Mulut kucing bau merupakan masalah yang umum dialami anabul. Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak hal, contohnya sisa makanan menempel di gigi, penyakit gigi dan gusi, atau infeksi di mulut. Ada banyak cara untuk mengatasi dan mencegahnya, salah satunya dengan rutin membersihkan gigi anabul.
Mulut kucing bau adalah hal yang sering dialami oleh anabul. Kondisi ini biasanya tidak berbahaya dan bisa menghilang dengan perawatan sederhana atau bahkan hilang sendiri. Namun, mulut kucing bau terkadang juga bisa menjadi tanda-tanda penyakit tertentu
Mulut kucing bau akibat penyakit gigi dan gusi bisa membuat kucing mogok makan dan minum. Hal ini dapat menimbulkan gangguan kesehatan lainnya, seperti lemas dan dehidrasi, yang bisa membuat kamu khawatir. Mengetahui berbagai penyebab mulut kucing bau bisa membantu kamu mengatasi dan mencegah kondisi ini.
Penyebab Mulut Kucing Bau
Ada banyak hal yang bisa menyebabkan mulut kucing bau, mulai dari kurangnya kebersihan gigi dan mulut sampai penyakit yang memerlukan penanganan dokter hewan. Berikut ini beberapa kondisi yang bisa menyebabkan mulut kucing bau:
1. Sisa makanan menempel di gigi
Penyebab mulut kucing bau yang paling umum adalah ada sisa makanan yang menempel di gigi. Bila tidak dibersihkan, sisa makanan ini bisa membusuk, serta memicu berkumpulnya bakteri dan terbentuknya plak di gigi. Sisa makanan yang membusuk inilah yang bisa menyebabkan mulut kucing bau.
2. Infeksi gigi
Infeksi gigi pada kucing biasanya dipicu oleh plak gigi yang tidak dibersihkan sehingga terbentuk karang gigi. Karang gigi yang tidak ditangani bisa menimbulkan masalah pada gigi, contohnya munculnya tumpukan nanah (abses) di akar gigi, gigi berlubang, dan gigi patah.
Munculnya bau tidak sedap dari mulut kucing bisa disebabkan oleh berbagai masalah pada gigi tersebut.
3. Radang gusi
Selain menyebabkan penyakit gigi, penumpukan plak dan karang gigi juga bisa menimbulkan penyakit lain, yaitu radang gusi. Hal ini terjadi karena kuman yang tumbuh di gigi yang kotor bisa menyebar ke gusi dan menyebabkan gusi meradang.
Jika tidak segera diobati, radang gusi bisa menyebabkan gigi kucing goyang, bahkan tanggal. Selain itu, radang gusi juga bisa menyebabkan mulut kucing bau serta gusi memerah, berdarah, bengkak, dan terasa nyeri.
4. Stomatitis
Stomatitis pada anabul juga bisa menyebabkan mulut kucing bau. Kondisi ini bisa disebabkan oleh sistem imun tubuh yang lemah akibat infeksi feline immunodeficiency virus, feline leukemia virus, dan calicivirus. Selain itu, stomatitis juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri dari plak atau karang gigi yang menumpuk
Kondisi ini ditandai dengan peradangan pada rongga mulut kucing, termasuk langit-langit mulut, bagian dalam pipi, gusi, lidah, dan bibir. Bagian mulut yang meradang akibat stomatitis akan terlihat bengkak, memerah, berdarah, sariawan, dan terasa nyeri.
Bila tidak ditangani, stomatitis akan membuat anabul mogok makan karena ia akan merasa kesakitan saat makan dan minum.
5. Infeksi pernapasan
Mulut kucing bau juga bisa menjadi salah satu gejala infeksi pernapasan pada anabul. Infeksi yang disebabkan oleh feline herpesvirus dan feline calicivirus ini biasanya lebih sering menyerang kucing yang belum menjalani vaksinasi.
Selain bau mulut, gejala lain yang bisa menandakan anabul menderita infeksi pernapasan adalah bersin-bersin, hidung meler, batuk, mata belekan, demam, dan nafsu makan berkurang.
6. Diabetes
Mulut kucing bau manis, seperti buah, bisa menjadi salah satu tanda ia menderita diabetes. Anabul yang menderita diabetes juga bisa mengalami gejala lain, seperti sering tidur, minum lebih banyak dan buang air kecil lebih sering, serta banyak makan, tetapi kehilangan banyak berat badan.
