Mycoral adalah obat antijamur untuk mengatasi infeksi jamur kulit, seperti panu, kurap, kandidiasis, dan ketombe atau jerawat akibat jamur. Mycoral tersedia dalam bentuk krim, tablet, dan cairan obat luar.
Mycoral mengandung ketoconazole yang mampu menghambat pembentukan ergosterol dan enzim tertentu yang dibutuhkan jamur untuk tumbuh dan bertahan hidup. Dengan begitu, obat ini dapat membunuh jamur sekaligus mencegahnya bertambah banyak.
Produk Mycoral
Mycoral hadir dalam 3 varian sesuai dengan sediaan obatnya, yaitu:
1. Mycoral Cream 2%
Mycoral Cream 2% mengandung 2% ketoconazole. Mycoral Cream 2% tersedia dalam kemasan tube isi 5 gram dan 15 gram.
Mycoral Cream 2% bisa digunakan untuk mengobati kurap (tinea corporis), infeksi jamur di selangkangan (tinea cruris), infeksi jamur tangan (tinea manum), kutu air (tinea pedis), dan infeksi akibat jamur Candida di kulit (cutaneous candidiasis).
2. Mycoral Tablet
Tiap tablet Mycoral mengandung 200 mg ketoconazole. Mycoral Tablet hadir dalam kemasan strip isi 10 tablet.
Mycoral sediaan tablet ditujukan untuk infeksi jamur kulit yang tidak dapat diatasi dengan penggunaan Mycoral Cream.
3. Mycoral Scalp Solution
Mycoral Scalp Solution mengandung 2% ketoconazole yang dikemas dalam botol plastik isi 60 ml. Mycoral Scalp Solution ditujukan untuk mengatasi ketombe akibat infeksi jamur.
Apa Itu Mycoral
Bahan aktif | Ketoconazole |
Golongan | Obat bebas terbatas untuk Mycoral Cream |
Obat resep untuk Mycoral Tablet dan Mycoral Scalp Solution | |
Kategori | Obat antijamur |
Manfaat | Mengatasi infeksi jamur kulit |
Digunakan oleh | Dewasa dan anak usia ≥2 tahun |
Ketoconazole di dalam Mycoral untuk ibu hamil dan menyusui | Kategori C: Studi pada binatang percobaan dan manusia telah memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
Ketoconazole yang terkandung dalam Mycoral Tablet dapat terserap ke dalam ASI, sedangkan ketoconazole di dalam Mycoral Cream dan Mycoral Scalp Solution belum diketahui terserap ke dalam ASI atau tidak. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa persetujuan dari dokter. | |
Bentuk obat | Tablet, krim, cairan obat luar |
Peringatan Sebelum Menggunakan Mycoral
Hal penting yang perlu Anda perhatikan sebelum menggunakan Mycoral adalah:
- Jangan menggunakan produk Mycoral jika Anda alergi terhadap ketoconazole atau obat antijamur golongan azole lain, seperti fluconazole, miconazole, itraconazole, dan clotrimazole. Jika ragu, beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang dimiliki sebelum menggunakan Mycoral varian apa pun.
- Jangan mengonsumsi Mycoral Tablet bersama terfenadine, astemizole, cisapride, atau triazolam.
- Beri tahu dokter jika Anda menderita penyakit liver, gangguan pada kelenjar adrenal, atau penyakit jantung tertentu, seperti pemanjangan interval QT, karena Mycoral Tablet mengandung ketoconazole.
- Konsultasikan dengan dokter perihal penggunaan Mycoral jika Anda sedang hamil. Ketoconazole yang terkandung dalam produk Mycoral tidak dianjurkan untuk ibu menyusui.
- Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan Mycoral Tablet karena bisa menyebabkan gangguan fungsi hati dan disulfiram-like reaction, seperti sakit kepala, mual dan muntah, atau flushing (sensasi hangat dan kemerahan di kulit).
- Konsultasikan ke dokter sebelum memakai produk Mycoral jika sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengonsumsi Mycoral.
Dosis dan Aturan Pakai Mycoral
Berikut ini adalah dosis Mycoral berdasarkan varian produknya:
Mycoral Cream
- Dewasa: Oleskan krim ke area yang terinfeksi 1–2 kali sehari. Lama terapi bervariasi, mulai dari 2−6 minggu, tergantung pada jenis infeksi jamur kulit yang diderita. Lanjutkan pemakaian krim hingga beberapa hari setelah gejala menghilang.
Mycoral Tablet
- Dewasa dan anak dengan BB >30 kg: 200 mg, 1 kali sehari. Dosis bisa ditingkatkan menjadi 400 mg sehari, tergantung respons pasien terhadap pengobatan.
- Anak dengan BB 15–20 kg: 100 mg, 1 kali sehari.
- Anak dengan BB <15 kg: 20 mg, 3 kali sehari.
Lama pengobatan dengan Mycoral Tablet mulai dari 10 hari sampai 1 bulan, tergantung pada jenis infeksi jamur yang dialami. Konsumsi Mycoral Tablet harus dilanjutkan hingga 1 minggu setelah gejala menghilang.
Mycoral Scalp Solution
- Dewasa: Untuk mengatasi ketombe atau fungal acne, oleskan Mycoral Scalp Solution pada kulit kepala yang basah sampai berbusa, 2 kali seminggu, selama 2–4 minggu. Biarkan busa selama 3–5 menit, kemudian bilas kepala hingga bersih. Untuk pencegahan, gunakan obat setiap 1–2 minggu sekali.
