Obesitas morbid adalah kondisi ketika berat badan sangat berlebih sehingga dapat membahayakan kesehatan. Kondisi ini dapat membuat penderitanya kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari, serta meningkatkan risiko terjadinya penyakit serius. 

Obesitas morbid mengacu pada obesitas yang telah mengganggu aktivitas normal penderitanya, bahkan untuk bernapas atau berjalan. Seseorang dikatakan memiliki obesitas morbid jika indeks massa tubuhnya (IMT) 40 kg/m² atau lebih, sedangkan IMT untuk obesitas saja adalah di atas 30 kg/m².

Obesitas Morbid - Alodokter

Masalah pada obesitas morbid bukanlah penampilan fisiknya, melainkan tingginya risiko kejadian penyakit yang dapat mengurangi harapan hidup, seperti serangan jantung, diabetes, stroke, henti napas, hingga kanker. Oleh karena itu, penderita obesitas morbid dianjurkan mendapatkan penanganan dan perawatan yang tepat.

Penyebab Obesitas Morbid

Agar bisa bekerja optimal, tubuh membutuhkan energi berbentuk kalori, yang bisa kita dapatkan dari makanan. Obesitas sendiri terjadi akibat dua faktor, yaitu:

  • Pola dan menu makan yang tidak sehat dan berkalori tinggi
  • Kurang aktivitas fisik dan olahraga 

Jika asupan kalori dari makanan tinggi tetapi energi yang dibutuhkan tubuh tidak banyak, tubuh akan menyimpan kelebihan kalori sebagai lemak. Jika dua faktor di atas tidak diubah, simpanan lemak akan bertambah hingga berat badan menjadi sangat tinggi.

Selain kurangnya aktivitas fisik dan pola makan yang tidak sehat, obesitas morbid juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut:

  • Pertambahan usia yang memicu perubahan pada hormon dan kebutuhan tubuh terhadap kalori
  • Kelainan genetik, seperti sindrom Prader-Willi atau sindrom Cohen
  • Kondisi medis tertentu, seperti hipotiroid, polycystic ovarian syndrome (PCOS), atau sindrom Cushing
  • Gangguan mental, seperti depresi atau skizofrenia
  • Penggunaan obat-obatan tertentu yang dapat memicu kenaikan berat badan, seperti obat antikejang, obat antidepresan, antipsikotik, atau kortikosteroid,
  • Kurang tidur atau siklus tidur yang tidak baik, karena hal ini dapat memicu penurunan kadar hormon penekan rasa lapar (leptin) dan meningkatkan nafsu makan 
  • Stres berat yang memicu produksi hormon kortisol sehingga meningkatkan keinginan konsumsi makanan manis dan berlemak, yang bisa meningkatkan asupan kalori
  • Kebiasaan atau gaya hidup yang tidak sehat, misalnya merokok dan mengonsumsi minuman berlkohol secara berlebihan
  • Tinggal di lingkungan yang tidak mendukung aktivitas fisik, misalnya tidak memiliki trotoar atau taman untuk berjalan kaki

Gejala Obesitas Morbid

Penderita obesitas morbid dapat mengalami gejala berupa:

  • Napas pendek dan cepat
  • Gerakan tubuh terbatas, sehingga sulit melakukan aktivitas tertentu
  • Banyak berkeringat
  • Mudah lelah
  • Tidur mendengkur dan tetap tidak merasa segar pada pagi hari
  • Nyeri sendi dan nyeri punggung
  • Memiliki masalah kulit, terutama di area lipatan, akibat peningkatan kelembapan atau kesulitan untuk membersihkan bagian tersebut
  • Merasa tidak percaya diri atau terisolasi di lingkungan sosial

Kapan harus ke dokter

Berkonsultasilah ke dokter jika Anda mengalami obesitas morbid, terutama bila kondisi ini telah mengganggu aktivitas harian atau berdampak pada kondisi mental Anda. 

Untuk konsultasi yang nyaman dan terpercaya, Anda bisa menggunakan Chat Bersama Dokter. Melalui konsultasi ini, Anda bisa menyampaikan hal-hal yang mengganggu atau menjadi kekhawatiran Anda. 

