Mycoplasma pneumoniae adalah salah satu bakteri penyebab radang paru-paru atau pneumonia. Meski umumnya menimbulkan gejala infeksi yang ringan, Mycoplasma pneumoniae juga dapat memicu pneumonia berat.
Pneumonia akibat Mycoplasma pneumoniae, yaitu pneumonia mycoplasma, disebut juga walking pneumonia. Istilah tersebut muncul karena penyakit ini umumnya menimbulkan gejala yang ringan dan memerlukan waktu yang lama untuk menyebar. Selain itu, tidak semua orang yang tertular bakteri ini akan mengalami gejala.
Gejala yang dapat muncul akibat infeksi Mycoplasma pneumonia adalah flu dan batuk. Pada orang dewasa, gejala penyakit ini biasanya tidak begitu berat sehingga penderitanya masih mampu beraktivitas, tetapi gejala ini bisa juga berlangsung lama sehingga cukup mengganggu.
Sebaliknya, pada anak-anak, infeksi Mycoplasma pneumonia berisiko lebih besar untuk menimbulkan gejala yang berat.
Perlu diketahui bahwa Mycoplasma pneumoniae bukan jenis bakteri baru. Bakteri ini merupakan kuman yang paling sering menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan, terutama sebelum pandemi COVID-19.
Penyebab Mycoplasma pneumoniae
Mycoplasma pneumoniae menyebar melalui percikan air liur (droplets) di udara ketika penderitanya batuk atau bersin. Seseorang dapat terkena infeksi Mycoplasma pneumoniae bila tidak sengaja menghirup droplets tersebut. Bakteri ini biasanya menimbulkan gejala sekitar 1–4 minggu setelah menginfeksi tubuh.
Karena penularannya melalui droplets di udara, infeksi Mycoplasma pneumoniae lebih mudah menular di tempat yang ramai, seperti:
- Sekolah atau kampus
- Pesantren atau asrama
- Rumah sakit atau fasilitas kesehatan lain
- Tempat perawatan, misalnya panti jompo, atau tempat penampungan
Faktor risiko Mycoplasma pneumoniae
Mycoplasma pneumoniae bisa menginfeksi siapa saja, tetapi lebih sering menyerang orang yang:
- Berusia antara 5–40 tahun
- Merokok
- Menderita penyakit kronis pada saluran pernapasan, seperti asma, cystic fibrosis, kanker, atau PPOK
- Mengonsumsi obat penekan sistem kekebalan tubuh (imunosupresan) dalam jangka panjang, misalnya karena penyakit autoimun atau menerima transplantasi organ
- Tinggal dalam area yang padat dan terbatas, seperti barak militer atau penjara
Gejala Mycoplasma pneumoniae
Gejala infeksi Mycoplasma pneumoniae biasanya ringan, berbeda dengan gejala pneumonia pada umumnya. Meski begitu, gejalanya dapat berlangsung dalam hitungan minggu atau bulan.
Mycoplasma pneumoniae bisa menyebabkan infeksi di saluran pernapasan atas atau saluran pernapasan bawah dengan gejala berupa:
- Sakit tenggorokan
- Lelah atau lemas
- Demam ringan
- Batuk-batuk, dimulai dari batuk kering yang dapat berkembang menjadi batuk berdahak kuning kehijauan
- Nyeri dada karena batuk yang sulit berhenti
- Sakit kepala
Sementara itu, pada anak usia di bawah 5 tahun, penyakit infeksi Mycoplasma pneumoniae dapat menyebabkan sejumlah gejala berikut ini:
- Pilek atau hidung tersumbat
- Mata berair
- Sakit tenggorokan
- Bersin-bersin
- Mengi atau bengek
- Muntah-muntah
- Diare
Diagnosis Mycoplasma pneumoniae
Pertama-tama, dokter akan bertanya kepada pasien terkait gejala yang dialami dan sudah berapa lama gejala tersebut berlangsung. Selanjutnya, dokter akan memakai stetoskop untuk mencari tahu apakah ada suara yang tidak normal pada paru-paru pasien, seperti mengi atau ngorok (stridor).
Jika ada kecurigaan ke arah infeksi pada saluran napas atau paru-paru, termasuk infeksi Mycoplasma pneumoniae, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan tambahan untuk memastikan penyebabnya. Pemeriksaan tersebut berupa:
- Tes darah, untuk melihat adanya tanda infeksi dan memperkirakan penyebabnya
- Foto Rontgen dada, untuk melihat gambaran white lung atau bercak-bercak putih pada paru
- Tes usap (swab) hidung dan tenggorokan atau tes air liur (sputum test), untuk mendeteksi bakteri penyebab infeksi
- CT scan dada, untuk melihat kondisi paru-paru secara lebih jelas
Pengobatan Mycoplasma pneumoniae
Pengobatan infeksi Mycoplasma pneumoniae tergantung pada tingkat keparahannya. Jika gejalanya ringan, cukup lakukan upaya perawatan sederhana, seperti:
- Perbanyak minum air putih untuk mengencerkan dahak di tenggorokan agar mudah dikeluarkan.
- Konsumsi obat pereda demam dan nyeri, seperti paracetamol atau OAINS, untuk mengatasi demam, sakit kepala, dan rasa tidak enak badan. Namun, jangan memberikan aspirin kepada anak-anak karena obat ini bisa menyebabkan sindrom Reye.
- Minumlah obat pengencer dahak, seperti guaifenesin, jika batuk berdahak.
- Hindari polusi udara.
- Lakukan konsultasi dengan dokter, baik secara langsung maupun melalui chat, untuk mendapatkan obat pereda batuk yang tepat.
- Pastikan untuk beristirahat dan tidur yang cukup.
Umumnya, infeksi Mycoplasma pneumoniae dapat sembuh dengan sendirinya dengan perawatan mandiri di rumah. Namun, apabila gejalanya berat, penderita perlu mendapatkan penanganan dari dokter.
Karena penyakit ini disebabkan oleh bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik. Tergantung pada kondisi dan usia pasien, jenis antibiotik yang diberikan bisa berupa:
- Makrolid, seperti azithromycin dan clarithromycin, untuk anak-anak dan dewasa
- Tetracycline, seperti doxycycline dan minocycline, untuk anak usia di atas 8 tahun dan dewasa
- Fluoroquinolone, seperti levofloxacin dan moxifloxacin, khusus untuk pasien dewasa
Jika memang diperlukan pemantauan yang ketat, pemberian oksigen, atau infus antibiotik, dokter akan menyarankan pasien untuk menjalani rawat inap.
Komplikasi Mycoplasma pneumoniae
Meski biasanya hanya mengakibatkan infeksi ringan, Mycoplasma pneumoniae juga dapat menyebabkan komplikasi berat sehingga penderitanya perlu dirawat di rumah sakit. Komplikasi serius atau bahaya white lung pneumonia yang bisa terjadi akibat Mycoplasma pneumoniae antara lain:
- Penumpukan cairan yang menekan paru-paru (efusi pleura)
- Atelektasis
- Radang otak (ensefalitis)
- Gangguan fungsi ginjal
- Anemia hemolitik
- Serangan asma
- Masalah pada kulit, seperti eritema multiformis atau sindrom Stevens-Johnson
Pencegahan Mycoplasma pneumoniae
Seperti telah disebutkan di atas, bakteri Mycoplasma pneumoniae umumnya menular melalui droplets saat penderitanya batuk atau bersin. Oleh sebab itu, cara mencegah penyakit ini adalah dengan upaya-upaya berikut:
- Jangan menyentuh area wajah sebelum mencuci tangan. Cucilah tangan dengan air dan sabun selama setidaknya 20 detik, atau gunakan hand sanitizer yang mengandung alkohol jika tidak ada air dan sabun.
- Hindari kontak atau berdekatan dengan orang yang sedang sakit, terutama yang menunjukkan gejala flu.
- Jaga daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan yang bergizi dan tidur yang cukup.
- Bersihkan secara rutin mainan atau barang-barang yang sering dipakai anak.
Bagi penderita infeksi Mycoplasma pneumonia, langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mencegah penularan penyakit ini ke orang lain adalah:
- Terapkan etika batuk bersin yang benar, yaitu dengan menutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian membuang tisu ke tempat sampah.
- Batasi keluar rumah jika sedang mengalami gejala flu, seperti batuk, pilek, atau bersin-bersin.
- Pakai masker dan terapkan etika batuk bersin apabila perlu keluar rumah.
- Cuci tangan secara rutin.
- Konsultasikan keluhan yang dialami dengan dokter dan minumlah obat yang dianjurkan sesuai dengan aturan pakai.
- Cuci tangan dan kenakan masker saat akan menyusui atau menyiapkan makanan anak.