Mixadin adalah obat yang digunakan untuk meredakan gejala batuk pilek, seperti batuk berdahak, dada terasa penuh, hidung meler, hidung tersumbat, bersin-bersin, serta mata gatal dan berair. Obat ini dapat dibeli tanpa resep dokter, tetapi penggunaannya tidak boleh sembarangan.
Tiap tablet Mixadin mengandung 10 mg dextromethorphan, 12,5 mg ephedrine, 100 mg guaifenesin, dan 1 mg chlorpheniramine maleate. Perpaduan tersebut dapat menekan frekuensi batuk dan mengencerkan dahak. Hasilnya, dahak lebih mudah dikeluarkan saat batuk dan pernapasan pun menjadi lebih lega.
Mixadin juga dapat mengurangi peradangan dan pembengkakan pada hidung yang membuat hidung meler, hidung tersumbat, dan bersin-bersin. Obat ini bisa dikonsumsi saat terserang flu, batuk pilek, atau alergi kambuh.
Apa Itu Mixadin
Bahan aktif | Dextromethorphan, ephedrine, guaifenesin, dan chlorpheniramine maleate |
Golongan | Obat bebas terbatas |
Kategori | Obat batuk pilek dan alergi |
Manfaat | Meredakan gejala batuk dan pilek akibat flu, selesma (common cold), maupun reaksi alergi |
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak usia >12 tahun |
Mixadin untuk ibu hamil | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. Mixadin hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. |
Kandungan obat dalam Mixadin dapat meningkatkan risiko gangguan tumbuh kembang janin, terutama pada masa awal kehamilan. Konsultasikan dengan dokter untuk alternatif obat batuk atau alergi yang lebih aman untuk ibu hamil. | |
Mixadin untuk ibu menyusui | Sebaiknya konsultasikan dengan dokter mengenai pilihan obat lain untuk mengatasi keluhan batuk pilek selama menyusui. |
Bentuk obat | Tablet |
Peringatan sebelum Menggunakan Mixadin
Meski bisa dibeli bebas, Mixadin harus digunakan sesuai aturan pakai dan saran dari dokter. Perhatikan hal-hal berikut sebelum mengonsumsi obat ini:
- Beri tahu dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki. Mixadin tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang alergi terhadap dextromethorphan, ephedrine, guaifenesin, dan chlorpheniramine maleate.
- Jangan memberikan obat ini kepada anak usia <12 tahun.
- Pastikan untuk memberi tahu dokter jika menderita hipertensi, hipertiroidisme, glaukoma, diabetes, atau penyakit jantung. Mixadin tidak boleh digunakan oleh orang dengan kondisi tersebut.
- Konsultasikan dengan dokter jika keluhan disertai batuk berdahak atau batuk rejan.
- Informasikan kepada dokter jika pernah atau sedang menderita pembesaran prostat atau sulit buang air kecil, gangguan pada fungsi ginjal atau hati, serta gangguan pernapasan akibat asma, emfisema, atau bronkitis.
- Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Konsultasikan ke dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Hal ini untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi obat ini. Mixadin dapat menyebabkan pusing dan kantuk.
- Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan Mixadin. Hal tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
- Beri tahu dokter bahwa Anda baru saja atau sedang mengonsumsi Mixadin jika direncanakan menjalani operasi atau pemeriksaan medis tertentu.
- Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius setelah menggunakan Mixadin.
Dosis dan Aturan Pakai Mixadin
Secara umum, berikut ini dosis dan aturan pakai Mixadin:
- Dewasa dan anak usia >12 tahun: 1–2 tablet, sebanyak 3–4 kali sehari.
Cara Menggunakan Mixadin dengan Benar
Bacalah aturan pakai yang tertera pada kemasan obat dan ikuti anjuran dokter sebelum mengonsumsi Mixadin. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa persetujuan dokter.
Supaya hasil pengobatan maksimal, ikutilah cara menggunakan Mixadin berikut ini:
- Konsumsilah Mixadin bersama makanan atau susu guna menghindari sakit perut. Telan tablet Mixadin dengan bantuan air putih.
- Minumlah air putih lebih banyak untuk memudahkan pengeluaran dahak dan melembapkan saluran pernapasan. Dengan begitu, keluhan lekas membaik.
- Jika mulut terasa kering setelah minum Mixadin, atasi dengan mengisap permen, mengunyah permen karet, atau minum air putih lebih banyak.
- MIxadin hanya untuk dikonsumsi jika ada gejala. Konsumsi Mixadin dapat dihentikan begitu kondisi membaik.
- Jangan menggunakan Mixadin hingga 7 hari. Bila keluhan tidak kunjung membaik atau muncul demam, ruam, atau sakit kepala, lakukan konsultasi online dengan dokter untuk mendapat penanganan yang cepat.
- Segera hentikan konsumsi Mixadin jika muncul efek samping susah tidur, jantung berdebar, atau pusing berat.
- Simpan Mixadin di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Mixadin dengan Obat Lain
Berbagai kandungan obat dalam Mixadin dapat menimbulkan efek interaksi bila digunakan bersama obat-obat tertentu. Interaksi yang mungkin terjadi seperti:
- Meningkatkan efek samping kantuk bila digunakan bersama pereda nyeri opioid, obat tidur, maupun obat batuk atau obat pereda alergi lain
- Menaikkan tekanan darah hingga hipertensi bila dikonsumsi bersama salbutamol
- Memperparah rasa mual dan keluhan susah tidur bila dikonsumsi bersama teofilin
- Memperberat efek samping Mixadin bila diminum bersama quinidine, amiodarone, atau haloperidol
Untuk menghindari risiko terjadinya efek interaksi yang tidak diinginkan, konsultasikan ke dokter jika hendak menggunakan Mixadin bersama obat, suplemen, atau produk herbal apa pun.
Efek Samping dan Bahaya Mixadin
Efek samping yang mungkin muncul setelah mengonsumsi Mixadin antara lain:
- Pusing atau kepala terasa ringan
- Mengantuk
- Mual muntah
- Sakit perut
- Pandangan kabur
- Mulut, hidung, atau tenggorokan terasa kering
Konsultasikan melalui Chat Bersama Dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung membaik. Dokter akan memberikan saran dan pengobatan untuk mengatasi efek samping tersebut.
Meski jarang, reaksi alergi atau efek samping yang serius seperti berikut dapat terjadi:
- Biduran, sesak napas, serta bengkak pada wajah, mulut, atau tenggorokan
- Jantung berdebar
- Demam
- Pupil mata membesar
- Linglung atau halusinasi
- Sulit buang air kecil
- Tremor
- Kejang
Bila hal tersebut terjadi dan diperlukan pertolongan medis secepatnya, dokter dapat segera menyarankan Anda untuk ke IGD terdekat.