Ada beberapa jenis obat untuk mencegah malaria. Obat-obatan ini perlu dikonsumsi sebelum bepergian ke daerah dengan kasus malaria yang cukup tinggi. Untuk mengetahui apa saja obat pencegah malaria dan cara menggunakannya, mari simak ulasan berikut ini.

Malaria adalah penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi parasit Plasmodium. Penyakit ini berbahaya karena dapat menimbulkan komplikasi berat, bahkan kematian.

5 Obat untuk Mencegah Malaria dan Cara Menggunakannya - Alodokter

Di Indonesia, malaria merupakan salah satu penyakit endemik, terutama di Maluku, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, Papua, Papua Barat, serta di sebagian wilayah Kalimantan dan Sumatera. Oleh karena itu, orang-orang yang akan bepergian ke daerah tersebut dianjurkan mengonsumsi obat untuk mencegah malaria.

Berbagai Obat untuk Mencegah Malaria

Obat untuk mencegah malaria mulai dikonsumsi sebelum berangkat ke daerah dengan kasus penyakit malaria dan harus dikonsumsi di waktu yang sama setiap harinya agar lebih efektif. Setelah pulang, tetap konsumsi obat tersebut setidaknya hingga 7 hari setelah meninggalkan daerah malaria.

Berikut ini adalah beberapa jenis obat pencegah malaria dan cara menggunakannya:

1. Atovaquone/proguanil

Atovaquone/proguanil tepat digunakan jika Anda akan bepergian dalam waktu dekat karena obat ini dapat digunakan 1–2 hari sebelum bepergian hingga 7 hari setelah pulang. Obat ini memiliki efek samping berupa nyeri perut, mual, dan muntah, tetapi jarang terjadi.

Perlu diingat pula bahwa obat ini tidak boleh digunakan oleh ibu hamil, ibu menyusui, dan penderita gangguan ginjal.

2. Doksisiklin

Doksisiklin dapat digunakan mulai dari 1–2 hari sebelum bepergian, selama berada di daerah endemik malaria, hingga 4 minggu setelah bepergian. Obat ini tidak dianjurkan untuk anak-anak di bawah 8 tahun dan ibu hamil. Selain itu, doksisiklin hanya boleh dikonsumsi maksimal selama 6 bulan saja.

Efek samping obat ini bisa berupa gangguan pencernaan, gatal di kulit, sakit kepala, mulut kering, dan keputihan pada wanita. Efek samping lainnya adalah iritasi pada kerongkongan, sakit perut, dan sensitif terhadap sinar matahari.

3. Meflokuin

Obat untuk mencegah malaria ini dapat digunakan oleh semua usia, baik anak-anak, orang dewasa, ibu hamil, dan ibu menyusui. Meflokuin dikonsumsi 1 minggu sekali, mulai dari 3 minggu sebelum bepergian, selama berada di tempat endemik malaria, hingga 4 minggu setelah pulang. 

Efek samping obat ini adalah halusinasi, insomnia, dan kejang. Meflokuin tidak dianjurkan untuk pasien dengan penyakit jantung atau gangguan psikologis, seperti depresi dan gangguan cemas.

4. Klorokuin

Obat untuk mencegah malaria ini dapat digunakan oleh anak-anak dan ibu hamil di setiap trimester. Klorokuin hanya diminum 1 kali seminggu, mulai dari 1–2 minggu sebelum bepergian, selama bepergian, hingga 4 minggu setelah pulang. 

Efek samping yang dapat muncul akibat penggunaan obat ini adalah penglihatan kabur, telinga berdenging, dan penurunan pendengaran. Saat ini, klorokuin jarang digunakan karena banyak parasit Plasmodium falciparum yang sudah kebal terhadap obat ini.

5. Primakuin

Obat untuk mencegah malaria selanjutnya adalah primakuin. Obat ini dapat diberikan kepada anak-anak, tetapi tidak pada ibu hamil. Primakuin dikonsumsi sebanyak 1 tablet sehari, selama 14 hari.

Efek samping yang mungkin terjadi adalah gangguan pencernaan, seperti nyeri perut serta mual dan muntah. Pada penderita penyakit defisiensi G6PD, obat ini dapat menyebabkan anemia hemolitik.

Untuk menentukan jenis obat untuk mencegah malaria yang tepat, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan memilih jenis obat berdasarkan pola resistensi obat malaria di daerah endemik yang Anda tuju dan sesuai kondisi kesehatan Anda. 

Ingat, obat pencegah malaria perlu dikonsumsi sesuai dosis dan jangka waktu yang telah ditentukan oleh dokter.

Tips untuk Melindungi Diri dari Gigitan Nyamuk

Minum obat pencegah malaria saja tidak menjamin Anda terhindar dari penyakit ini. Untuk mengurangi risiko terkena malaria, Anda juga perlu melindungi diri dari gigitan nyamuk, terutama saat malam hingga pagi hari. Berikut ini adalah tips menghindari gigitan nyamuk:

  • Gunakan losion antinyamuk yang mengandung 30–50% DEET atau picaridin.
  • Gunakan jaring atau kawat antinyamuk di pintu dan jendela rumah, serta kelambu di tempat tidur. Selain itu, pastikan pintu dan jendela sudah tertutup rapat untuk mencegah nyamuk masuk ke dalam ruangan.
  • Gunakan obat antinyamuk semprot di kamar atau ruangan.
  • Batasi aktivitas di luar ruangan, terutama pada sore dan malam hari.
  • Gunakan pakaian berlengan panjang, celana panjang, dan kaus kaki untuk melindungi tubuh, terutama saat malam hari.
  • Gunakan pakaian berwarna terang.
  • Jaga kebersihan lingkungan, misalnya dengan rajin menguras dan membersihkan bak mandi, serta tidak menggantung pakaian di dalam rumah.

Penyakit malaria bukanlah penyakit yang dapat disepelekan. Jika terkena infeksi tersebut dan tidak segera diobati, Anda berisiko mengalami komplikasi, seperti kerusakan organ atau bahkan kematian.

Bila Anda sudah mengonsumsi obat untuk mencegah malaria di atas tetapi masih juga terinfeksi dan timbul gejala malaria, segeralah konsultasikan hal tersebut dengan dokter melalui Chat Bersama Dokter untuk mendapatkan saran penanganan yang tepat.

 

Penulis:

dr. Asri Meiy Andini