Motorik kasar adalah kemampuan untuk bergerak menggunakan otot-otot besar pada anggota gerak tubuh. Pada perkembangan anak, motorik kasar berperan penting dalam aktivitas sehari-hari. Kemampuan motorik kasar ini bisa dilatih sesuai usia dan kesiapan anak.
Bicara tentang perkembangan anak memang tidak lepas dari kemampuan motorik yang membuatnya bisa melakukan aktivitas tanpa hambatan. Berbeda dengan motorik halus yang melibatkan gerak lembut, seperti memegang benda, motorik kasar berkaitan dengan gerak besar, seperti duduk, berjalan, berlari, melompat, dan menendang.
Fungsi dan Tahapan Perkembangan Motorik Kasar
Gerakan motorik kasar terbentuk dari hasil kerja sama dan koordinasi antara otak, saraf, tulang, dan otot-otot rangka pada tubuh. Hasil dari motorik kasar adalah gerakan yang seimbang antara tangan dan kaki, serta bagian inti tubuh, seperti dada, perut, leher, dan punggung.
Seiring perkembangan kemampuan motorik kasar, anak bisa bergerak makin lincah. Aktif bergerak akan membuat tubuh anak tetap sehat. Hal ini didukung oleh penelitian yang mengungkapkan bahwa aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin dapat menguatkan tulang dan mencegah berbagai masalah kesehatan pada anak, seperti obesitas dan diabetes.
Pada anak, kemampuan motorik kasar akan dimiliki secara bertahap sesuai pertambahan usianya. Berikut ini adalah tahapan perkembangan motorik kasar sejak bayi sampai anak usia 6 tahun:
- Usia 0–6 bulan: berguling dari posisi telentang ke tengkurap dan sebaliknya serta duduk dengan atau tanpa bantuan
- Usia 6–12 bulan: merangkak dan belajar berjalan sambil pegangan
- Usia 12–18 bulan: duduk, merangkak, dan berjalan secara mandiri
- Usia 18 bulan sampai 2 tahun: berjalan dengan lancar, mencoba berlari dan naik turun tangga
- Usia 3 tahun: melompat, mengayuh sepeda roda tiga, menangkap bola dengan badan (tangan dan dada)
- Usia 4 tahun: berdiri dengan satu kaki selama 5 detik, menendang bola, berjalan lurus
- Usia 5 tahun: berjalan mundur, menangkap bola dengan tangan saja
- Usia 6 tahun: main lompat tali, melempar, dan menangkap bola dengan cekatan
Bila anak tidak langsung bisa melakukan kemampuan sesuai tahapan perkembangan di atas, bukan berarti ia terlambat dari anak seusianya. Setiap anak akan membutuhkan waktu yang berbeda untuk bisa meraih kemampuan motorik kasar.
Meski begitu, keterlambatan tahapan motorik kasar bisa saja terjadi karena beberapa penyebab, misalnya kurangnya aktivitas fisik, lahir prematur, gizi buruk, obesitas, kondisi gangguan perkembangan, atau penyakit genetik, seperti sindrom Down.
Cara Melatih Kemampuan Motorik Kasar
Latihan fisik bisa membantu merangsang kemampuan motorik kasar lebih baik dan cepat, terutama bila perkembangan anak diduga lebih lambat dari anak-anak lain seusianya.
Cara untuk melatih kemampuan motorik kasar adalah dengan latihan yang berfokus pada kekuatan otot tubuh untuk bergerak dengan seimbang. Selain itu, latihannya harus disesuaikan dengan usia anak maupun kemampuan yang akan dipelajari, berikut ini adalah beberapa contohnya:
- Jika ingin melatih anak merangkak, posisikan anak tengkurap dan berikan mainan yang menarik perhatian di hadapannya atau lakukan tummy time.
- Jika anak sudah bisa berjalan atau berlari, ajak untuk melakukan olahraga atau permainan yang mudah dan menyenangkan, misalnya menari, mengejar bola, lompat tali, atau berenang.
- Jika anak sudah bisa berjalan atau berlari, ajak ia ke taman bermain (playground) untuk memainkan wahana yang ada.
- Libatkan anak untuk melakukan pekerjaan di rumah yang sederhana, misalnya membereskan mainan, membersihkan meja, atau membantu mengangkat jemuran.
Selain dengan latihan fisik, perkembangan motorik kasar bisa didukung dengan memberikan makanan bergizi kepada anak. Nutrisi yang terpenuhi akan menjaga fungsi otak yang mengatur koordinasi gerak motorik, mendukung pertumbuhan jaringan otot dan tulang, serta menjadi sumber energi bagi anak untuk beraktivitas.
Perlu diingat bahwa motorik kasar adalah bagian dari tahapan perkembangan yang bisa berbeda-beda tiap anak. Jadi, konsultasi dengan dokter bila merasa anak mengalami keterlambatan perkembangan, tidak mau beraktivitas, atau gerakannya terlalu kaku. Dokter akan memastikan penyebab untuk memberikan saran tentang pengasuhan yang terbaik untuk anak.