Necrotizing fasciitis adalah infeksi bakteri yang menyebabkan kerusakan kulit dan jaringan di bawahnya. Bakteri penyebab penyakit ini disebut juga dengan bakteri pemakan daging karena bisa menyebar dengan cepat dan menyebabkan kerusakan yang dalam.
Necrotizing fasciitis merupakan kondisi yang jarang terjadi. Meski begitu, infeksi ini mampu menyerang jaringan di bawah kulit dan fascia, yaitu lapisan jaringan yang mengelilingi otot, saraf, dan pembuluh darah di bawah kulit, sehingga dapat membahayakan nyawa penderitanya.
Proses infeksi dimulai ketika bakteri masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka atau melalui kerusakan jaringan lainnya. Bakteri kemudian berkembang biak dengan cepat, menghasilkan racun yang merusak jaringan di sekitarnya. Akibatnya, terjadi peradangan hebat dan kematian jaringan (nekrosis).
Penyebab Necrotizing Fasciitis
Penyebab utama necrotizing fasciitis adalah infeksi bakteri yang menyerang jaringan bawah kulit dan lapisan pelindung otot, serta organ di dalam tubuh. Bakteri ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka, seperti:
- Luka gores
- Luka sayatan
- Gigitan serangga
- Luka tusuk
- Luka bakar
- Luka operasi
Bakteri penyebab necrotizing fasciitis bisa disebabkan oleh satu jenis atau beberapa jenis bakteri sekaligus. Berikut ini adalah jenis-jenis bakteri yang dapat menyebabkan necrotizing fasciitis:
- Streptococcus grup A
- Aeromonas hydrophila
- Clostridium
- Vabrio vulnificus
- Klebsiella
- Staphylococcus aureus
Faktor risiko necrotizing fasciitis
Necrotizing fasciitis dapat dialami oleh siapa saja. Namun, risiko terkena infeksi bakteri berbahaya ini akan meningkat pada orang yang:
- Memiliki luka terbuka pada kulit
- Menderita berat badan berlebih atau obesitas
- Memiliki daya tahan tubuh yang lemah
- Mengalami kecanduan alkohol
- Menderita diabetes
- Menderita kanker
- Sedang hamil
- Baru saja menjalani operasi
Gejala Necrotizing Fasciitis
Gejala awal necrotizing fasciitis biasanya muncul dalam 24 jam pertama setelah infeksi bakteri terjadi. Gejala awal penyakit ini tidak spesifik dan dapat menyerupai keluhan penyakit biasa. Beberapa gejala necrotizing fasciitis yang dapat muncul pada tahap awal adalah:
- Kemerahan dan rasa panas di sekitar luka
- Nyeri yang makin parah di sekitar area kulit yang terluka
- Nyeri yang tidak sebanding dengan penampakkan luka, misalnya nyeri berat pada luka gores ringan
- Demam, menggigil, diare, mual, badan terasa lemah dan sakit-sakit
- Sering haus (dehidrasi)
Gejala yang lebih serius biasanya terjadi dalam waktu 3–4 hari setelah bakteri masuk ke dalam tubuh. Beberapa gejala lanjutan yang dimaksud meliputi:
- Pusing, mual, dan lelah yang memberat
- Pembengkakan disertai ruam seperti memar di area kulit yang terinfeksi
- Muncul bercak ungu berukuran besar yang melepuh dan berisi cairan
- Cairan di dalam kulit berwarna gelap dan berbau busuk jika pecah
- Kulit menjadi lebih gelap dan mengelupas
- Jaringan di bawah kulit menjadi rapuh dan lembek, seperti membusuk (gangrene)
Jika infeksi tidak segera ditangani, kematian jaringan bisa menyebar makin dalam hingga ke pembuluh darah. Hal ini bisa menyebabkan tekanan darah turun drastis, toxic shock syndrome, bahkan hingga penurunan kesadaran.
