin karena bisa membuat darah haid membeku atau siklus haid menjadi tidak teratur. Faktanya, tidak ada kaitan antara minum air dingin dengan siklus haid atau darah haid.
Banyak minum air putih, baik yang dingin maupun panas, justru sangat dibutuhkan agar terhindar dari dehidrasi saat haid. Minum air putih juga dianjurkan karena dapat meringankan sakit kepala yang umumnya muncul saat haid.
5. Konsumsi mentimun membuat haid lebih lama
Mengonsumsi mentimun dapat menghambat keluarnya darah haid. Ini hanyalah mitos belaka. Faktanya, siklus haid seseorang dipengaruhi oleh perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron, bukan karena pengaruh makanan.
Timun justru mengandung banyak air yang diperlukan tubuh agar terhindar dari dehidrasi saat haid.
6. Konsumsi minuman bersoda membuat haid lebih lancar
Berbanding terbalik dengan mitos makan mentimun, mengonsumsi minuman bersoda justru dikatakan dapat memperlancar haid. Hal ini masih belum dapat dibuktikan kebenarannya. Namun, Anda sebaiknya menghindari konsumsi minuman bersoda saat haid.
Minuman bersoda mengandung gula dan kafein yang cukup tinggi. Konsumsi gula berlebih bisa membuat suasana hati Anda saat haid memburuk. Selain itu, konsumsi kafein secara berlebihan dapat menyebabkan masalah pencernaan selama haid, seperti diare dan perut kembung.
Masih banyak lagi mitos dan fakta seputar haid yang beredar di masyarakat. Namun, sebelum memercayainya mentah-mentah, ada baiknya Anda memastikan kebenaran mitos tersebut dengan mencari informasi yang akurat atau bertanya kepada dokter.
Hal yang perlu diingat, agar tetap sehat dan nyaman saat haid, Anda disarankan untuk menjaga kebersihan tubuh, mengonsumsi makanan bergizi, dan rutin berolahraga agar tubuh tetap sehat saat haid.
Jika masih ragu dengan mitos dan fakta seputar haid, Anda dapat berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut.