Obat antihipertensi adalah kelompok obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah akibat hipertensi. Hipertensi yang tidak ditangani dengan benar dapat menyebabkan komplikasi, mulai dari stroke, serangan jantung, gagal jantung, hingga gagal ginjal.
Ada beberapa golongan obat antihipertensi. Tiap golongan obat memiliki cara kerja yang berbeda, tetapi sama-sama bisa menurunkan tekanan darah. Jenis dan dosis obat antihipertensi akan ditentukan dokter sesuai usia dan kondisi kesehatan pasien, tingkat keparahan hipertensi, serta respons tubuh pasien terhadap obat.
Peringatan Sebelum Menggunakan Obat Antihipertensi
Ikuti anjuran dan saran dokter selama menjalani pengobatan dengan obat antihipertensi. Sebelum menggunakan obat ini, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Obat antihipertensi tidak boleh digunakan pada pasien yang alergi terhadap obat ini.
- Beri tahu dokter tentang riwayat kesehatan yang Anda miliki, termasuk jika pernah atau sedang menderita penyakit paru dan saluran pernapasan, diabetes, disfungsi ereksi, penyakit ginjal, angioedema, penyakit jantung, gangguan elektrolit, penyakit pada saluran pencernaan. Pemilihan jenis antihipertensi akan disesuaikan dengan kondisi kesehatan Anda.
- Lakukan kontrol sesuai jadwal yang diberikan oleh dokter selama menjalani pengobatan dengan obat antihipertensi. Jangan menambah, mengurangi, atau menghentikan, pengobatan tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau produk herbal tertentu.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui.
- Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat, atau overdosis setelah menggunakan obat antihipertensi.
Efek Samping dan Bahaya Obat Antihipertensi
Efek samping dari penggunaan obat antihipertensi bisa berbeda satu dengan yang lain, tergantung jenis, dosis, dan respon pasien terhadap pengobatan. Namun, beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah menggunakan obat antihipertensi adalah sebagai berikut:
- Batuk
- Pusing atau pening
- Sakit kepala
- Diare
- Konstipasi
- Lelah, mengantuk, dan kurang bertenaga
- Ruam pada kulit
- Mual atau muntah
- Disfungsi ereksi
- Penurunan atau kenaikan berat badan secara tiba-tiba
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping yang Anda alami tidak kunjung mereda atau semakin memberat. Anda juga harus segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat setelah menggunakan obat antihipertensi.
Jenis, Merek Dagang, dan Dosis Obat Antihipertensi
Obat antihipertensi hanya boleh digunakan berdasarkan resep dokter. Berikut ini adalah penjelasan dan pembagian jenis obat antihipertensi:
1. ACE inhibitor
ACE inhibitor bekerja dengan cara menghambat enzim khusus untuk memproduksi hormon angiotensin II, yaitu hormon yang dapat memicu penyempitan pembuluh darah. Dengan begitu, pembuluh darah dalam melebar, aliran darah dapat lebih lancar, dan tekanan darah dapar menurun. Contoh ACE inhibitor adalah:
Benazepril
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: -
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat benazepril.
Captopril
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Acepress, Acendril, Captopril, Dexacap, Etapril, Farmoten, Forten, Otoryl, Prix, Tensicap, Tensobon, Vapril
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat captopril.
Enalapril
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Tenace, Tenaten, dan Tenazide
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat enalapril.
Fosinopril
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: -
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat fosinopril.
Lisinopril
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Inhitril, Interpril, Lisinopril Dihydrate, Lipril, Noperten, Nopril
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat lisinopril.
Moexipril
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: -
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat moexipril.
Perindopril
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Bioprexum, Coveram, Cadoril
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat perindopril.
Quinapril
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: -
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat quinapril.
Ramipril
Bentuk obat: Tablet dan kaplet
Merek dagang: Hyperil, Ramipril, Tenapril, Triatec, Vivace
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat ramipril.
Trandolapril
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Tarka
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat trandolapril.
