Motorik halus adalah kemampuan untuk mengkoordinasikan otot-otot kecil, seperti jari-jari tangan atau kaki hingga kelopak mata. Jika mampu diasah dan dilatih dengan tepat, kemampuan motorik halus ini akan membantu si Kecil dalam proses makan, menulis, bahkan berpakaian nantinya.
Mungkin Bunda sudah akrab dengan yang namanya perkembangan motorik kasar, yaitu kemampuan Si Kecil menggunakan otot-otot besar, sehingga mampu untuk duduk, merangkak, dan berjalan. Bagaimana dengan motorik halus?
Fungsi dan Tahapan Perkembangan Motorik Halus
Jadi, perkembangan motorik halus juga wajib Ayah dan Bunda perhatikan. Pasalnya, kemampuan melakukan gerakan motorik halus terbentuk dari hasil kerja sama dan koordinasi antara otot, sendi, dan juga saraf.
Jika diasah dengan baik, perkembangan motorik halus pada anak mendukung setiap kemampuan Si Kecil untuk bergerak, beraktivitas, dan belajar. Beberapa contoh gerakan motorik halus adalah menggenggam kedua tangan, meraih atau memindahkan benda, memasukkan makanan ke mulut, memegang sendok, garpu, atau cangkir, dan menulis atau membuat coretan menggunakan pensil warna.
Perkembangan motorik halus setiap anak berbeda-beda. Namun, ada patokan dasar yang bisa Bunda jadikan acuan untuk mengetahui kemampuan motorik halus Si Kecil. Berikut ini merupakan tahapan perkembangan motorik halus pada Si Kecil sesuai tahapan usia:
1. Usia 0–2 bulan
Saat dua bulan pertama kehidupan Si Kecil, mungkin belum banyak perkembangan motorik halus yang terlihat. Namun, selama periode ini, sebagian besar bayi menunjukan beberapa tanda perkembangan motorik halus, yaitu sebagai berikut ini:
- Mulai memiliki reflek untuk menggenggam, meski belum terlalu kuat.
- Bisa menggerakkan dan melepaskan kepalan tangannya.
- Dapat memegang mainan yang diletakkan di tangannya.
2. Usia 3–6 bulan
Pada usia ini, sebagian besar bayi mulai dapat menunjukkan perkembangan motorik halus seperti berikut ini:
- Mampu menggenggam mainan dalam waktu yang lebih lama
- Lebih sering mendekatkan tangannya ke mulut.
- Dapat meraih dan mengambil mainan yang ada di sekitarnya.
3. Usia 7–9 bulan
Mulai dari usia 7–9 bulan, biasanya bayi mulai menunjukkan perkembangan motorik halus, seperti:
- Mampu mengambil dan memegang benda yang berukuran kecil dengan jarinya.
- Mulai memasukkan jari, makanan, atau benda ke dalam mulut.
- Bisa memindahkan barang dari satu tangan ke tangan lainnya.
4. Usia 10–12 bulan
Memasuki usia 10–12 bulan, biasanya bayi mulai menunjukkkan beberapa perkembangan, antara lain:
- Mampu mengambil dan memegang benda dengan ibu jari dan telunjuknya.
- Mulai mau memegang dan makan dengan sendok.
- Mulai mampu untuk melempar benda.
- Mulai bisa memegang benda yang lebih besar, seperti botol.
5. Usia 1–2 tahun
Seiring bertambahnya usia, kontrol Si Kecil terhadap otot-otot jari akan semakin lebih baik, sehingga ia sudah bisa mengkoordinasikan jari dan tangannya untuk melakukan kegiatan yang lebih sulit. Oleh karena itu, perkembangan motorik halus yang Si Kecil bisa lakukkan juga lebih banyak, antara lain:
- Mampu mengambil bola untuk dilempar lalu diambil kembali.
- Mulai memindahkan ataupun mengeluarkan benda dari suatu tempat atau wadah.
- Sudah bisa mencoret-coret kertas dengan pensil warna maupun krayon.
- Menyusun balok kayu menjadi menara setinggi empat tingkat ataupun lebih.
