Nistagmus adalah gangguan penglihatan yang ditandai dengan gerakan bola mata yang tidak terkendali dan berulang. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari kelainan bawaan hingga penyakit tertentu. Penanganannya pun perlu disesuaikan dengan penyebab terjadinya nistagmus.
Nistagmus bisa terjadi pada salah satu mata atau keduanya. Selain menyebabkan gangguan pada gerakan bola mata, penderita nistagmus juga bisa mengalami beberapa gejala lain, seperti penglihatan kabur atau buram, terlalu peka terhadap rangsangan cahaya atau mudah merasa silau, serta sulit melihat dalam kondisi gelap.
Orang yang mengalami nistagmus juga akan merasa pusing dan merasakan sensasi seolah-olah tempat kakinya berpijak bergetar atau bergerak. Gejala nistagmus tersebut juga dapat memburuk ketika penderita mengalami stres atau kelelahan.
Berbagai Penyebab Nistagmus
Berikut ini adalah beberapa penyebab terjadinya nistagmus:
1. Cacat lahir
Nistagmus yang terjadi sejak lahir disebabkan oleh gangguan perkembangan saraf mata dalam mengendalikan pergerakan bola mata. Kondisi ini disebut infantile nystagmus syndrome (INS).
Selain karena kelainan saraf mata sejak lahir, nistagmus juga bisa disebabkan oleh penyakit bawaan lain, seperti albinisme, katarak kongenital, dan mata juling.
Gejala nistagmus akibat kondisi ini bisa muncul pada bayi baru lahir hingga usianya sekitar 2 bulan. INS biasanya bersifat ringan dan tidak menimbulkan komplikasi serius di kemudian hari. Bahkan, sebagian orang yang menderita nistagmus terkadang tidak menyadari akan kondisinya.
2. Gangguan pada mata
Ada beberapa masalah atau gangguan kesehatan pada mata yang bisa menyebabkan terjadinya nistagmus, di antaranya katarak dan gangguan pada refraksi mata, seperti rabun jauh dan mata silinder atau astigmatisme. Penyakit tersebut membuat mata sulit memfokuskan pandangan, sehingga menyebabkan nistagmus.
3. Kelainan saraf
Nistagmus juga dapat disebabkan oleh kelainan pada saraf mata maupun otak. Beberapa penyakit atau kelainan pada saraf yang dapat menyebabkan terjadinya nistagmus adalah epilepsi, stroke, dan multiple sclerosis.
4. Cedera kepala
Cedera kepala, misalnya akibat kecelakaan saat berkendara atau berolahraga dan benturan keras di kepala, dapat menyebabkan gangguan pada bagian otak yang mengendalikan gerakan mata.
5. Vertigo
Vertigo merupakan kondisi yang membuat penderitanya mengalami pusing hebat dan merasakan kondisi sekelilingnya terasa berputar. Gerakan mata yang tidak beraturan atau nistagmus biasanya muncul ketika gejala vertigo kambuh.
Vertigo yang menyebabkan nistagmus bisa terjadi akibat sejumlah kondisi atau penyakit, di antaranya infeksi telinga, penyakit Meniere, tumor pada saraf telinga dalam (neuroma akustik), labirinitis, dan benign paroxysmal positional vertigo (BPPV).
Selain beberapa penyebab di atas, nistagmus juga dapat disebabkan oleh efek samping obat-obatan tertentu, seperti obat antiepilepsi atau antikejang, konsumsi alkohol atau narkoba, dan kekurangan vitamin B12.
Jika Anda mengalami gejala nistagmus, segera kunjungi dokter mata agar mendapatkan penanganan yang tepat. Dokter mata biasanya akan lebih dahulu melakukan pemeriksaan mata untuk memastikan kondisi dan mencari tahu penyebabnya.
Pemeriksaan dilakukan dengan menelusuri gejala yang muncul dan riwayat kesehatan pasien, riwayat pengobatan yang pernah atau sedang dijalani pasien, serta kondisi lingkungan yang mungkin menyebabkan masalah pada penglihatan.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan, seperti tes refraksi dan pemindaian, untuk menentukan diagnosis dan penyebab nistagmus.
Langkah Penanganan Nistagmus
Nistagmus yang disebabkan cacat lahir atau kelainan genetik memang tidak bisa disembuhkan, namun gejalanya bisa diringankan. Sementara itu, nistagmus yang disebabkan oleh kondisi tertentu bisa sembuh asalkan penyakit atau kondisi medis yang menjadi penyebab nistagmus telah ditangani.
Nistagmus perlu ditangani sesuai penyebabnya. Beberapa penanganan yang bisa diberikan oleh dokter untuk mengatasi nistagmus adalah:
1. Alat bantu penglihatan
Pada penderita nistagmus ringan sejak lahir atau karena faktor keturunan, dokter mungkin akan merekomendasikan penggunaan kacamata, lensa kontak, atau menyesuaikan pencahayaan di sekitar rumah. Dengan upaya ini, nistagmus diharapkan dapat berkurang dengan sendirinya tanpa pengobatan tambahan.
2. Obat-obatan
Dokter dapat meresepkan obat-obatan untuk mengobati penyakit tertentu yang menyebabkan terjadinya nistagmus. Misalnya, jika nistagmus disebabkan oleh infeksi telinga dalam, dokter dapat meresepkan obat antibiotik.
Untuk mengobati nistagmus yang disebabkan oleh vertigo, dokter dapat meresepkan obat antivertigo, seperti betahistine, antihistamin, dan obat antimual, seperti ondansetron.
Sebaliknya, untuk mengobati nistagmus yang disebabkan oleh efek samping obat-obatan tertentu, dokter mungkin akan menyarankan agar obat tersebut berhenti dikonsumsi selama beberapa waktu.
3. Suntikan botulinum toxin
Suntikan botulinum toxin atau botox umumnya digunakan di dalam prosedur kecantikan. Namun, suntikan ini juga bisa digunakan untuk mengatasi nistagmus yang disebabkan oleh kelainan saraf dan otot mata. Meski demikian, efek suntikan botulinum toxin biasanya hanya bersifat sementara.
4. Operasi mata
Untuk kasus nistagmus berat atau disebabkan oleh kelainan mata, dokter mungkin akan melakukan operasi tenotomi atau operasi pada otot mata untuk memperbaiki posisi otot yang mengendalikan gerakan mata.
Meski tidak dapat mengobati nistagmus secara tuntas, tindakan ini dapat membantu penglihatan menjadi lebih baik.
5. Anjuran pola hidup sehat
Agar nistagmus tidak kambuh, dokter juga akan menyarankan penderita untuk menghentikan kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol, tidak menggunakan narkoba, serta menjalani pola makan yang sehat.
Sebagai kesimpulan, nistagmus adalah gangguan mata atau saraf yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan. Pada kasus tertentu, penderita nistagmus mungkin membutuhkan bantuan orang lain dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari akibat gangguan penglihatan yang dialaminya.
Karena bisa disebabkan oleh banyak hal, pengobatan nistagmus pun bisa bervariasi, tergantung penyebabnya. Oleh karena itu, Anda perlu memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala nistagmus. Setelah penyebab nistagmus diketahui, dokter akan memberikan penanganan yang sesuai.