Obsesi adalah pikiran dan perilaku yang muncul atau dilakukan terus-menerus dan sulit dihilangkan sampai mengganggu kehidupan. Jenis obsesi ada beragam, seperti obsesi kebersihan, obsesi mengekang pasangan, obsesi seksual, hingga obsesi kesempurnaan.
Ciri-ciri dari obsesi adalah terus-menerus muncul hingga orang yang mengalaminya jadi resah dan cemas. Perilaku ini seperti candu yang sulit dihentikan. Jika dibiarkan, tidak hanya mengganggu orang yang mengalaminya, obsesi juga mengganggu kehidupan orang di sekitarnya. Inilah alasan mengapa obsesi perlu diatasi dengan cara yang tepat.
Obsesi berbeda dengan overthinking. Walau sama-sama memikirkan sesuatu secara berlebihan, overthinking biasanya terjadi sesekali dan intensitasnya akan berkurang saat pemicunya menghilang.
Lain halnya dengan overthinking, seseorang bisa dikatakan terobsesi apabila ia tidak mampu berhenti memikirkan atau melakukan sesuatu hingga terasa sulit diabaikan. Pada beberapa orang, obsesinya terhadap sesuatu bahkan bisa membuatnya rela melakukan apa saja, bahkan yang ekstrem dan berbahaya.
Beragam Jenis Obsesi dan Ciri-Cirinya
Obsesi bersifat menetap dan bisa terkait dengan kondisi kesehatan mental, seperti gangguan obsesif-kompulsif (OCD) dan gangguan stres pasca trauma (PTSD).
Selain itu, beberapa faktor lain, seperti genetik, pola asuh, luka batin, hingga adanya gangguan atau kelainan pada otak, diketahui juga ikut berperan memunculkan perilaku obsesi pada seseorang.
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai obsesi, berikut penjelasan mengenai beragam jenis obsesi beserta ciri khasnya:
1. Obsesi seksual
Obsesi seksual adalah munculnya pikiran atau perilaku yang berlangsung terus-menerus mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hubungan dan fantasi seksual. Jika obsesi yang muncul adalah sesuatu yang dianggap tabu di masyarakat, orang yang mengalaminya bisa merasa cemas dan khawatir ketika pikiran atau perilakunya diketahui.
Bentuk dari obsesi seksual yang tabu bisa berupa:
- Obsesi incest, yaitu berhubungan seks dengan anggota keluarga
- Obsesi bestialitas, yaitu berhubungan seks dengan binatang
- Obsesi pedofilia, yaitu berhubungan seks dengan anak-anak
- Obsesi masokis atau sadistis, yaitu pikiran dan keinginan untuk diperlakukan atau memperlakukan secara ektrem saat melakukan hubungan seksual
Obsesi seksual bisa membuat seseorang melakukan tindakan kriminal untuk memenuhi hasratnya. Misalnya, saking terobsesinya untuk melakukan hubungan seksual dengan anak-anak, seseorang bisa melakukan child grooming atau bahkan pemerkosaan.
2. Obsesi terhadap orang yang dicintai
Setiap orang pasti ingin dicintai. Namun, jika cinta telah menjadi obsesi, bukannya menyenangkan, melainkan justru akan membuat orang yang dicintai merasa terkekang. Orang yang terobsesi dapat memikirkan sang pujaan hati tanpa henti hingga muncul perilaku mencintai yang berlebihan.
Sebagai contoh, orang yang terobsesi dengan pasangannya akan menjadi sosok yang posesif dan super overprotective sehingga pasangannya tidak diperbolehkan keluar rumah dan bergaul dengan teman-temannya. Hal ini tentu saja akan membuat pasangan menjadi tidak nyaman. Lama-kelamaan, hubungan bisa berubah menjadi toxic relationship.
3. Obsesi terhadap bentuk tubuh tertentu
Orang yang memiliki obesesi ini tidak bisa berhenti memikirkan impian bentuk tubuh atau wajah yang menurutnya ideal. Ia akan selalu berpikir penampilannya kurang dan berulang kali melihat wajah atau tubuhnya di cermin, bahkan bisa berdandan selama berjam-jam setiap hari.
Obsesi terhadap bentuk tubuh tertentu bisa membuat penderitanya tak segan-segan menjalani prosedur kecantikan atau operasi plastik berkali-kali hanya untuk memperbaiki bagian tubuhnya yang sebenarnya tidak memiliki kekurangan.
