Oligomenorea adalah kondisi ketika siklus menstruasi menjadi jarang dari biasanya, yaitu lebih dari 35 hari. Jika tidak tertangani, oligomenorea dapat menyebabkan gangguan kesuburan hingga depresi.
Siklus menstruasi normal berkisar antara 21–35 hari. Seorang wanita disebut mengalami oligomenorea bila telat haid selama 35–90 hari secara konsisten. Oligomenorea dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti hormonal, kelainan lahir, kelainan genetik, dan tumor.
Penyebab Oligomenorea
Oligomenorea dapat disebabkan oleh kondisi atau masalah kesehatan tertentu, antara lain:
- Sindrom polikistik ovarium (PCOS)
- Kelebihan hormon tiroid (hipertiroidisme)
- Tumor jinak yang tumbuh di kelenjar pituitari (prolaktinoma)
- Radang panggul
- Perlengketan rahim (sindrom Asherman)
- Gangguan makan, misalnya bulimia, anoreksia nervosa, dan binge eating disorder
- Hiperplasia adrenal kongenital
- Kelainan genetik, misalnya gangguan fungsi indung telur (primary ovarian syndrome)
Selain penyebab di atas, ada faktor-faktor lain yang diduga dapat meningkatkan risiko wanita mengalami oligomenorea, yaitu:
- Diabetes tipe 1
- Tumor pada ovarium atau kelenjar adrenal
- Penggunaan kontrasepsi hormonal, seperti pil atau suntik KB
- Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti antipsikotik atau antiepilepsi
- Aktivitas fisik berat
Gejala Oligomenorea
Gejala utama oligomenorea adalah siklus menstruasi yang lebih jarang atau tidak teratur, dengan jeda lebih dari 35 hari, atau volume darah yang lebih sedikit dari biasanya (hipomenorea). Keluhan lain yang umum terjadi akibat oligomenorea meliputi:
- Menstruasi tidak lebih dari 9 kali dalam 1 tahun
- Sakit kepala
- Masalah kulit, seperti jerawat
- Sensasi panas (hot flashes)
- Sakit perut
- Keputihan
Kapan harus ke dokter
Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter jika mengalami siklus menstruasi yang lebih jarang atau tidak teratur, terutama jika Anda sedang merencanakan kehamilan atau siklus ini mengganggu aktivitas sehari-hari. Anda bisa berkonsultasi secara online lewat Chat Bersama Dokter.
Melalui chat, dokter mungkin akan memberikan saran pengobatan atau memberikan rujukan untuk ke rumah sakit terdekat bila Anda memerlukan pemeriksaan atau penanganan lebih lanjut.
Diagnosis Oligomenorea
Diagnosis oligomenorea dimulai dengan tanya jawab mengenai kondisi pasien. Dokter akan menanyakan kepada pasien tentang:
- Gejala yang dirasakan dan durasinya
- Penyakit yang pernah atau sedang diderita
- Riwayat menstruasi yang dialami pasien
- Obat-obatan yang pernah atau sedang digunakan
- Penggunaan kontrasepsi hormonal
Setelah tanya jawab, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama pada area vagina dan leher rahim, yang dilanjutkan dengan pemeriksaan di area perut.
Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang, yang meliputi:
- Tes darah, untuk mengetahui kadar hormon, seperti thyroid stimulating hormone (TSH), follicle stimulating hormone (FSH), luteinizing hormone (LH), prolactin, human chorionic gonadotropin (HCG) dan 17-hydroxyprogesterone (17-OHP), serta memeriksa kadar gula darah
- Tes urine, untuk mendeteksi kehamilan, infeksi, atau penyakit menular seksual
- USG kandungan, untuk mendeteksi tanda-tanda peradangan dan PCOS
- USG tiroid, untuk mendeteksi pembesaran atau tumor pada kelenjar tiroid
- CT scan panggul, untuk melihat kondisi organ reproduksi lebih jelas
Pengobatan Oligomenorea
Pengobatan oligomenorea tergantung pada penyebab yang mendasarinya dan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Jika oligomenorea disebabkan oleh pola hidup tidak sehat, dokter akan menyarankan pasien untuk menjalani perbaikan pola hidup, seperti:
- Berolahraga rutin
- Menjaga berat badan ideal
- Mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang
- Mengelola stres
- Beristirahat dan tidur dengan cukup
- Berhenti merokok
Selain menjalani pola hidup sehat, metode pengobatan medis yang dapat dilakukan untuk mengatasi oligomenorea antara lain:
- Penggantian alat kontrasepsi yang tidak sesuai jika oligomenorea disebabkan oleh jenis alat kontrasepsi tertentu
- Obat-obatan golongan gonadotropin releasing hormone (GnRH), tetapi tidak untuk jangka panjang
- Antibiotik, untuk mengobati oligomenorea akibat infeksi bakteri
- Propylthiouracil, untuk menangani oligomenorea yang disebabkan oleh hipertiroidisme
- Operasi, terapi radiasi, atau kemoterapi, untuk mengatasi oligomenorea yang disebabkan oleh tumor atau kanker
Komplikasi Oligomenorea
Jika tidak diatasi, oligomenorea dapat meningkatkan risiko terjadinya masalah kesehatan, seperti:
- Mandul
- Osteoporosis
- Kanker endometrium
- Gangguan jantung, karena rendahnya hormon estrogen yang normalnya banyak diproduksi saat masa subur
- Gangguan kecemasan, depresi, atau stres berat
Pencegahan Oligomenorea
Cara untuk mencegah oligomenorea adalah dengan menghindari penyebab terjadinya kondisi ini. Upaya pencegahan tersebut antara lain:
- Membatasi makanan tinggi gula untuk menurunkan dan mencegah peningkatan kadar gula darah
- Menjaga berat badan ideal dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang, serta rutin berolahraga
- Mengelola stres dengan baik, misalnya dengan meditasi atau yoga
- Beristirahat dan tidur yang cukup
- Tidak merokok
- Berkonsultasi ke dokter segera jika mengalami gangguan siklus menstruasi