Dokter dapat memberikan penjelasan, pengobatan, dan saran untuk hal-hal tersebut. Bila diperlukan, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan ke rumah untuk melihat kondisi kesehatan Anda secara menyeluruh. Dokter juga bisa merujuk Anda ke dokter spesialis dengan keahlian yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Diagnosis Obesitas Morbid

Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan dan faktor risiko yang dimiliki pasien. Kondisi fisik pasien juga akan diperiksa, termasuk berat badan, tinggi badan, tekanan darah, denyut jantung, dan pernapasan.

Selanjutnya, dokter akan menghitung indeks massa tubuh pasien menggunakan tinggi dan berat badan pasien. Indeks massa tubuh (IMT) dihitung menggunakan rumus berikut:

rumusIMT

Sebagai contoh, jika berat badan pasien 120 kg dengan tinggi 170 cm, rumus dan nilai IMT-nya adalah:

contohIMT

Berdasarkan nilainya, indeks massa tubuh (IMT) terbagi menjadi 4 kategori dalam satuan kg/m2, yaitu:

  • Berat badan terlalu rendah: <18,5
  • Normal: 18,5–24,9
  • Berat badan berlebih: 25–29,9
  • Obesitas tingkat 1: 30–34,9
  • Obesitas tingkat 2: 35–39,9
  • Obesitas tingkat 3 (obesitas morbid): >40

Dokter juga akan melakukan pemeriksaan lain, seperti mengukur lingkar pinggang atau menghitung persentase lemak dan massa otot tubuh menggunakan alat tertentu. Selain itu, dokter juga dapat melakukan serangkaian tes di bawah ini untuk mendeteksi penyakit lain yang menyertai obesitas morbid:

  • Tes lemak darah, yaitu kolesterol total, trigliserida, LDL, dan HDL
  • Tes fungsi hati
  • Tes hormon tiroid
  • Tes HbA1c

Dokter juga dapat melakukan tes lain, tergantung pada gejala yang dialami pasien.

Pengobatan Obesitas Morbid

Penanganan obesitas morbid perlu disesuaikan dengan kondisi penderitanya serta penyebab yang mendasarinya. Berbagai penanganan obesitas morbid meliputi:

Perbaikan pola makan

Hindari diet yang mengklaim bisa menurunkan berat badan dengan cepat. Selain tidak aman, berat badan yang cepat turun tidak bertahan lama dan dapat kembali naik dengan cepat.

Kunci utama menurunkan berat badan adalah dengan membatasi asupan kalori dan memperhatikan kandungan gizi makanan, yaitu dengan mencukupi asupan protein dan mengurangi asupan lemak harian. 

Penderita obesitas morbid juga sangat disarankan untuk mencukupi kebutuhan cairan dengan minum air putih, mengonsumsi makanan tinggi serat, dan makanan cepat saji.

Olahraga rutin

Sebelum memulai olahraga rutin, diskusikan bersama dokter tentang jenis olahraga yang tepat. Penderita obesitas morbid tidak disarankan untuk melakukan olahraga yang dapat membebani persendian kaki, seperti olahraga yang melibatkan lompatan atau tumpuan pada kaki. 

Umumnya, dokter akan menyarankan untuk memulai aktivitas secara perlahan dari yang ringan atau singkat. Beberapa olahraganya meliputi jalan sore, aerobik air, atau sepeda statis. 

Intensitas olahraga kemudian ditingkatkan secara bertahap. Pembakaran kalori dapat ditingkatkan dengan jenis olahraga intensitas sedang, misalnya bersepeda, berenang, dan senam.

Pemberian obat-obatan

Beberapa obat dapat diresepkan oleh dokter untuk penanganan obesitas. Obat-obat berikut bekerja pada otak atau saluran cerna untuk mengatur pola dan nafsu makan yang lebih sehat. Meski begitu, penggunaan obat-obat ini tetap harus diimbangi dengan pola makan yang sehat dan olahraga rutin. 

Beberapa obat yang digunakan untuk menurunkan berat badan adalah:

  • Metformin
  • Orlistat
  • Semaglutide
  • Liraglutide

Terapi psikologis

Terapi psikologis (psikoterapi), seperti terapi perilaku kognitif atau DBT penting untuk dilakukan dalam penanganan obesitas morbid. Terapi ini berguna untuk membentuk cara pandang pasien terhadap makanan dan aktivitas fisik sehingga diharapkan bisa mengubah pola hidupnya menjadi lebih baik. 