Imidapril
Bentuk obat: tablet
Merek dagang: Imidapril Hydrochloride, Imidavell, Tanapress
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat imidapril.
2. Alpha-2 receptor agonist
Alpha-2 receptor agonist bekerja dengan cara menekan aktivitas jaringan yang memproduksi hormon adrenalin, sehingga tekanan darah turun. Contoh alpha-2 receptor agonist adalah:
Metildopa
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Dopamet
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat metildopa.
Clonidine
Bentuk obat: Tablet dan suntik
Merek dagang: Catapres, Clonidine, Clonidine HCL
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat clonidine.
3. Antagonis kalsium (calcium channel blocker)
Antagonis kalsium bekerja dengan cara menghambat jalan masuk kalsium ke dalam otot jantung dan dinding pembuluh darah, sehingga menyebabkan denyut jantung melambat dan pembuluh darah melebar. Dengan begitu tekanan darah dapat turun. Contoh antagonis kalsium adalah:
Amlodipine
Bentuk obat: Tablet dan kaplet
Merek dagang: Amcor, Amlodipine Besilate, Amlodipine Besylate, Amovask, Comdipin, Concor AM, Livask, Normetec, Norvask, Pehavask, Simvask, Quentin, Zenovask
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat amlodipine.
Diltiazem
Bentuk obat: Tablet, kapsul, dan suntik
Merek dagang: Cordila SR, Dilmen, Diltiazem, Farmabes, Herbesser
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat diltiazem.
Felodipine
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: -
- Kondisi: Hipertensi
Dewasa: Dosis awal 5 mg per hari. Dosis dapat disesuaikan dengan respons pasien terhadap obat. Dosis umum 2,5–10 mg per hari.
- Kondisi: Angina pektoris
Dewasa: Dosis awal 5 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 10 mg per hari.
Isradipine
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: -
- Kondisi: Hipertensi
Dewasa: dosis awal 2,5 mg, 2 kali sehari. Jika diperlukan, setelah 3–4 minggu, dosis dapat ditingkatkan menjadi 5 mg, 2 kali sehari atau 10 mg, 2 kali
Nicardipine
Bentuk obat: Suntik
Merek dagang: Blistra, Carsive, Dipitenz, Nicafer, Nicarfion, Nicardipine HCl, Nicardipine Hydrochloride, Nidaven, Perdipine, Quadipine, Tensilo, Verdif
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat nicardipine.
Nifedipine
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Adalat Oros, Farmalat ER, Nifedipine, Zendalat
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat nifedipine.
Verapamil
Bentuk obat: Tablet dan kaplet
Merek dagang: Isoptin, Isoptin SR, Tarka, Verapamil HCL
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat verapamil.
4. Angiotensin II receptor blocker (ARB)
ARB bekerja dengan cara menghambat pengikatan angiotensin II, sehingga pembuluh darah melebar dan tekanan darah pun menurun. Jenis-jenis obat ARB adalah:
Candesartan
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Blopress, Blopress Plus, Candefar, Candefion, Candesartan Cilexetil, Candotens, Canderin, Candepress, Quatan, Unisia
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat candesartan.
Eprosartan
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Teveten
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat eprosartan.
Irbesartan
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Aprovel, Betavein, Coaprovel, Irbesartan, Iretensa, Irvell, Irtan, Irvask, Tensira
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat irbesartan.
Losartan
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Angioten, Cozaar, Losartan Potassium, Lifezar, Santesar
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat losartan.
Olmesartan
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Normetec, Olmetec, Olmetec Plus, Oloduo
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat olmesartan.
Telmisartan
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Micardis, Nuzartan,Telgio, Telmisartan, Telsat, Telsat AM
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat telmisartan.
Valsartan
Bentuk obat: Tablet dan kaplet
Merek dagang: Diovan, Exforge, Lapiva 5/80, Lapiva 5/160, Uperio,Valsartan, Vastan 80, Vastan 160
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat valsartan.
5. Diuretik
Diuretik bekerja dengan cara membuang kelebihan garam (natrium) dan cairan di dalam tubuh untuk menormalkan tekanan darah.
