Oksitosin adalah preparat hormon oksitosin yang digunakan untuk memicu atau menguatkan kontraksi rahim jika kontraksi lemah atau tidak terjadi dengan sendirinya. Obat ini juga digunakan untuk meredakan perdarahan setelah proses persalinan.
Preparat hormon oksitosin memiliki fungsi yang serupa dengan hormon oksitosin alami yang diproduksi oleh tubuh. Oksitosin alami diproduksi di hipotalamus dan dilepaskan ke aliran darah oleh kelenjar ptuitari yang ada di otak. Hormon ini memiliki banyak fungsi di dalam tubuh, salah satunya adalah memicu kontraksi rahim.
Pada saat proses persalinan, kontraksi dibutuhkan agar bayi bisa keluar dari rahim. Sementara saat persalinan selesai, kontraksi rahim diperlukan untuk mengembalikan bentuk rahim dan menghentikan perdarahan.
Selain pada proses melahirkan, preparat hormon ini juga dapat digunakan bila terjadi keguguran. Gunanya juga untuk merangsang kontraksi rahim agar jaringan janin segera keluar dan perdarahan berhenti.
Merek dagang oksitosin: Decatosin, Induxin, Oxyla, Oxytocin, Protocin, Santocyn, Syntocinon, Tiacinon.
Apa itu Oksitosin
Golongan | Obat resep |
Kategori | Hormon sintetis |
Manfaat | Memicu kontraksi rahim, mengontrol perdarahan setelah melahirkan, dan membantu keluarnya ASI |
Digunakan oleh | Dewasa |
Oksitosin untuk untuk ibu hamil dan menyusui | Kategori X: Studi pada binatang percobaan dan manusia telah memperlihatkan bahwa obat ini dapat menyebabkan kontraksi rahim yang memicu keguguran.Obat dalam kategori ini tidak boleh digunakan oleh wanita yang sedang hamil atau memiliki kemungkinan untuk hamil, kecuali dengan tujuan untuk melahirkan (ketika sudah memasuki fase awal persalinan).Belum diketahui apakah oksitosin dapat terserap ke dalam ASI atau tidak. Namun, obat ini biasanya tidak menyebabkan efek berbahaya bagi bayi baru lahir yang menyusui. |
Bentuk obat | Suntik |
Peringatan Sebelum Menggunakan Oksitosin
Sebelum menggunakan oksitosin, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
- Jangan menggunakan oksitosin jika Anda memiliki alergi terhadap obat ini.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah mengalami kesulitan melahirkan karena panggul sempit atau menjalani operasi pada rahim, termasuk operasi caesar.
- Bila sekiranya dokter yang menangani persalinan belum mengetahuinya, informasikan dokter jika Anda mengalami kondisi kehamilan tertentu, seperti hamil kembar, bayi sungsang, plasenta previa, polihidramnion, atau solusio plasenta.
- Beri tahu juga kepada dokter jika Anda pernah atau sedang menderita infeksi rahim, kanker serviks, infeksi herpes pada alat kelamin, hipertensi, atau penyakit jantung, seperti kelainan katup jantung, penyakit jantung koroner, atau kardiomiopati.
- Beri tahu dokter jika Anda memiliki aritmia, kelainan hasil EKG, atau keluarga dengan riwayat henti jantung mendadak di usia muda.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk produk herbal atau suplemen, untuk mengantisipasi terjadinya interaksi obat.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang menyusui.
- Segera laporkan ke dokter ika terjadi reaksi alergi obat setelah menggunakan oksitosin.
Dosis dan Aturan Pakai Oksitosin
Dosis oksitosin yang diberikan berbeda-beda tergantung pada tujuan pemberiannya. Berikut ini adalah dosis umum penggunaan oksitosin pada orang dewasa berdasarkan tujuan pemakaian:
Kondisi: Mengatasi perdarahan pasca persalinan
- 10 unit dengan suntik ke dalam otot dan 10–40 unit unit di dalam infus 1000 ml
Tujuan: Induksi persalinan, misalnya pada atonia uteri
- Dosis awal 1–4 miliunit/menit melalui infus, pemberian dosis dapat ditingkatkan setiap 20 menit, sampai tercapai kontraksi yang cukup kuat dan banyak. Dosis maksimal 20 miliunit/menit, dengan total unit yang diberikan dalam 1 hari tidak melebihi 5 unit.
Tujuan: Mengatasi keguguran tidak lengkap (abortus inkomplit) atau keguguran yang tidak bisa dihindari (abortus insipiens)
- Dosis awal 5 unit diberikan melalui injeksi lambat selama 5 menit. Jika diperlukan, dapat diikuti dengan infus berkecepatan 20–40 miliunit/menit.
Cara Menggunakan Oksitosin dengan Benar
Oksitosin hanya bisa digunakan atas dasar keputusan dokter. Obat ini tersedia dalam bentuk suntik dan diberikan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Obat dapat diberikan melalui suntikan ke dalam otot atau melalui infus. Selama menggunakan obat ini, ikuti instruksi dan saran yang diberikan oleh dokter.
Selama menggunakan oksitosin, kontraksi rahim dan tanda-tanda vital lainnya akan diawasi dengan ketat oleh dokter. Jika Anda menggunakan oksitosin selama persalinan, detak jantung bayi juga akan dipantau melalui monitor untuk mengevaluasi efek oksitosin pada bayi.
Interaksi Oksitosin dengan Obat Lain
Ada beberapa interaksi obat yang dapat terjadi jika oksitosin digunakan bersama obat-obatan lain, yaitu:
- Peningkatan efektivitas prostaglandin
- Peningkatan risiko terjadinya gangguan irama jantung jika digunakan bersama salbutamol, fluconazole, azithromycin, atau ciprofloxacin.
- Peningkatan risiko terjadinya krisis hipertensi jika digunakan dengan dobutamine atau epinephrine.
- Penurunan efektivitas okstosin dan peningkatan risiko terjadinya hipotensi jika digunakan dengan obat bius inhalasi, seperti halothane, sevoflurane, desflurane, atau cyclopropane
Efek Samping dan Bahaya Oksitosin
Beberapa efek samping yang mungkin terjadi saat menggunakan oksitosin adalah:
- Mual
- Muntah
- Kontraksi rahim yang berlebihan
- Sakit kepala
- Tekanan darah rendah
- Takikardia
Oksitosin diberikan dengan tujuan untuk merangsang kontraksi rahim. Beri tahu dokter jika Anda merasakan sakit perut yang tidak tertahankan, bahkan saat tidak kontraksi, terutama jika disertai dengan perdarahan yang banyak dan tubuh terasa lemas.
Selain itu, segera beri tahu dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau mengalami efek samping yang lebih serius, seperti:
- Denyut jantung tidak teratur (aritmia)
- Sakit kepala yang parah
- Penglihatan menjadi buram
- Denyut yang terasa di leher atau telinga
- Linglung dan lelah
Efek samping juga bisa dirasakan janin atau bayi yang baru lahir akibat penggunaan oksitosin oleh ibu hamil. Efek samping itu antara lain:
- Sakit kuning
- Gangguan irama jantung
- Gangguan pada mata
- Kejang
- Gangguan pernapasan
- Tegang otot
Segera laporkan ke dokter jika Anda mengamati efek samping di atas pada anak Anda.