Bayi mengeluarkan air liur atau ngeces merupakan hal yang wajar. Namun, bagaimana jika air liur bayi berlebihan? Apa yang menyebabkan kondisi ini dan bagaimana cara menanganinya?
Kelenjar liur pada bayi sebenarnya sudah aktif sejak ia masih berada di dalam rahim dan semakin aktif lagi pada beberapa bulan awal setelah ia lahiran. Pada usia ini, bayi belum bisa menelan semua air liur yang diproduksi. Akibatnya, ia akan lebih banyak mengeluarkan air liur.
Sebenarnya, normal saja jika bayi banyak mengeluarkan liur. Namun, ini bisa juga jadi pertanda adanya gangguan kesehatan pada bayi, terutama jika disertai gejala lain. Jadi, Bunda perlu memperhatikan kondisi bayi jika air liur yang ia keluarkan jumlahnya jauh lebih banyak dari biasanya.
Penyebab Bayi Mengeluarkan Air Liur Berlebihan
Berikut ini adalah beberapa penyebab bayi mengeluarkan air liur berlebihan yang perlu Bunda ketahui:
1. Perlindungan diri
Saat berusia 2–6 bulan, bayi akan lebih sering mengeluarkan air liur. Walaupun penyebabnya belum diketahui secara pasti, banyaknya air liur yang diproduksi bayi bisa jadi merupakan suatu bentuk perlindungan diri.
Pada usia ini, bayi mulai sering mengeksplorasi benda di sekitarnya, bahkan memasukkan segala benda yang ia pegang ke dalam mulutnya. Protein yang ada di dalam air liur dapat melindunginya dari kuman atau kotoran yang mungkin ada pada benda-benda tersebut.
2. Pertumbuhan gigi
Memasuki usia 6 bulan, bayi akan mulai memasuki masa pertumbuhan gigi. Fase ini bisa membuat bayi mengeluarkan air liur lebih banyak karena peningkatan gerak otot di mulut memicu kinerja kelenjar ludah menjadi lebih aktif.
3. Refluks
Kelebihan air liur bisa disebabkan karena refluks asam lambung. Refluks pada bayi terjadi akibat otot katup di kerongkongan bagian bawah belum sepenuhnya berkembang dan bekerja dengan baik, sehingga asam lambung bisa naik kembali ke kerongkongan dan menyebabkan produksi air liur meningkat.
Beberapa gejala lain yang dapat muncul akibat refluks pada bayi adalah sering batuk, cegukan, gumoh, sulit makan atau menolak makan, dan penurunan berat badan.
4. Kelainan saraf
Bayi yang lahir dengan kelainan saraf, seperti cerebral palsy, cenderung mengeluarkan air liur berlebih. Kondisi ini terjadi karena bayi tidak memiliki kemampuan untuk menutup mulut dan menelan ludah dengan baik.
Bayi dengan cerebral palsy juga mengalami kekakuan otot, tremor, dan keterlambatan dalam perkembangan motorik, seperti merangkak atau menggenggam barang.
Selain kondisi-kondisi di atas, reaksi alergi, radang tenggorokan, radang amandel, dan sinusitis, juga bisa membuat bayi mengeluarkan air liur yang berlebihan. Kondisi-kondisi tersebut bisa menyebabkan gangguan menelan, sehingga air liur terbendung di dalam mulut dan membuat bayi banyak mengeluarkan air liur.
Tips Mengatasi Air Liur Berlebihan pada Bayi
Kalau Si Kecil mengeluarkan banyak air liur dan tidak disertai dengan gejala lain, Bunda tidak perlu khawatir berlebihan, ya. Bunda dapat melakukan beberapa cara berikut ini untuk menanganinya:
- Rutin membersihkan air liur di area mulut bayi dengan kain lembut atau tisu. Hal ini dilakukan guna mencegah iritasi pada kulit Si Kecil.
- Gunakan kain atau bibs agar lebih mudah menyeka air liur.
- Berikan teether atau lap dingin untuk gigit oleh Si Kecil guna mengurangi produksi air liur. Awasi selalu saat Si Kecil saat menggunakan teether guna mencegah risiko tersedak.
Umumnya, air liur berlebihan pada bayi merupakan tanda perkembangan yang normal. Namun, kalau Bunda merasa Si Kecil mengeluarkan air liur yang sangat berlebihan atau disertai gejala yang mencurigakan, periksakan Si Kecil ke dokter agar mendapat pemeriksaan dan penanganan yang tepat.