Ada beberapa jenis diuretic yang bisa digunakan untuk menurunkan tekanan darah, yaitu diuretik loop, thiazide, diuretik hemat kalium.
Diuretik loop
Diuretik loop bekerja dengan membuat ginjal mengeluarkan lebih banyak cairan, sehingga dapat mengurangi cairan di aliran darah. Contoh diuretik loop adalah:
Furosemide
Bentuk obat: Tablet dan suntik
Merek dagang: Diuvar, Edemin, Farsix 40, Furosemide, Lasix, Uresix, dan Yekasix
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat furosemide.
Torasemide
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: -
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat torasemide.
Selain obat-obatan yang disebutkan diatas, terdapat beberapa obat lain yang termasuk ke dalam jenis diuretik loop seperti bumetanide dan ethacrynic acid.
Diuretik hemat kalium
Jenis obat diuretik yang kedua adalah diuretik hemat kalium (potassium-sparing). Obat ini bekerja dengan cara mengurangi kadar air dan natrium di dalam tubuh dengan tetap mempertahankan kadar kalium. Contoh diuretik hemat kalium adalah:
Amiloride
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Lorinid Mite
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat amiloride.
Spironolactone
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Aldactone, Carpiaton, Letonal, Spirola, Spironolactone
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat spironolactone.
Diuretik thiazide
Jenis obat diuretik yang ketiga adalah diuretik thiazide. Obat ini bekerja dengan cara menurunkan cairan di dalam tubuh dan juga memperlebar pembuluh darah. Contoh diuretik thiazide adalah:
Hydrochlorothiazide
Bentuk obat: Tablet dan kaplet
Merek dagang: Bisovell Plus, Coirvebal, Coaprovel, Co-Irvel, Co-Telsaril, Co-Diovan, Dexacap Plus, Hapsen Plus, Hydrochlorothiazide, Irtan Plus, Lodoz, Micardis Plus, Olmetec Plus, Tenazide
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat hydrochlorothiazide.
Indapamide
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Bioprexum Plus, Natexam, Natrilix SR
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat indapamide.
6. Penghambat adrenergik perifer
Penghambat adrenergik perifer bekerja dengan cara memblokir neurotransmitter di otak, sehingga tekanan darah dapat berkurang. Umumnya obat ini diberikan kepada pasien hipertensi jika obat antihipertensi lain belum ada yang berhasil. Contoh penghambat adrenergik perifer adalah:
Reserpine
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Serpasil
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat reserpine.
7. Penghambat alfa (alpha-blocker)
Penghambat alfa bekerja dengan cara menghambat hormon katekolamin agar tidak mengikat dengan reseptor alfa. Cara kerja ini akan membantu sirkulasi darah lebih lancar, jantung berdenyut secara normal, dan tekanan darah menurun. Contoh penghambat alfa adalah:
Doxazosin
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Cardura, Doxazosin Mesilat, Tensidox
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat doxazosin.
Terazosin
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Hytrin, Hytroz, Terazosin HCL
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat terazosin.
8. Penghambat beta (beta-blocker)
Penghambat beta bekerja dengan cara menghambat hormon adrenalin, sehingga jantung berdetak lebih lambat. Dengan begitu, jantung memompa lebih sedikit darah dan dapat menurunkan tekanan darah. Contoh penghambat beta adalah:
Bisoprolol
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Beta-One, Bipro, Biofin, Biscor, Bisoprolol Fumarate, Bisovell, Carbisol, Concor, Hapsen, Lodoz, Maintate, Miniten, Opiprol, Selbix
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat bisoprolol.
Propranolol
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Farmadral, Liblok, Propranolol
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat propranolol.
9. Penghambat renin
Penghambat renin bekerja dengan cara menghambat kerja senyawa kimiawi di dalam tubuh yang disebut renin. Cara kerja ini dapat memperlebar pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah. Contoh penghambat renin adalah:
Aliskiren
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Rasilez
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat aliskiren.