Psikoterapi juga dianjurkan pada pasien obesitas morbid yang menderita gangguan kecemasan atau depresi. 

Psikoterapi bermanfaat untuk:

  • Meyakinkan tujuan dan makna untuk mengubah kebiasaan jadi lebih positif
  • Membentuk cara menghadapi stres yang lebih sehat, bukan lagi melarikan diri ke makanan
  • Memperbaiki pengaturan emosi dan mencegah kebiasaan makan yang buruk
  • Memperbaiki hubungan pasien dengan orang lain dalam bersosialisasi sehingga mengurangi stres

Operasi

Bila pengaturan pola makan, olahraga rutin, dan penggunaan obat tidak efektif, dokter bisa menyarankan prosedur operasi. Metode operasinya akan disesuaikan dengan kondisi pasien dan tujuan operasi itu sendiri.

Operasi untuk menangani obesitas morbid bertujuan untuk membuat penderita obesitas morbid merasa lebih cepat kenyang sehingga asupan kalori harian akan lebih sedikit dan tidak disimpan sebagai lemak. 

Berikut ini adalah beberapa metode operasi yang dapat dilakukan untuk menangani obesitas morbid:

  • Gastric bypass surgery, dilakukan dengan mengecilkan bagian lambung yang menerima makanan dan langsung menyambungnya ke usus halus
  • Gastric banding surgery, dilakukan dengan mengikatkan pita khusus ke lambung bagian atas sehingga makanan yang bisa masuk terbatas
  • Gastric sleeve, dilakukan dengan mengangkat sebagian lambung sehingga ukuran lambung menjadi lebih kecil

Komplikasi Obesitas Morbid

Obesitas morbid dapat meningkatkan risiko timbulnya penyakit lain, terutama jika tidak ditangani dengan tepat. Beberapa komplikasi akibat obesitas morbid meliputi:

  • Diabetes tipe 2
  • Sindrom metabolik
  • Kadar kolesterol tinggi
  • Penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), aterosklerosis, serangan jantung, dan stroke
  • Gangguan pernapasan, seperti sleep apnea, asma, atau obesity hypoventilation syndrome (OHS)
  • Kanker, seperti kanker usus, kanker hati, atau kanker payudara
  • Osteoarthritis
  • Inkontinensia urine
  • Perlemakan hati
  • Batu empedu
  • Penyakit refluks asam lambung (GERD)
  • Gangguan sistem reproduksi, misalnya mandul atau gangguan menstruasi 
  • Masalah kulit, seperti iritasi pada lipatan tubuh, candidiasis kulit, folikulitis, atau selulitis

Obesitas morbid juga dapat memengaruhi kualitas hidup dan mengganggu kondisi psikologis. Hal tersebut bisa terjadi akibat body shaming, serta keterbatasan dalam mengikuti suatu aktivitas.

Gangguan psikologis yang dialami penderita obesitas morbid dapat berupa:

  • Masalah dalam kehidupan seks
  • Dikucilkan oleh lingkungan sosial
  • Rasa malu dan merasa bersalah
  • Penurunan kualitas kerja
  • Depresi

Pencegahan Obesitas Morbid

Cara mencegah obesitas morbid tidak terlalu berbeda dengan penanganannya. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kondisi ini adalah:

  • Berolahraga atau beraktivitas fisik setidaknya 30–60 menit setiap hari, misalnya dengan jalan santai, peregangan, atau berkebun 
  • Menjaga asupan kalori dan memperbanyak konsumsi makanan tinggi serat, seperti sayuran dan buah
  • Mengurangi asupan makanan dan minuman yang mengandung tinggi gula dan lemak
  • Menimbang berat badan setiap 1 minggu sekali
  • Membuat catatan tentang menu, waktu, serta jumlah kalori pada makanan yang telah dikonsumsi untuk menghindari kebiasaan makan berlebih
  • Tidak merokok dan konsumsi minuman beralkohol
  • Melakukan relaksasi untuk mengatasi stres
  • Mencukupi waktu tidur yang ideal
  • Memeriksakan kesehatan ke dokter secara berkala bila memiliki faktor risiko obesitas morbid