Obat cacing adalah golongan obat untuk mengatasi infeksi cacing, baik pada usus maupun organ tubuh lain. Obat cacing atau obat antelmintik dapat ditemukan dalam bentuk sediaan tablet, tablet kunyah, tablet isap, serbuk, dan suspensi atau sirup.
Obat antelmintik bekerja dengan melumpuhkan saraf dan otot cacing, menghambat penyerapan nutrisi pada tubuh cacing, atau mencegah reproduksi cacing dewasa. Cara kerja obat ini menyebabkan cacing tidak dapat tumbuh dan berkembang biak, kemudian mati dan terbawa keluar bersama tinja.
Obat cacing digunakan untuk mengatasi infeksi akibat cacing kremi, cacing gelang (ascariasis), cacing tambang, cacing pita (taeniasis atau sistiserkosis), dan cacing hati. Obat-obatan ini ada yang dijual bebas dan ada pula yang harus dibeli dengan resep dokter.
Jenis, Merek Dagang dan Dosis Obat Cacing
Berikut adalah sembilan jenis obat yang termasuk dalam golongan obat cacing, beserta merek dagang dan dosisnya:
1. Albendazole
Merek dagang albendazole: Albendazole, Vermic, Zentel, dan Zolkaf.
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat albendazole.
2. Ivermectin
Merek dagang ivermectin: Iverdium, Ivermax, Ivermectin, Ivercov, Levectin, dan Mectinsanbe.
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat ivermectin.
3. Levamisole
Merek dagang levamisole: Askamex
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat levamisole.
4. Mebendazole
Merek dagang mebendazole: Ora Cacingan, Vermox, dan Vermoran.
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat mebendazole.
5. Pirantel Pamoat
Merek dagang pirantel pamoat: Combantrin, Combitrin, Compyrantel, Konvermex, Pantrin, Pyrantel Pamoate, Sanela 125, Upixon, dan Wormetrin.
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat pirantel pamoat.
6. Piperazine
Merek dagang piperazine: Aficitrin, Combicitrine, Neo Ultraxon, Obat Cacing Cap Menara Kuda Dua, Obat Cacing 8 Dewa, Univxon
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat piperazine.
7. Diethylcarbamazine
Merek dagang diethylcarbamazine: Diethylcarbamazine, Diethylcarbamazine Citrate
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat diethylcarbamazine.
Peringatan sebelum Mengonsumsi Obat Cacing
Obat cacing tidak boleh digunakan sembarangan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum mengonsumsi obat ini, yaitu:
- Jangan mengonsumsi obat cacing bila memiliki alergi terhadap obat ini. Jika ragu, beri tahu dokter mengenai riwayat alergi Anda sebelum mengonsumsi obat ini.
- Jangan memberikan obat cacing kepada anak usia di bawah 2 tahun atau anak dengan berat badan kurang dari 15 kg kecuali atas petunjuk dokter.
- Konsultasikan dengan dokter perihal penggunaan obat cacing jika memiliki riwayat epilepsi, gangguan irama jantung, hipokalemia, anemia, radang usus, penyakit liver, asma, penyakit ginjal, kanker, HIV/AIDS, atau kondisi yang melemahkan sistem imun.
- Diskusikan dengan dokter mengenai konsumsi obat cacing jika Anda pernah atau sedang mengalami dehidrasi, malnutrisi, sistiserkosis, atau kelainan darah atau penyakit sumsum tulang, seperti agranulositosis, granulositopenia, anemia aplastik, atau pansitopenia.
- Jangan langsung mengemudikan kendaraan atau melakukan aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan setelah mengonsumsi obat cacing jika obat ini menyebabkan Anda mengantuk atau pusing.
- Konsultasikan dengan dokter perihal penggunaan obat cacing jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui.
- Konsultasikan dengan dokter perihal penggunaan obat cacing jika sedang menggunakan rifampicin atau obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal tertentu. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi interaksi obat.
- Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengonsumsi obat cacing.
Efek Samping dan Bahaya Obat Cacing
Efek samping yang dapat muncul setelah mengonsumsi obat antihelmintik tergantung pada jenisnya. Secara umum, beberapa efek samping yang mungkin timbul adalah:
- Mengantuk atau justru sulit tidur
- Pusing berputar atau sakit kepala
- Mual, muntah, sakit perut, tidak selera makan, diare
- Ruam kulit ringan
- Anemia
- Rambut rontok
- Telinga berdenging
- Nyeri otot
- Lemas atau lelah
- Keringat berlebih
Periksakan diri ke dokter jika efek samping yang telah disebutkan di atas tidak kunjung reda atau justru memberat. Anda juga harus segera ke dokter jika muncul reaksi alergi obat atau timbul keluhan berikut:
- Diare berdarah
- Pusing berat seperti akan pingsan
- Kejang
- Mata nyeri, merah, bengkak
- Gangguan penglihatan, seperti pandangan buram
- Gangguan keseimbangan atau sulit berjalan
- Bengkak di tangan atau kaki
- Denyut jantung cepat, lambat, atau tidak teratur (gangguan irama jantung)
- Warna kulit dan mata menguning (penyakit kuning)
- Urine berwarna pekat
- Mudah memar atau berdarah
- Demam, menggigil, sulit menelan
- Tremor
- Linglung
- Leher terasa sangat kaku