Mythomania adalah kebiasaan selalu berbohong tanpa peduli terhadap apa akibatnya. Kondisi ini dapat menyebabkan penderitanya kesulitan menjaga hubungan sosial dan kehilangan kepercayaan dari orang lain.
Seseorang bisa berbohong dengan tujuan tertentu, misalnya untuk menghindari konflik atau menipu orang lain. Namun, bagi penderita mythomania, berbohong sudah menjadi bagian dari hidupnya. Penderita mythomania tidak memiliki niat buruk saat berbohong, hanya saja ia tidak dapat menahan dirinya untuk berbohong.
Penderita mythomania sering mengarang cerita bohong yang dramatis dan kompleks. Bahkan, ia akan menambah kebohongan baru ketika seseorang mencoba mematahkan kebohongan sebelumnya dengan fakta yang akurat.
Penyebab Mythomania
Penyebab mythomania belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini biasanya ditemukan bersama gangguan kepribadian lain, seperti:
-
Borderline personality disorder
Penderita borderline personality disorder berbohong karena sering berbicara tanpa berpikir terlebih dahulu dan kesulitan untuk mengendalikan emosinya -
Narcissistic personality disorder
Penderita narcissistic personality disorder akan mengarang cerita bohong agar ia dikagumi dan dianggap penting oleh orang lain -
Antisocial personality disorder
Penderita kondisi ini sering berbohong dengan tujuan menipu atau memanipulasi orang lain demi kepentingan diri sendiri -
Histrionic personality disorder
Penderita histrionic personality disorder berbohong agar ia menjadi pusat perhatian dan mendapatkan pengakuan dari orang lain
Selain gangguan kepribadian, ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami mythomania, yaitu:
- Masa kecil penderita yang tidak stabil atau tidak mendukung, contohnya karena mengalami masalah finansial maupun kesehatan, atau terjerat hukum, sehingga mengharuskannya untuk terus berpindah rumah
- Trauma pada masa lalu, misalnya akibat kekerasan dalam rumah tangga atau penelantaran
- Kesulitan untuk mengontrol keinginan impulsif
- Gangguan genetik yang memengaruhi cara kerja otak
Gejala Mythomania
Seseorang yang menderita mythomania pada umumnya dapat dikenali dari beberapa karakteristik seperti berikut:
- Selalu berbohong pada setiap kesempatan
- Berbohong tanpa tujuan yang jelas
- Mengarang cerita yang dramatis dan kompleks saat berbohong
- Menjadikan diri sendiri sebagai karakter utama saat berbohong
- Menambah kebohongan baru untuk menutupi kebohongan lama yang telah terkuak
- Tidak takut terhadap konsekuensi yang mungkin terjadi jika kebohongannya terbongkar
- Merasa senang saat orang percaya dengan kebohongannya
Kapan harus ke dokter
Bagi Anda yang merasa memiliki gejala mythomania atau sulit menghentikan kebiasaan berbohong, sebaiknya berkonsultasilah dengan psikolog atau psikiater agar masalah tersebut cepat teratasi. Konsultasi juga bisa membantu orang yang sulit mengendalikan emosi karena sering berinteraksi dengan penderita mythomania.
Jika Anda hidup atau bekerja dengan orang yang menunjukkan gejala mythomania, katakan kepadanya bahwa Anda mengetahui kebohongannya, tetapi usahakan agar mengatakan hal tersebut dalam keadaan tenang. Setelah itu, berilah ia saran untuk mendapatkan penanganan medis. Jika memungkinkan, temani ia saat berkonsultasi.
Konsultasi untuk menangani mythomania dapat dilakukan secara langsung atau melalui online. Lewat konsultasi, dokter akan mencari tahu mengapa pasien mengalami mythomania, kemudian memberikan penanganan.
Diagnosis Mythomania
Untuk mendiagnosis mythomania, psikolog atau psikiater akan melakukan tanya jawab dengan pasien. Proses ini bertujuan untuk mencari tahu gangguan kepribadian atau masalah apa yang menjadi penyebab awal dari kebiasaan berbohong.
Karena penderita mythomania bisa saja berbohong saat mendapatkan pertanyaan, psikiater dapat menggunakan alat deteksi kebohongan. Alat ini tidak digunakan untuk menangkap basah pasien saat ia berbohong, tetapi untuk mencari tahu apakah pasien menyadari tindakannya saat ia sedang berbohong.
Pengobatan Mythomania
Pengobatan mythomania adalah dengan mengatasi penyebabnya. Penanganan yang dilakukan bisa dengan psikoterapi atau pemberian obat-obatan, seperti dijelaskan di bawah ini:
Psikoterapi
Terapi ini bertujuan untuk mengetahui penyebab dari mythomania dan bagaimana cara mengelola kondisi tersebut. Beberapa terapi yang dapat dilakukan adalah:
- Terapi perilaku kognitif, untuk menangani pola pikir yang tidak normal, misalnya harus berbohong untuk mendapatkan perhatian orang lain
- Dialectical behavioral therapy (DBT), untuk membantu pasien mengendalikan tindakan impulsif, serta memperbaiki hubungannya dengan orang lain
- Terapi kelompok, agar pasien bisa berbagi pengalaman dan belajar dari orang lain yang juga menderita mythomania
- Terapi keluarga, untuk membantu pasien berkata jujur saat berhadapan dengan keluarganya
Obat-obatan
Selain psikoterapi, psikiater juga dapat memberikan obat untuk mengendalikan gejala gangguan kepribadian yang menyebabkan mythomania. Penting untuk diingat bahwa obat-obat ini tidak boleh digunakan tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter.
Obat-obatan yang diresepkan antara lain:
- Antidepresan, seperti fluoxetine dan duloxetine
- Mood stabilizers, seperti asam valproate
- Antipsikotik, seperti aripiprazole dan olanzapine
- Antiansietas, seperti alprazolam
Komplikasi Mythomania
Jika tidak ditangani dengan baik, kebohongan yang dilakukan berulang kali dapat mengganggu kehidupan sosial penderitanya. Berikut ini adalah beberapa dampak sosial dari kondisi lain yang dapat muncul dari mythomania:
- Kehilangan kepercayaan dari orang lain
- Dijauhi oleh orang lain
- Kesepian yang dapat menyebabkan depresi
- Tidak percaya diri
- Sulit tidur
- Terkena konsekuensi hukum, misalnya membayar denda atau penjara, jika berbohong di dalam pengadilan
Pencegahan Mythomania
Mythomania sulit dicegah karena penderitanya merasakan dorongan yang kuat untuk terus berbohong. Namun, pada orang yang sudah didiagnosis menderita mythomania, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah kondisi ini memburuk, yaitu:
- Tidak membenarkan tindakan berbohong
- Memahami apa alasan untuk berbohong
- Mengerti bahwa berbohong memiliki konsekuensi
- Mengutamakan hubungan baik dengan orang lain
- Berlatih untuk berkata jujur
- Mempertimbangkan perasaan orang lain
- Memahami bahwa terlalu sering berbohong dapat menyebabkan stres