Obat flu tulang kerap digunakan untuk meredakan gejala flu tulang. Namun, penggunaan obat ini sebaiknya tidak sembarangan dan perlu disesuaikan dengan kondisi yang memicu munculnya gejala. Dengan begitu, pengobatan pun bisa berlangsung efektif.
Flu tulang sebenarnya bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala dari penyakit tertentu yang ditandai nyeri pada sendi atau tulang dan disertai demam. Kondisi ini umumnya dikaitkan dengan penyakit chikungunya, influenza, demam berdarah dengue (DBD), dan osteomielitis.
Nyeri sendi yang dideskripsikan sebagai gejala flu tulang biasanya muncul di daerah lutut. Meski begitu, dapat pula muncul di tulang belakang, pergelangan, hingga jari tangan dan kaki.
Ragam Obat Flu Tulang
Flu tulang sering dipicu oleh infeksi virus yang biasanya dapat mereda dalam waktu 7–10 hari. Namun, untuk meringankan gejalanya, Anda bisa mengonsumsi beberapa jenis obat flu tulang yang diresepkan oleh dokter, seperti:
1. Paracetamol
Obat ini digunakan sebagai penurun demam dan pereda nyeri yang disebabkan oleh peradangan dan infeksi. Selain melalui resep, paracetamol juga tersedia di apotek dan dapat dibeli secara bebas. Namun, pastikan Anda mengonsumsi obat ini sesuai anjuran yang tertera pada label kemasan.
Perlu Anda ketahui, dosis maksimal paracetamol adalah 1000 mg per sekali minum atau tidak lebih dari 4000 mg per hari. Konsumsi paracetamol lebih dari dosis yang disarankan dapat menimbulkan efek samping berupa kerusakan hati.
2. Naproxen
Naproxen digunakan untuk meredakan gejala nyeri, demam, dan pembengkakan di sendi akibat peradangan. Obat ini sebaiknya dikonsumsi berdasarkan anjuran dari dokter demi keamanan.
Dosis maksimal konsumsi naproxen adalah 1500 mg per hari. Penggunaan obat ini dapat menimbulkan efek samping berupa sembelit, diare, perut kembung, hingga mual yang bisa muncul dalam kurun waktu beberapa hari atau beberapa minggu.
Ada pula efek samping serius yang dapat terjadi dan perlu segera ditangani oleh dokter. Efek samping tersebut meliputi nyeri dada, sesak napas, kemerahan dan bentol-bentol di kulit, serta pembengkakan di wajah, lidah, dan tenggorokan.
3. Aspirin atau ibuprofen
Aspirin atau ibuprofen juga dapat digunakan untuk meredakan demam dan nyeri. Namun, obat ini tidak disarankan untuk dikonsumsi sebelum mendapat diagnosis yang tepat dari dokter. Alasannya, karena kedua obat ini dapat menimbulkan efek samping perdarahan dan tukak lambung yang dapat memperparah penyakit DBD.
4. Ketoprofen
Ketoprofen bisa dijadikan sebagai obat flu tulang karena dapat mengurangi peradangan, nyeri sendi, dan demam. Konsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) ini harus sesuai dengan dosis yang disarankan oleh dokter.
Ini karena konsumsi ketoprofen secara berlebihan dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, stroke, dan kerusakan ginjal.
5. Celecoxib
Celecoxib bisa digunakan untuk meredakan nyeri dan gejala radang sendi. Obat flu tulang ini biasanya diresepkan oleh dokter bagi pasien yang memiliki riwayat penyakit asam lambung atau tukak lambung.
6. Antibiotik
Obat lain yang juga dapat diresepkan oleh dokter adalah antibiotik. Obat ini biasanya diberikan untuk kasus flu tulang yang disebabkan oleh osteomielitis. Obat antibiotik harus dikonsumsi hingga habis atau sesuai anjuran dokter.
Selain mengonsumsi obat flu tulang, Anda disarankan untuk istirahat total dan banyak minum air putih guna membantu proses penyembuhan. Untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan pada sendi, Anda bisa menggunakan kompres dingin yang diselingi kompres hangat.
Jika setelah minum obat flu tulang keluhan tidak kunjung hilang atau justru semakin parah, segera periksakan diri ke dokter. Begitu pula jika flu tulang terjadi selama berminggu-minggu atau sering kambuh. Anda dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter karena kondisi ini bisa menjadi tanda dari penyakit autoimun.