Selain itu, obsesi ini juga bisa membuat seseorang mengalami gangguan makan atau melakukan upaya yang ekstrem untuk menurunkan berat badan. Misalnya, tidak makan berhari-hari, menyalahgunakan obat pencahar dan diuretik, serta berolahraga secara berlebihan.
4. Obsesi untuk tidur seharian
Terbosesi tidur seharian atau kecanduan tidur disebut juga dengan clinomania. Seseorang bisa dikatakan memiliki obsesi ini ketika terus-menerus merasa sulit bangun setelah tidur malam yang lama dan memiliki dorongan atau kebutuhan yang kuat untuk tidur siang.
Biasanya, obsesi tidur seharian berkaitan dengan kondisi kesehatan mental, seperti depresi dan gangguan kecemasan, tetapi bisa juga karena efek dari penggunaan obat-obatan tertentu.
5. Obsesi dengan kesempurnaan
Saat terobsesi dengan kesempurnaan, seseorang akan takut melakukan kesalahan. Hal ini membuatnya terbiasa untuk mengerjakan sesuatu secara berulang sampai dirasa sempurna, tidak bisa tidur jika merasa ada yang belum sesuai dengan keinginan, bahkan memaksa orang lain untuk mengerjakan pekerjaan hingga di tahap yang menurutnya sempurna.
Obsesi ini tidak hanya membuat penderitanya lelah, tetapi juga akan memengaruhi orang sekitarnya. Bayangkan saja, orang yang bekerja dengannya, bisa lembur berhari-hari untuk mengerjakan satu proyek hingga dirasa sempurna.
Mungkin saja hasilnya akan baik. Akan tetapi, terkadang kesempurnaan yang ingin diraih tidak masuk akal. Selain itu, bekerja menjadi tidak efektif dan efisien, terutama untuk pekerjaan yang memiliki waktu tenggat (deadline).
6. Obsesi dengan kebersihan
“Kenapa sih harus berulang-ulang cuci tangannya? OCD, ya?” Pernyataan ini kerap dilontarkan kepada seseorang yang terobsesi dengan kebersihan. Saat seseorang terobsesi dengan kebersihan, ia akan memikirkan dan melakukan kegiatan untuk menjaga kebersihan secara berulang.
Pada tingkat yang parah, obsesi kebersihan bisa membuat orang tersebut takut dan cemas berlebihan jika lingkungan dan dirinya tidak bersih. Beberapa contoh tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
- Berulang-ulang mencuci tangan, mandi, atau membersihkan barang pribadi
- Berulang-ulang membersihkan rumah padahal sudah bersih
- Tidak bisa menghentikan pikiran terhadap lingkungan dan orang sekitar yang menurutnya tidak bersih dan bisa menjadi sumber penyakit
- Tidak mau ke tempat yang dianggap tidak bersih dan menolak berbicara atau berjabat tangan dengan orang yang dianggap tidak bersih
Cara Mengatasi Obsesi
Bila dibiarkan dan tidak diatasi, orang yang mengalami obsesi bisa kesulitan menjalani hubungan sosial dan membuatnya lelah secara mental, stres, cemas, bahkan depresi. Obsesi juga dapat membuat seseorang mengisolasi diri dari teman dan keluarga serta kesulitan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Banyak orang yang memiliki obsesi sebenarnya menyadari akan pemikirannya yang berlebihan terhadap sesuatu, tetapi di satu sisi juga merasa tidak mampu untuk mengendalikan pikirannya.
Oleh karena itu, perawatan yang tepat diperlukan untuk membantu mengurangi dampak dari obsesi. Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mengatasi obsesi:
- Bergabung dengan komunitas atau kelompok yang juga mengalami obsesi, baik di media online maupun secara tatap muka agar bisa saling mengingatkan dan memotivasi.
- Menulis jurnal harian tentang apa yang dirasakan, apa yang ditakutkan, atau dikhawatirkan.
- Mempelajari perbedaan antara pikiran biasa dan pikiran obsesi melalui meditasi atau sekadar mencatat apa yang ada di pikiran.
- Melawan pikiran obsesi dengan mengingatkan diri sendiri bahwa pikiran tersebut tidak sepenuhnya benar.
- Melakukan aktivitas yang menenangkan untuk meredakan stres dan rasa cemas, misalnya olahraga, pijat aromaterapi, atau melakukan teknik relaksasi pernapasan dengan menarik napas dalam-dalam.
- Menerapkan terapi mindfulness.
Jika berbagai cara di atas tidak mampu mengendalikan obsesi yang Anda alami, jangan takut berkonsultasi ke psikolog untuk mendapatkan terapi dan pengobatan yang tepat.