7. Penyakit ginjal
Mulut kucing bau juga bisa menjadi salah satu tanda anabul menderita penyakit ginjal. Pada kucing yang menderita penyakit ini, mulutnya akan berbau pesing, seperti urine.
Gejala lain yang juga bisa muncul bila anabul menderita penyakit ginjal adalah lemas, berat badan berkurang, buang air kecil lebih sering, dan minum lebih banyak.
8. Gangguan liver
Gangguan liver pada anabul bisa ditandai dengan mulut kucing bau. Gangguan ini juga bisa dilihat dari bagian putih mata, kulit, telinga, dan gusi kucing yang menguning. Selain itu, ada pula gejala lain berupa kucing lebih banyak tidur, nafsu makannya berkurang, muntah, dan diare.
9. Kanker mulut
Mulut kucing bau busuk juga bisa menjadi tanda bahwa ia mengalami kanker mulut. Anabul yang menderita kanker mulut juga akan mengalami gejala lain berupa mulut berdarah, ada darah di air liur, nyeri saat makan, tersedak, napas berbunyi, kehilangan nafsu makan, berat badan berkurang, dan lebih banyak tidur.
Cara Mengatasi dan Mencegah Mulut Kucing Bau
Agar tidak menimbulkan masalah kesehatan lainnya, mulut kucing bau harus segera diatasi dan dicegah agar tidak kembali lagi. Hal yang paling penting untuk mengatasi dan mencegah bau mulut pada kucing adalah menjaga kebersihan mulutnya.
Berikut ini beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi dan mencegah mulut kucing bau:
Rutin membersihkan gigi kucing
Rutin membersihkan gigi kucing adalah salah satu cara mengatasi dan mencegah mulut kucing bau. Rutin membersihkan gigi kucing juga dapat mencegah penumpukan plak dan pembentukan karang gigi.
Kamu bisa membersihkan sisa makanan di gigi kucing 1 atau 2 kali sehari dengan menggunakan kain atau sikat gigi khusus kucing. Untuk menyikat gigi kucing, kamu bisa mengikuti langkah-langkah berikut ini:
- Perkenalkan sikat dan pasta gigi secara bertahap agar anabul terbiasa.
- Setelah ia terbiasa, oleskan pasta gigi khusus kucing di giginya secara perlahan, lalu sikat giginya dengan sikat gigi khusus kucing secara lembut.
- Setelah itu, berikan ia cemilan sebagai hadiah agar anabul merasa senang dan tidak menolak saat giginya akan disikat di kemudian hari.
- Bila gusi anabul berdarah saat giginya disikat atau ia mengamuk, hentikan proses menyikat gigi. Kamu bisa berkonsultasi ke dokter hewan untuk mengetahui cara yang cocok untuk membersihkan gigi anabul.
Hindari terlalu sering memberikan wet food
Wet food atau makanan basah rawan tersisa di gigi anabul. Bila diberikan terlalu sering, hal ini bisa meningkatkan risiko terbentuknya plak dan karang gigi.
Oleh karena itu, jangan hanya memberikan wet food pada kucing. Kombinasikanlah makanan anabul dengan dry food. Makanan kering dapat membantu melepaskan sisa makanan yang menempel di gigi anabul.
Scaling gigi kucing
Rutin melakukan scaling pada gigi kucing dapat membantu menjaga kebersihan mulutnya. Scaling gigi pada kucing dilakukan untuk membersihkan gigi kucing dari karang gigi. Dengan begitu, mulut kucing bau akibat penumpukan karang gigi bisa hilang.
Selain menghilangkan bau tidak sedap dari mulut kucing, rutin scaling gigi kucing dapat mencegah anabul menderita penyakit gigi dan mulut, contohnya radang gusi.
Kamu bisa membawa anabul ke dokter hewan untuk scaling. Dokter akan membius total anabulmu sebelum membersihkan karang giginya. Bius diberikan agar anabulmu tidak ketakutan atau merasa sakit saat giginya dibersihkan.
Mulut kucing bau bisa diatasi dan dicegah dengan membersihkan gigi anabul dan memberikannya makanan yang tepat. Namun, bila bau tidak sedap dari mulut kucing tidak hilang setelah melakukan cara- cara di atas, kamu perlu membawanya ke dokter hewan. Hal ini diperlukan agar penyebab bau mulut anabul diketahui dan ia bisa mendapatkan pengobatan yang sesuai.