Kapan harus ke dokter
Konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan bila Anda mengalami gejala awal necrotizing fasciitis, terlebih bila ada faktor risiko. Pemeriksaan dan penanganan lebih dini dapat mencegah infeksi menyebar dan memburuk.
Jangan tunda ke dokter atau segera ke IGD jika Anda mengalami gejala lanjutan dari necrotizing fasciitis.
Diagnosis Necrotizing Fasciitis
Untuk mendiagnosis necrotizing fasciitis, dokter akan menanyakan gejala yang dialami, kemudian melakukan pemeriksaan fisik. Jika pasien dicurigai menderita necrotizing fasciitis, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan penunjang berikut ini:
- Tes darah, untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi bakteri pemakan daging
- Tes pengambilan sampel jaringan (biopsi), untuk mengetahui jenis bakteri yang menyebabkan infeksi
- Pemindaian dengan CT scan, untuk melihat sejauh mana kerusakan jaringan telah terjadi dan lokasi penumpukan nanah di bawah kulit
Pemeriksaan pada keluarga atau kerabat yang tinggal serumah dengan pasien juga perlu dilakukan jika mereka mengalami gejala infeksi.
Pengobatan Necrotizing Fasciitis
Pengobatan necrotizing fasciitis bertujuan untuk mengatasi infeksi, meredakan gejala, dan mencegah terjadinya komplikasi. Metode yang dilakukan dokter akan disesuaikan dengan tingkat keparahan infeksi dan kondisi pasien, antara lain:
Pemberian obat-obatan
Untuk menghentikan infeksi yang menyebar, dokter biasanya akan memberikan beberapa jenis obat, yaitu:
- Antibiotik dalam bentuk suntik melalui infus, seperti linezolid, metronidazole, ceftriaxone, atau clindamycin. Jenis antibiotik yang diberikan akan disesuaikan dengan jenis bakteri yang menyebabkan infeksi.
- Imunoglobulin intravena (IVIG), yaitu infus berisi antibodi sehat untuk melawan infeksi penyebab necrotizing fasciitis.
Operasi
Tindakan operasi atau bedah terkadang perlu dilakukan untuk mengangkat jaringan yang telah rusak atau mati, sekaligus menghentikan penyebaran infeksi. Namun, pada kasus yang sangat parah, dokter mungkin perlu melakukan amputasi pada bagian tubuh yang sudah rusak dan tidak dapat dipulihkan.
Terapi
Selain obat-obatan dan operasi, dokter juga dapat menganjurkan terapi oksigen hiperbarik untuk penanganan necrotizing fasciitis.
Terapi ini dilakukan untuk meningkatkan jumlah oksigen ke jaringan yang terinfeksi sehingga memperlambat perkembangan bakteri penyebab necrotizing fasciitis dan membantu luka untuk cepat pulih.
Komplikasi Necrotizing Fasciitis
Bila tidak segera ditangani, infeksi akan menyebar dengan cepat dan menyebabkan berbagai komplikasi serius. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi adalah:
- Bekas luka yang melebar
- Sepsis
- Amputasi
- Toxic shock syndrome
- Kematian
Pencegahan Necrotizing Fasciitis
Belum ada vaksin yang dapat mencegah infeksi bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus grup A penyebab necrotizing fasciitis. Namun, infeksi bakteri dapat dicegah dengan melakukan beberapa upaya berikut ini:
- Cegah infeksi pada luka dengan selalu membersihkan luka terbuka menggunakan air dan sabun, serta menjaga luka tetap kering hingga sembuh.
- Gunakan losion anti serangga saat beraktivitas di tempat yang terbuka dan banyak serangga.
- Usahakan agar sebisa mungkin menghindari timbulnya luka sayat, luka gores, maupun luka bakar.
- Gunakan alat pelindung yang sesuai standar saat melakukan pekerjaan atau olahraga yang berisiko menyebabkan cedera.
- Segera ke dokter jika mengalami luka tusuk yang dalam.
- Cucilah tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin.
- Jangan pergi ke kolam renang atau pemandian air panas jika memiliki luka terbuka.