Beberapa jenis obat bisa membuat badan menjadi gemuk. Obat gemuk badan bisa meliputi obat migrain, antidepresan, hingga obat alergi. Nah, jika Anda merasa berat badan tak kunjung turun meski sudah melakukan diet dan olahraga, bisa jadi hal ini disebabkan oleh konsumsi obat-obatan tersebut.
Selain obat penggemuk badan yang memang bertujuan untuk merangsang nafsu makan dan membuat sistem metabolisme tubuh lebih lambat, ada pula obat-obatan untuk mengatasi penyakit tertentu tetapi memiliki efek serupa. Bila dikonsumsi secara rutin dalam jangka panjang, obat-obatan ini dapat meningkatkan berat badan.
Obat dengan Efek Samping sebagai Obat Gemuk Badan
Untuk mencegah kenaikan berat badan berlebih, penting untuk mengenali beberapa jenis obat yang bisa memicu badan menjadi gemuk. Berikut ini adalah jenis-jenisnya:
1. Obat untuk migrain dan kejang
Obat-obatan untuk menangani kejang dan sakit kepala akibat migrain dapat memengaruhi nafsu makan dan memicu rasa lapar. Akibatnya, metabolisme tubuh menjadi lebih lambat, rasa lapar meningkat, dan tubuh pun menyimpan lebih banyak cairan.
Golongan obat migrain dan kejang yang berpotensi meningkatkan berat badan meliputi asam valproat, amitriptyline, metoprolol, paroxetine, natrium divalproex, ergotamin, metisergida, dan dihydroergotamine.
2. Obat antidepresan
Depresi dapat menjadi salah satu penyebab bertambahnya berat badan. Sebagian obat untuk menangani depresi juga bisa meningkatkan nafsu makan dan membuat badan lebih gemuk. Beberapa jenis obat antidepresan adalah sertraline, fluoxetine, fluvoxamine, mirtazapine, dan paroxetine.
Beberapa orang bisa mengalami kenaikan berat badan setelah mengonsumsi obat-obatan tersebut karena bisa merasa lebih baik dan memiliki nafsu makan yang meningkat.
3. Obat pengontrol suasana hati
Obat-obatan yang memberikan efek langsung ke otak ini umumnya dikonsumsi oleh penderita gangguan kesehatan mental, seperti gangguan bipolar atau skizofrenia.
Di sisi lain, obat pengontrol suasana hati atau mood ini dapat memengaruhi nafsu makan sekaligus meningkatkan metabolisme tubuh dan berat badan. Beberapa golongan obat pengontrol mood meliputi clozapine, olanzapine, lithium, quetiapine, dan risperidone.
4. Obat untuk diabetes
Obat diabetes umumnya berperan dalam mengontrol kadar gula darah dengan mendorong tubuh melepaskan insulin lebih banyak atau meningkatkan kerja hormon insulin. Adaptasi tubuh terhadap obat diabetes dapat mendorong peningkatan berat badan.
Obat-obatan yang termasuk dalam golongan insulin adalah glimepiride, glyburide, glipizide, repaglinide, nateglinide, dan pioglitazone.
5. Kortikosteroid
Kortikosteroid yang biasanya diberikan untuk mengatasi berbagai kondisi, termasuk asma, radang sendi, sakit punggung, nyeri kronis, dan penyakit autoimun. Pada penggunaan jangka panjang, obat-obatan jenis ini memiliki banyak efek samping dan salah satunya adalah peningkatan nafsu makan.
Beberapa golongan obat kortikosteroid yang dapat menjadi obat gemuk adalah methylprednisolone, prednisolone, dan prednison.
6. Obat jenis penghambat beta
Penghambat beta atau beta blockers adalah obat untuk menangani berbagai kondisi, seperti tekanan darah tinggi, gagal jantung, migrain, glaukoma, dan gangguan kecemasan. Proses kerja obat tersebut diketahui dapat memperlambat kerja tubuh dalam membakar kalori sehingga menyebabkan penambahan berat badan.
Contoh obat jenis penghambat beta yang dapat memicu tubuh lebih gemuk adalah atenolol dan metoprolol. Namun, kenaikan berat badan ini biasanya hanya terjadi dalam beberapa bulan pertama setelah mulai mengonsumsi obat tersebut.
7. Obat untuk alergi
Obat antialergi yang dijual bebas bertujuan untuk menghambat kerja histamin yang memicu alergi. Namun, obat-obat yang mengobati alergi diketahui juga bisa menambah berat badan. Beberapa jenis obat antialergi yang berpotensi membuat tubuh menjadi lebih gemuk adalah cetirizine, fexofenadine, dan desloratadine.
Selain beragam obat di atas, kontrasepsi yang berisi hormon, baik itu pil KB, suntik KB, atau implan, diketahui juga bisa meningkatkan selera makan atau penyimpanan lemak dalam tubuh. Namun, efek ini tidak selalu dialami oleh semua orang.
Reaksi tiap obat dapat berbeda pada setiap orang. Sebagian orang bisa saja mengonsumsi obat yang sama, tetapi tidak mengalami kenaikan berat badan. Meski obat tertentu berpotensi membuat badan menjadi gemuk, sebaiknya jangan langsung menghentikan konsumsi obat secara tiba-tiba tanpa saran dari dokter.
Anda dianjurkan untuk menimbang berat badan lebih dulu untuk mengetahui pertambahan berat badan, kemudian periksakan diri ke dokter. Jika tidak memungkinkan untuk mengganti obat gemuk badan, dokter akan menyarankan Anda untuk menjaga pola makan dan berolahraga secara rutin agar berat badan lebih stabil.