6. Usia 3–4 tahun
Perkembangan motorik halus anak usia 3–4 tahun ditandai dengan keterampilan gerakan halusnya yang semakin berkembang pesat.
- Dapat memegang krayon dengan semakin baik.
- Mulai meniru atau menyalin gambar garis lurus, lingkaran, dan persegi.
- Bisa menggambar orang yang terdiri dari dua hingga empat bagian.
7. Usia 4–5 tahun
- Dapat memotong kertas dengan gunting.
- Sudah bisa menulis nama depan mereka.
- Mampu memakai pakaiannya sendiri.
- Mulai bisa mandi sendiri tanpa bantuan.
Cara Melatih Kemampuan Motorik Halus
Kemampuan motorik halus anak sangat penting untuk selalu dilatih karena akan sangat mempengaruhi kemampuan anak dalam menjalani berbagai aktivitas belajar, terutama di sekolah.
Untuk membantu Si Kecil mengembangkan motorik halusnya, Bunda tidak perlu melakukan sesuatu yang mewah ataupun membelikannya mainan yang mahal. Pasalnya, Bunda dan Ayah dapat merangsang kemampuan motorik halus Si Kecil hanya dengan melakukan berbagai aktivitas sehari-hari hingga melalui permainan sederhana.
Namun, untuk melatih kemampuan motorik halus Si Kecil, Bunda perlu sesuaikan dengan usia Si Kecil. Berikut ini adalah beberapa jenis kegiatan sehari-hari dan permainan yang bisa membantu Si Kecil untuk melatih kemampuan motorik halusnya:
- Jika Si Kecil baru berusia 0–3 bulan, Bunda bisa melatih kemampuan motorik halusnya dengan memberikannya mainan yang digantung dengan warna yang mencolok di atas tempat tidurnya. Namun, sebaiknya mainan ini tidak ditaruh terlalu dekat dengan wajah Si Kecil, ya.
- Setelah usia nya 3–6 bulan, Bunda bisa memberikan mainan saat Si Kecil berada di pangkuan untuk melatihnya mengambil dan memainkan mainan tersebut.
- Saat Si Kecil memasuki usia 6-9 bulan, berikan Si Kecil mainan dengan bermacam-macam bentuk dan tekstur. Selain itu, Bunda juga bisa mengajarkan Si Kecil untuk mengeluarkan benda dari dalam kotak mainannya lalu memindahkannya dari satu tempat ke tempat lainnya.
- Memasuki usia 9–12 bulan, Bunda dapat melatih motorik halus Si Kecil untuk belajar makan dengan sendok maupun garpu. Supaya aman, gunakanlah sendok dan garpu yang terbuat dari bahan plastik atau karet.
- Ketika usianya sudah 1–2 tahun, ajak Si Kecil untuk bermain menyusun balok ataupun puzzle dengan pola sederhana atau minta Si Kecil untuk menjepit atau mengambil benda-benda yang berukuran kecil dengan ibu jari dan jari telunjuknya.
- Saat Si Kecil berusia 3–4 tahun, Bunda sudah bisa memberikannya krayon dan buku gambar lalu ajak ia untuk mewarnai atau mencoret-coret di buku gambar. Namun, pastikan krayon yang digunakan terbuat dari bahan dasar yang aman.
- Memasuki usia sekolah, yaitu saat Si Kecil berusia 5 tahun, Bunda atau Ayah bisa melibatkan Si Kecil untuk melakukan pekerjaan rumah yang sederhana, misalnya membersihkan meja, membereskan, serta merapihkan mainannya berdasarkan warna dan bentuknya.
Jika perkembangan motorik halus Si Kecil tidak sesuai dengan berbagai motorik halus di atas, bukan berarti perkembangan Si Kecil terlambat, ya. Pasalnya, setiap anak itu unik dan membutuhkan waktu yang berbeda untuk menguasai kemampuan motorik halusnya.
Namun, jika Si Kecil sudah menginjak sekolah, tetapi belum mampu memegang pensil, menyikat gigi atau memotong kertas dengan gunting, bawa ia ke dokter supaya bisa dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.