Omegdiar adalah obat yang digunakan untuk mengatasi diare ringan hingga sedang. Obat yang tersedia dalam bentuk tablet dan sirop ini dapat digunakan oleh orang dewasa maupun anak-anak. 

Omegdiar mengandung kaolin dan pektin, yang secara alami tersedia di alam. Kaolin adalah mineral yang banyak ditemukan pada tanah liat. Sementara itu, pektin adalah serat yang secara alami terkandung dalam apel, jeruk, pir, dan artichoke.

Omegdiar

Perpaduan kaolin dan pektin dalam Omegdiar dapat mengikat bakteri dan racun penyebab diare agar bisa keluar lebih banyak dari tubuh melalui tinja. Kaolin dan pektin juga bisa menyerap air berlebih dalam saluran cerna sehingga tinja jadi lebih padat.

Varian Omegdiar

Omegdiar hadir dalam dua sediaan, yaitu:

  • Omegdiar suspensi, dengan kandungan 986,67 mg kaolin dan 22 mg pektin dalam setiap 5 ml
  • Omegdiar tablet, dengan kandungan 700 mg kaolin dan 50 mg pektin 

Apa Itu Omegdiar  

Bahan aktif Kaolin dan pektin
Golongan  Obat bebas
Kategori  Obat diare
Manfaat Mengatasi gejala diare
Digunakan oleh Dewasa dan anak >6 tahun
Omegdiar untuk ibu hamil Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. Konsultasikan ke dokter sebelum menggunakan Omegdiar.
Obat ini dapat digunakan oleh ibu hamil untuk mengurangi gejala diare, tetapi tidak boleh digunakan dalam jangka panjang karena berisiko menyebabkan anemia. Sebaiknya, tetap konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan obat ini selama hamil.
Omegdiar untuk ibu menyusui Kaolin pectin dapat digunakan oleh ibu menyusui, tetapi tidak untuk jangka panjang.
Diskusikan bersama dokter untuk alternatif obat diare lainnya yang aman selama masa menyusui, salah satunya loperamide.
Bentuk obat Tablet dan sirop

Peringatan sebelum Mengonsumsi Omegdiar 

Meski dijual bebas, Omegdiar tidak boleh digunakan sembarangan. Perhatikan hal-hal berikut sebelum mengonsumsi obat ini:

  • Beri tahu dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki. Omegdiar tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang alergi terhadap kandungan kaolin, pektin, serta kacang-kacangan, terutama kacang mete atau pistachio.
  • Jangan menggunakan Omegdiar jika Anda demam dan diare disertai darah atau lendir. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan alternatif obat lain.
  • Informasikan kepada dokter jika pernah atau sedang menderita asma atau penyakit jantung.
  • Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
  • Jangan memberikan Omegdiar kepada anak usia di bawah 3 tahun dan lansia tanpa seizin dokter.  
  • Konsultasikan ke dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Hal ini untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
  • Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat, efek samping serius, atau overdosis setelah mengonsumsi Omegdiar.

Dosis dan Aturan Pakai Omegdiar  

Secara umum, dosis dan aturan pakai Omegdiar disesuaikan dengan usia pasien dan sediaan obat. Berikut adalah penjelasannya: 

Omegdiar suspensi

  • Dewasa dan anak usia >12 tahun: 3–4 sendok takar setiap setelah buang air besar.
  • Anak usia 6–12 tahun: 2–4 sendok takar setiap kali selesai buang air besar.

Omegdiar tablet

  • Dewasa dan anak usia >12 tahun: 2 tablet setiap setelah buang air besar. Dosis maksimal 12 tablet dalam 24 jam.
  • Anak usia 6–12 tahun: 1 tablet setiap selesai buang air besar. Dosis maksimal 6 tablet dalam 24 jam. 

Cara Menggunakan Omegdiar dengan Benar 

Bacalah aturan pakai yang tertera pada kemasan produk sebelum mengonsumsi Omegdiar. Jika Anda ragu atau memiliki kondisi medis tertentu, diskusikan dengan dokter untuk mendapatkan dosis dan durasi penggunaan yang tepat.

Agar manfaat Omegdiar bisa didapatkan secara maksimal, perhatikan cara penggunaannya dengan benar berikut ini:

  • Minumlah Omegdiar setiap kali setelah buang air besar sampai keluhan diare membaik.
  • Untuk sediaan Omegdiar suspensi, kocok botol obat sebelum minum. Gunakan sendok takar yang tersedia dalam kemasan agar dosisnya tepat.
  • Bila Anda perlu menggunakan obat-obatan lain, minumlah obat tersebut 2–3 jam sebelum atau setelah mengonsumsi Omegdiar. 
  • Pastikan untuk mengganti cairan tubuh yang hilang dengan minum air putih lebih banyak, terutama dalam 24 jam pertama mengalami diare. Setelahnya, konsumsilah makanan yang lunak dan mudah dicerna, seperti bubur, roti, dan biskuit.
  • Hindari konsumsi makanan pedas, gorengan, maupun minuman berkafein dan beralkohol karena dapat memperburuk kondisi diare.
  • Jangan mengonsumsi Omegdiar dalam jangka panjang. Bila diare tidak membaik lebih dari 2 hari, atau muncul demam, mulut kering, merasa sangat haus, atau pusing seperti akan pingsan, konsultasikan dengan dokter melalui chat untuk mendapatkan pengobatan.
  • Simpan Omegdiar di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan suplemen ini dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Omegdiar dengan Obat Lain 

Kaolin dan pektin yang terkandung dalam Omegdiar dapat menimbulkan efek interaksi bila dikonsumsi bersama obat-obatan tertentu. Interaksi yang mungkin terjadi meliputi:

  • Penurunan efektivitas antibiotik tetracycline, trimethoprim, aspirin, dan klorokuin
  • Penurunan efektivitas obat jantung, seperti digoxin
  • Penurunan efektivitas obat penurun kolesterol, seperti lovastatin

Untuk menghindari risiko terjadinya efek interaksi yang tidak diinginkan, konsultasikan ke dokter jika akan menggunakan Omegdiar bersama obat, suplemen, atau produk herbal apa pun.

Efek Samping dan Bahaya Omegdiar 

Efek samping yang mungkin muncul setelah mengonsumsi Omegdiar antara lain:

Konsultasikan melalui Chat Bersama Dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung membaik atau malah memburuk. Dokter dapat memberikan saran dan obat untuk menangani efek samping yang terjadi.

Meski jarang, reaksi alergi dan efek samping serius di bawah ini bisa terjadi jika mengonsumsi obat ini lebih banyak dari dosis seharusnya:

  • Diare yang makin parah
  • Gejala hiponatremia atau hipokalemia, seperti sangat lemas, badan lunglai, gelisah, kesemutan atau mati rasa
  • Reaksi alergi berat, seperti sesak napas, mengi, demam, batuk, bengkak pada wajah atau tenggorokan, atau kejang

Bila hal tersebut terjadi dan diperlukan pertolongan medis secepatnya, dokter dapat segera menyarankan Anda untuk ke IGD terdekat.