Bunda pasti kerap mendengar berbagai mitos yang beredar di masyarakat terkait kesehatan pencernaan Si Kecil. Namun bagaimana dengan fakta yang sebenarnya? Dan bagaimana peran nutrisi yang tepat dalam menjaga kesehatan pencernaan Si Kecil. Yuk, simak ulasan berikut ini.
Gangguan fungsi saluran cerna menjadi masalah umum yang kerap dialami oleh anak-anak dalam keseharian mereka. Gangguan fungsi saluran cerna merupakan kondisi yang dapat terjadi pada sistem pecernaan. Gejalanya bisa beragam, seperti nyeri perut, diare, sembelit, kembung, mual dan mulas, yang kerap membuat Si Kecil rewel karena ketidaknyamanan yang dirasakan.
Mitos dan Fakta tentang Pencernaan Si Kecil
Berikut ini beberapa mitos dan fakta tentang gangguan fungsi saluran cerna yang umumnya terjadi pada Si Kecil:
Minyak Angin/Minyak Kayu Putih sebagai Pereda Kembung.
Mitos: Mengoleskan minyak angin atau minyak kayu putih dapat meredakan sakit perut pada Si Kecil.
Fakta: Belum ada bukti klinis bahwa mengoleskan minyak angin atau minyak kayu putih dapat meredakan kembung pada Si Kecil. Namun, sensasi hangat yang ditimbulkannya dapat membuat Si Kecil merasa lebih nyaman. Perut kembung dapat disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya adalah mengonsumsi makanan penghasil gas seperti brokoli, kol, bawang dan kedelai.
Beberapa studi membuktikan bahwa konsumsi asupan laktosa yang direndahkan dan kaya serat dapat mengurangi risiko kembung dan gejala gangguan fungsi saluran cerna lainnya. Oleh sebab itu Ibu dapat memberikan nutrisi dengan kandungan serat yang cukup dan laktosa rendah untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kembung pada Si Kecil. Bila keluhan tampak sangat mengganggu Si Kecil dan tidak kunjung teratasi, jangan ragu untuk mengonsultasikannya ke dokter.
Gumoh dapat Memengaruhi Nutrisi Si Kecil
Mitos: Gumoh dapat mengganggu keseimbangan nutrisi Si Kecil.
Fakta: Mitos ini tidak sepenuhnya salah, karena selama terjadi dalam batas yang wajar, gumoh tidak perlu dikhawatirkan, namun bila terjadi secara berlebihan, maka bisa saja hal ini memengaruhi nutrisi dan tumbuh kembangnya, sehingga patut untuk diwaspadai. Meski kerap mengkhawatirkan, sebenarnya gumoh adalah hal yang wajar terjadi dalam proses perkembangan Si Kecil, hal ini karena ukuran lambungnya masih kecil. Di usia ini juga, cincin otot yang menunjang proses minum atau menelan Si Kecil belum bisa bekerja dengan sempurna.
Tidak perlu khawatir, karena Si Kecil umumnya akan berhenti mengalami gumoh setelah melewati usia 6 bulan. Gumoh dan muntah perlu dibedakan, gumoh terjadi sesaat setelah mendapat asupan, biasanya terjadi dengan mudah, tanpa tekanan dari perut Si Kecil dan bersamaan dengan sendawa dalam jumlah yang sedikit. Sedangkan muntah memiliki aliran yang lebih kuat dari dalam perut hingga keluar dari mulut dalam jumlah lebih banyak. Muntah kerap kali menandakan gangguan pada pencernaan Si Kecil, seperti infeksi saluran cerna. Jadi, bila gumoh dinilai berlebihan (kira-kira hingga lebih dari 2 sendok makan), bobot tubuh berkurang atau tidak kunjung bertambah, terlihat lesu dan gelisah, gumoh terjadi dengan tekanan kuat menyerupai muntah, serta gumoh yang menetap hingga diatas usia 6 bulan, jangan ragu untuk membawanya ke dokter.
Kopi Dapat Mengatasi Sembelit pada Si Kecil
Mitos: Beberapa mitos yang berkembang di kalangan Ibu menyebut memberikan kopi pada Si Kecil dapat mengatasi sembelit.
Fakta: Sembelit atau konstipasi adalah suatu keluhan sulit BAB yang sering dialami banyak orang termasuk anak-anak, kondisi ini secara utama berkaitan dengan kurangnya asupan serat dan kesehatan saluran cerna. Kopi memang dapat memancing aktivitas saluran cerna, namun di saat yang bersamaan kopi memancing peningkatan produksi urine, yang menyebabkan cairan banyak terbuang dari tubuh, termasuk pada pencernaan, ini dapat membuat kotoran semakin kehilangan kelunakannya, dan menjadi lebih sulit untuk BAB.
Lebih jauhnya, anak-anak bahkan belum bisa mencerna kopi dengan baik, dan kandungan kafein di dalamnya dapat memberikan efek yang mengganggu seperti gelisah, berdebar-debar, sakit kepala, sulit tidur dan gangguan pencernaan.
Asupan makanan dan minuman yang mengandung serat dan prebiotik, dapat membantu mengurangi gejala sembelit dan gangguan saluran cerna lainnya. Serat menjaga dan membantu kinerja saluran cerna dengan baik. Selain itu makanan/minuman yang mengandung prebiotik, termasuk galakto-oligosakarida (GOS) dan frukto-oligosakarida (FOS), juga bermanfaat dalam menjaga kesehatan saluran cerna melalui fungsinya memelihara bakteri baik (probiotik) yang hidup di usus.
Nutrisi Tepat untuk Kesehatan Pencernaan Si Kecil
Terlepas dari cara apa pun yang dilakukan untuk menangani keluhan gangguan fungsi saluran cerna Si Kecil, mencegah selalu lebih baik dari mengobati. Ada rumus sederhana untuk menjaga sistem pencernaan si Kecil tetap sehat, yaitu serat, cairan dan aktivitas fisik.
Untuk menjaga kesehatan pencernaan Si Kecil, Ibu perlu memerhatikan kelengkapan asupan nutrisinya, seperti dengan memberikan asupan cukup serat dari buah, sayur, yoghurt dan biji-bijian yang membantu penyerapan nutrisi, makanan berserat dan juga susu seringkali mengandung prebiotik seperti FOS dan GOS yang mampu memberi nutrisi bagi bakteri baik di usus, vitamin dan mineral (vitamin A, B, C dan D), juga zat besi baik dari daging sayuran hijau maupun susu.
Pastikan Ibu mencukupi asupan cairan, dan memastikan higienitas makanan dan minuman Si Kecil. Selain itu, ajak Si Kecil untuk tetap aktif, guna memaksimalkan kinerja organ tubuhnya, termasuk saluran pencernaan dan daya tahan tubuhnya. Jika keluhan pencernaan Si Kecil semakin mengganggu, jangan ragu untuk membawanya ke dokter.