Cara Menggunakan Mycoral dengan Benar
Gunakan Mycoral sesuai anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan obat. Jangan menghentikan terapi sebelum waktu yang ditentukan, karena berisiko menyebabkan infeksi jamur kambuh dan sulit diobati.
Mycoral Tablet sebaiknya dikonsumsi pada saat makan. Telan tablet Mycoral dengan air putih. Jika Anda juga sedang minum obat antasida, beri jeda waktu setidaknya 2 jam sebelum atau sesudah mengonsumsi Mycoral Tablet.
Sebelum menggunakan Mycoral Cream, bersihkan dulu area kulit yang sakit dan ingin diolesi krim, lalu keringkan. Selanjutnya, oleskan krim secukupnya pada area tersebut. Jangan lupa mencuci tangan sebelum dan setelah mengoleskan obat. Mycoral Cream tidak boleh digunakan pada mata.
Untuk penggunaan Mycoral Scalp Solution, oleskan obat pada kulit kepala hingga berbusa, kemudian ratakan busa hingga menutupi seluruh kulit kepala dan rambut. Setelah itu, diamkan selama 5 menit, lalu bilas hingga bersih. Apabila cairan obat mengenai mata, segera basuh dengan air.
Mycoral Cream dan Mycoral Scalp Solution hanya boleh digunakan sebagai obat luar. Jangan dioleskan pada hidung, mata, mulut, maupun pada kulit yang terluka, tergores, atau terbakar.
Simpan Mycoral di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Mycoral dengan Obat Lain
Ketoconazole di dalam Mycoral dapat menimbulkan interaksi jika digunakan bersama obat-obatan tertentu. Efek yang bisa terjadi antara lain:
- Peningkatan risiko terjadinya aritmia jika digunakan dengan cisapride, quinidine, ranolazine, ritonavir, haloperidol, atau methadone
- Peningkatan risiko terjadinya kerusakan otot, termasuk rhabdomyolysis, jika digunakan bersama lovastatin dan simvastatin
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan bila digunakan dengan obat antikoagulan, seperti dabigatran atau warfarin
- Peningkatan efek sedasi dan risiko terjadinya gangguan pernapasan berat jika digunakan bersama midazolam atau alprazolam
- Peningkatan risiko terjadinya penyempitan pembuluh darah pada jaringan dan organ tubuh sehingga dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, dan gangrene, jika digunakan bersama obat yang mengandung ergot alkaloid, seperti methylergomethrine dan ergotamine
- Peningkatan risiko kerusakan hati dan aritmia jika digunakan bersama clarithromycin
- Peningkatan risiko kerusakan hati jika digunakan bersama paracetamol
- Peningkatan risiko terjadinya edema, gagal jantung, dan hipotensi jika digunakan dengan felodipine dan nisoldipine
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping ketoconazole bila digunakan bersama ritonavir-darunavir dan fosamprenavir
- Peningkatan kadar obat colchicine, fentanyl, oxycodone, apixaban, warfarin, cilostazol, praziquantel, risperidone, verapamil, domperidone, ciclosporin, dexamethasone, aripiprazole, docetaxel, digoxin, atau sildenafil dalam darah, sehingga menyebabkan timbulnya efek samping akibat obat-obat tersebut
- Penurunan efektivitas ketoconazole jika digunakan bersama rifampicin, isoniazid, carbamazepine, nevirapine, atau phenytoin
- Penurunan penyerapan ketoconazole di dalam tubuh jika digunakan dengan obat antasida, penghambat pompa proton, atau obat-obat yang memiliki efek antimuskarinik
Selain itu, jika digunakan bersama bahan herbal St. John’s wort, kadar ketoconazole dalam Mycoral bisa menurun dan menyebabkan efektivitasnya berkurang.
Apabila Anda sedang mengonsumsi salah satu atau lebih dari obat di atas, jangan menggunakan Mycoral sebelum berkonsultasi dengan dokter.
Efek Samping dan Bahaya Mycoral
Ketoconazole di dalam Mycoral dapat menyebabkan beberapa efek samping yang berbeda-beda, tergantung bentuk sediaan obat yang digunakan.
Efek samping yang bisa muncul setelah menggunakan Mycoral Cream adalah gatal, iritasi, dan rasa panas pada kulit yang diolesi obat.
Penggunaan Mycoral Scalp Solution mungkin dapat menimbulkan:
- Iritasi pada kulit kepala
- Benjolan kecil mirip jerawat di kulit kepala
- Perubahan tekstur dan warna rambut
- Rambut dan kulit kepala menjadi kering atau malah berminyak
- Rambut rontok
Sementara itu, efek samping yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi ketoconazole di dalam Mycoral Tablet adalah:
- Mual dan muntah
- Pusing
- Sakit kepala
- Sakit perut
- Diare
Efek samping di atas umumnya bersifat ringan dan bisa hilang dalam beberapa hari. Periksakan diri ke dokter jika keluhan tersebut tidak kunjung hilang atau memburuk. Segera cari pertolongan medis jika Anda mengalami reaksi alergi obat, atau efek samping serius berikut:
- Gangguan jantung yang bisa ditandai dengan detak jantung cepat, lambat, atau tidak teratur; pusing yang parah seperti akan pingsan; dan sesak napas
- Gejala gangguan hati, seperti nyeri perut bagian kanan atas, warna kulit atau mata menjadi kuning, demam, lelah luar biasa, hilang nafsu makan atau berat badan turun, urine berwarna keruh, atau tinja berwarna pucat
- Payudara bengkak