Nilotinib adalah obat yang digunakan untuk mengobati chronic myelogenous leukemia (CML). Chronic myelogenous leukemia adalah jenis kanker darah di mana sumsum tulang menghasilkan terlalu banyak sel darah putih jenis granulosit.
Nilotinib bekerja dengan cara menghambat protein kinase. Cara kerja tersebut dapat menghentikan pertumbuhan sel kanker. Nilotinib biasanya digunakan pada pasien yang baru didiagnosis menderita CML, atau ketika kondisinya tidak berhasil diobati dengan metode pengobatan lain.
Merek dagang nilotinib: Tasigna
Apa Itu Nilotinib
Golongan | Obat resep |
Kategori | Penghambat protein kinase |
Manfaat | Mengobati chronic myelogenous leukemia (CML) |
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak-anak |
Nilotinib untuk ibu hamil dan menyusui | Kategori D: Ada bukti bahwa kandungan obat berisiko terhadap janin manusia. Namun, obat dalam kategori ini masih mungkin digunakan ketika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa. |
Karena adanya potensi efek samping yang serius pada bayi, ibu dianjurkan untuk tidak menyusui selama menggunakan obat ini sampai setidaknya 14 hari setelah dosis terakhir. | |
Bentuk obat | Kapsul |
Peringatan Sebelum Mengonsumsi Nilotinib
Sebelum mengonsumsi nilotinib, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Nilotinib tidak boleh digunakan oleh pasien yang alergi terhadap obat ini.
- Jangan mengonsumsi nilotinib jika Anda mengalami hipokalemia atau hipomagnesemia.
- Informasikan kepada dokter jika Anda memiliki aritmia, kelainan pada hasil EKG, atau henti jantung mendadak pada usia muda (baik pada diri sendiri maupun keluarga).
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit liver, gangguan elektrolit, kolesterol tinggi, pankreatitis, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, stroke, penyakit pembuluh darah, atau riwayat operasi perut, seperti gastrektomi.
- Hindari mengonsumsi grapefruit selama mengonsumsi nilotinib. Hal ini karena grapefruit dapat berinteraksi dengan nilotinib dan meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
- Jangan melakukan vaksinasi tanpa persetujuan dokter, serta hindari kontak dengan orang yang baru saja menerima vaksin hidup.
- Gunakan alat kontrasepsi yang efektif selama mengonsumsi nilotinib hingga 2 minggu setelah selesai pengobatan, karena obat ini dapat membahayakan janin jika terjadi kehamilan.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, mungkin hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan. Gunakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan selama menjalani pengobatan dengan nilotinib.
- Informasikan kepada dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan nilotinib jika direncanakan untuk menjalani tindakan medis apa pun, termasuk operasi gigi.
- Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat setelah menggunakan nilotinib.
Dosis dan Aturan Pakai Nilotinib
Dosis nilotinib yang diresepkan dokter dapat berbeda pada tiap pasien. Berikut ini adalah dosis nilotinib berdasarkan kondisi dan usia pasien:
Kondisi: Pasien baru terdiagnosis chronic myelogenous leukemia
- Dewasa: 300 mg, 2 kali sehari.
- Anak-anak: 230 mg/m2 luas permukaan tubuh (LPT), 2 kali sehari. Dosis maksimal 400 mg sebagai dosis tunggal.
Kondisi: Pasien CML tidak bisa menerima obat lain (resisten)
- Dewasa: 400 mg, 2 kali sehari.
- Anak-anak: 230 mg/m2LPT, 2 kali sehari. Dosis maksimal 400 mg sebagai dosis tunggal.
Pengurangan dosis atau penghentian pengobatan mungkin diperlukan, sesuai respons tubuh pasien terhadap pengobatan.
Cara Mengonsumsi Nilotinib dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada label kemasan obat sebelum mengonsumsi nilotinib. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa persetujuan dokter.
Nilotinib sebaiknya dikonsumsi saat perut kosong, setidaknya 2 jam sebelum atau 1 jam setelah makan. Telan kapsul secara utuh dengan segelas air.
Jika Anda sedang menjalani terapi dengan antasida, konsumsilah obat tersebut 2 jam sebelum atau sesudah mengonsumsi nilotinib. Bila Anda sedang menjalani terapi dengan obat golongan antagonis H2, seperti ranitidine, minumlah obat 10 jam sebelum atau 2 jam setelah mengonsumsi nilotinib.
Tetap minum obat ini meski Anda telah merasa sehat atau tidak memiliki keluhan apa pun. Jangan berhenti minum obat ini tanpa seizin dokter.
Jika lupa mengonsumsi nilotinib, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila sudah mendekati jadwal konsumsi berikutnya, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
Selama menjalani pengobatan dengan nilotinib, Anda akan diminta melakukan tes darah, tes fungsi hati, atau EKG secara rutin. Lakukan kontrol sesuai dengan jadwal yang diberikan dokter agar kondisi dan respons terapi dapat terpantau.
Simpan nilotinib di tempat yang kering dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Nilotinib dengan Obat Lain
Nilotinib dapat menyebabkan interaksi obat jika digunakan bersama obat-obat lain. Berikut ini adalah beberapa efek interaksi obat yang dapat terjadi:
- Penurunan efektivitas nilotinib jika digunakan bersama obat penghambat pompa proton
- Peningkatan kadar nilotinib dalam darah jika digunakan dengan ketoconazole, itraconazole, voriconazole, ritonavir, atau telithromycin
- Peningkatan risiko terjadinya gangguan irama jantung yang berbahaya jika digunakan dengan obat antiaritmia, haloperidol, sotatolol, atau clarithromycin
- Penurunan kadar nilotinib dalam darah jika digunakan dengan phenobarbital, carbamazepine, atau phenytoin
Efek Samping dan Bahaya Nilotinib
Beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah mengonsumsi nilotinib adalah:
- Mual
- Muntah
- Sakit kepala
- Mudah lelah
- Sembelit
- Diare
- Rambut rontok sementara
- Berkeringat pada malam hari
- Hidung tersumbat, bersin, atau sakit tenggorokan
Konsultasikan dengan dokter jika efek samping di atas tidak segera mereda atau malah memberat. Segera cari pertolongan medis jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:
- Buang air besar berdarah, urine mengandung darah, atau mudah memar
- Demam
- Bengkak pada pergelangan tangan, kaki, atau wajah
- Sakit perut yang parah
- Nyeri punggung atau pinggang
- Nyeri saat buang air kecil atau buang air kecil berkurang
- Pingsan
- Kejang
- Kulit dan bagian putih mata berwarna kuning (penyakit kuning)